Pertandingan ketiga akan segera di mulai dengan keadaan Riski yang masih terlihat lemas.
"Lo nggak usah bermain dulu, Ris." ucap dari Septi yang mencoba untuk membujuk Riski tidak memaksa tubuhnya.
"Gue main di pertengahan aja, ya, kak?"
"Di lihat nanti dulu aja, Ris. Kalo lo di pertengahan udah sehat seperti semula, lo boleh bermain. Tenang aja, kita akan berusaha semaksimal mungkin memenangkan game ketiga kali ini." kata Julio mencoba menenangkan hati Riski.
Riski sudah memakan makanan yang di belikan oleh Anas. Ia tak habis, entah kenapa perutnya juga terasa mual jika di isi nasi yang berlebih. Riski hanya mengambil beberapa sendok saja makanan itu.
"Pertandingan akan segera di mulai. Baiknya kita stand by di lapangan aja deh." ucap Anton, dan mereka semua berjalan menuju lapangan.
Riski berjalan di paling akhir, dengan berjalan sangat pelan. Tubuhnya masih belum seperti semula lagi. Padahal ia juga sudah minum obat juga, di belikan oleh Anas di kantin sekolah ini.