Descargar la aplicación
50% Pembalasan yang Manis / Chapter 12: Ke Kebun Binatang With Haikal

Capítulo 12: Ke Kebun Binatang With Haikal

Sesuai dengan janji mereka sebelumnya, hari ini Renata dan Anita pergi ke kebun binatang. Tapi bukan hanya mereka berdua yang pergi, melainkan Haikal juga ikut bersama mereka. Awalnya mereka hanya mau pergi bertiga, tapi Nana tiba-tiba saja merengek ingin ikut. Jadi terpaksalah Renata mengajak Nana sekalian.

Menurut Renata sikap Nana saat ini sangat aneh, pasalnya dia tidak pernah mau ikut kemanapun dia dan Haikal pergi. Dia selalu bilang takut ganggu, tapi dia maupun Haikal tidak merasa terganggu sama sekali dengan kehadirannya. Tapi anehnya pagi ini saat dia bilang ingin pergi ke kebun binatang bersama Anita dan Haikal, Nana tiba-tiba saja merengek padanya dan memintanya untuk membawanya ikut pergi. Renata tidak tahu apa yang terjadi pada adiknya itu.

Oke, kita beralih dari keanehan sikap Nana dan kembali pada kejadian sekarang. Saat ini Haikal sedang duduk di kursi kemudi dengan Renata yang ada di sampingnya. Lalu dibelakang ada Anita dan Nana.

Renata dan Haikal di depan asyik bersenda gurau. Bahkan tak jarang Haikal melakukan skinship dengan Renata, seperti mencium punggung tangan Renata, mencium pipi Renata saat lampu hijau, dan melontarkan candaan pada Renata hingga membuat gadis itu tertawa riang.

Nana biasa saja dengan sikap yang ditunjukan oleh Haikal. Dia sudah terbiasa melihat kakaknya melakukan skinship dengan kekasihnya, bahkan dia pernah memergoki kakaknya dan kekasihnya berciuman dikolam renang. Jadi hal di depannya yang dia lihat sekarang itu tidak ada apa-apanya dengan apa yang dia lihat sebelumnya.

Tapi mungkin beda dengan Anita. Dia berulang kali mengehembuskan nafas kasar melihat kemesraan sahabatnya dan tunangannya yang tidak lain adalah cinta pertamanya. Bahkan tanpa sadar dia memasang wajah masam dan cemberut. Hatinya benar-benar panas saat ini. Dia sangat iri dengan Renata. Di dalam hatinya selalu berkata, andai saja yang bertemu Haikal duluan adalah aku, pasti aku yang duduk di sampingnya dan tertawa bersamanya. Anita yang tidak tahan melihat kemesraan yang terjadi di depan matanya langsung mengalihkan wajahnya dan menatap kearah luar jendela mobil. Kedua tangannya mengepal menahan emosi.

Sekarang mereka berempat sudah tiba ditempat parkir. Haikal dan Renata menuju loket pembelian tiket dan membeli tiket untuk masuk ke dalam. Setelah mendapatkan tiketnya, mereka berempat segera masuk.

Mata Renata dan Anita berbinar melihat banyak sekali binatang yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

"Kita mau kemana duluan nih?" Tanya Haikal

"Aku ingin melihat kelinci ukuran besar!" Ucap Anita penuh semangat

"Aku ingin melihat Jerapah secara langsung!" Ucap Renata penuh semangat

Anita dan Renata mengucapkan kalimat itu secara bersamaan. Mereka menatap Haikal dengan pandangan berbinar dan tersenyum lebar.

"Nana mau kemana?" Tanya Haikal

"Terserah aja sih. Tapi melihat Jerapah lebih bagus daripada melihat kelinci." Sahut Nana

"Baiklah, ayo kita lihat Jerapah." Sahut Haikal

"Yeayy! I love you." Senang Renata

"Love you too." Balas Haikal

Lalu mereka bertiga pergi menuju kandang Jerapah meninggalkan Anita yang masih berdiri dibelakang.

Senyum Anita langsung luntur. Kedua tangannya mengepal kuat. Terlihat sekali raut marah diwajahnya.

"Kak Nita! Ayo kita lihat Jerapah!" Ucap Nana dari depan memanggilnya

Anita menghembuskan nafas dan membuangnya kasar. Dia harus bisa mengontrol emosinya agar tidak ketahuan.

"Iya!" Sahut Anita dengan nada ceria

Dia lalu berlari menuju tiga orang di depannya. Dia memasang senyum seperti tidak terjadi apapun. Sesampainya di kandang Jerapah, Renata sangat senang. Dia bahkan mengambil foto Jerapah yang sedang makan daun berkali-kali.

Anita tanpa sadar memasang wajah masamnya. Tampaknya yang menikmati kunjungan ke kebun binatang hari ini hanya mereka bertiga. Anita lagi-lagi menghembuskan nafas kasar.

"Sudah puas, lihat Jerapahnya?" Tanya Haikal lembut pada Renata

"Hm! Aku ingin Kanguru sekarang!" Sahut Renata dengan penuh semangat

"Oke, Princess." Sahut Haikal

Lalu Haikal menggenggam tangan Renata dan berjalan lebih dulu meninggalkan Nana dan Anita dibelakang. Dia membawa Renata menuju kandang Kanguru.

Nana hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kakaknya yang seperti anak kecil ketika bersama Haikal. Nana lalu berjalan menyusul kakaknya dan Haikal.

Kali ini Anita berdecak kesal. Kenapa harus selalu Renata? Kenapa Haikal hanya bertanya pada Renata? Kenapa dia tidak bertanya juga padanya? Bukankah ini tidak adil? Mungkin begitulah gerutuan Anita sejak tadi. Dia berjalan menyusul Haikal, Renata, dan Nana dengan menghentakkan kakinya. Dia merasa kesal ketika Haikal lebih mengutamakan Renata ketimbang dirinya. Padahal dia juga ingin ditanyakan dan diperhatikan oleh Haikal. Anita terlalu cemburu hingga tidak sadar jika Haikal adalah tunangan dari Renata.

Jadi sebenarnya itu hal wajar untuk Haikal lebih mengutamakan Renata. Memangnya Anita siapa hingga dia harus lebih memperhatikan Anita ketimbang Renata? Dia saja baru kenal dengan Anita, lalu apa alasannya dia harus lebih perhatian dengan Anita ketimbang Renata?

Tapi karena Anita sudah terlanjur cemburu. Jadi dia mungkin melupakan fakta itu.

*****

Hari sudah mau siang dan sejak tadi Haikal selalu menuruti apa yang menjadi kemauan Renata dan Nana. Keinginannya sama sekali tidak pernah digubris oleh Haikal. Meskipun dia berkali-kali mencoba mencari perhatian Haikal tanpa sepengetahuan Renata, tapi itu gagal. Haikal terlalu memperhatikan Renata dan Nana selalu berada tidak jauh dari Haikal, jadi mempersulitnya mendapatkan perhatian Haikal.

"Ini sudah siang, mau makan dimana?" Tanya Haikal

"Restoran Jepang!" Sahut Anita semangat

"Restoran Autralia! Aku ingin pasta!" Sahut Renata semangat

Mereka juga mengucapkan itu secara bersamaan. Mereka menatap Haikal penuh harap.

"Haikal, ayo makan di restoran Jepang. Aku ingin sekali makan di sana." Ucap Anita pada Haikal dengan wajah dibuat memelas

"Aku juga ingin pasta." Sahut Nana

"Baiklah, ayo kita makan pasta." Sahut Haikal

"Yeayy! Sayang Haikal banyak-banyak!" Sahut Renata senang

Mendengar ucapan Haikal, membuat raut wajah Anita berubah seketika. Renata yang sadar itu langsung berbicara.

"Sepertinya restoran Jepang tidak buruk." Ucap Renata

Dia hanya tidak ingin sahabatnya kecewa. Dia sadar jika sedari tadi dia terlalu fokus Haikal hingga mengabaikan Anita. Mungkin Anita sedih diabaikan olehnya sedari tadi, mungkin begitulah pikirnya.

"Tapi aku benar-benar ingin makan pasta, kak~" Rengek Nana

"Tapi Anita pengen makan di restoran Jepang, dek. Kita makan di sana saja ya. Nanti lain kali kakak bawa kamu makan pasta. Ok?" Bujuk Renata

"Baiklah." Sahut Nana lesu

"Jadi sekarang kita pergi ke restoran Jepang?" Tanya Haikal memastikan

"Iya. Ayo kita makan di restoran Jepang." Sahut Renata

Lalu mereka berempat makan ditempat makan yang diinginkan Anita. Bukannya senang, namun Anita justru memasang wajah masam. Dia tidak suka dikasihani.

Mereka berempat benar-benar makan di restoran dengan nuansa Jepang yang kental dan memesan makanan khas Jepang juga.

Anita lagi-lagi menghembuskan nafasnya kasar. Bagaimana tidak? Dia melihat Haikal dan Renata tengah suap-suapan di depan matanya. Anita tanpa sadar meletakkan sumpit yang dia pegang dengan kasar hingga menimbulkan bunyi nyaring yang menyita perhatian Renata, Haikal dan Nana.

"Aku mau ke toilet dulu." Ucapnya lalu berdiri berjalan menuju toilet

Nana yang melihat itu segera berdiri dan izin ke toilet juga.

Di dalam toilet dia melihat Anita tengah membasuh wajahnya dengan air. Dia berjalan dan berdiri di samping Anita dan mencuci tangannya.

"Bagaimana hari ini? Apakah kakak biasa saja? Ataukah merasa panas? Tapi bukankah ini sudah mau masuk musim dingin, jadi tidak mungkin kakak merasa kepanasan kan?" Ucap Nana dengan nada sinis

"Kalau nggak tahu apa-apa, diam aja!" Bentak Anita yang sudah merasa kesal

Dia lalu berjalan keluar dari toilet dengan menutup kasar pintu toilet. Sementara Nana yang melihat tingkah laku Anita barusan hanya tersenyum miring. Dapat dia simpulkan kalau Anita jatuh cinta pada Haikal dan dia merasa cemburu melihat keromatisan Haikal dan Renata. Bagaimana Nana tahu? karena sikap Anita sejak tadi terlalu mencolok dimatanya. Sejak tadi dia berusaha mencuri perhatian Haikal, dan berusaha perhatian pada Haikal yang sayangnya tidak digubris oleh Haikal.

Sekarang dia merasa puas telah membuat perempuan itu kesal. Dia juga kesal, karena daritadi dia terlihat sekali mencuri perhatian Haikal, bahkan dia juga sering memasang wajah masam ketika Haikal melakukan skinship atau hal romantis pada kakaknya. Tapi untunglah Haikal bucin pada kakaknya, jadi pemuda itu hanya fokus pada kakaknya saja tanpa memperdulikan Anita.

"Aku tidak tahu kapan dan dimana kau bertemu dengan Haikal hingga jatuh cinta padanya, tapi jika kau berniat merebut Haikal dan menyakiti kakakku, maka aku tidak akan segan-segan untuk menyakitimu balik." Ucap Nana pelan


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C12
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión