Descargar la aplicación
16.66% Pembalasan yang Manis / Chapter 4: Tentang Anita Claudia

Capítulo 4: Tentang Anita Claudia

Anita Claudia atau lebih dikenal dengan Nita adalah seorang anak yang lahir dari pasangan yang awalnya saling mencintai tapi karena adanya orang ketiga, hubungan kedua orangtuanya hampir tidak bisa diselamatkan.

Anita sejak umur lima tahun sudah sering ditinggal oleh kedua orangtuanya pergi dengan alasan sibuk. Sejak kecil Anita hanya bersama pengasuhnya dan menunggu kepulangan kedua orangtuanya yang dia sendiri tahu itu tidak mungkin. Anita tumbuh menjadi anak tanpa kasih sayang kedua orangtuanya.

Jika Anita ingat-ingat, orangtuanya bertengkar sejak dia berumur tiga tahun. Lalu saat dia berumur empat tahun kedua orangtuanya tidak pernah pulang. Paling Bundanya yang akan pulang satu atau dua kali dalam satu tahun. Ayahnya? Jangan harap. Laki-laki itu bahkan tidak pernah menjenguknya sama sekali.

Saat Anita berumur lima belas tahun, orangtuanya tiba-tiba saja pulang secara bersamaan. Anita senang melihat kepulangan kedua orangtuanya. Dia pikir, ketika kedua orangtuanya pulang artinya hubungan mereka sudah membaik. Tapi nyatanya tidak. Mereka memang pulang, tapi mereka sering bertengkar membuat Anita takut dan sering mengurung dirinya di dalam kamar. Bahkan ketika pulang sekolah tiba, Anita tidak langsung pulang melainkan mampir ke café atau mencari kesibukan lain agar tidak pulang ke rumah. Dia akan pulang saat jam makan malam, dan saat itulah kedua orangtuanya sudah tidak ada dirumah.

Anita selalu melakukan itu sampai sekarang. Tapi sial baginya hari ini pulang lebih cepat dan membuatnya harus mendengarkan pertengkaran kedua orangtuanya. Sampai ketika kata cerai keluar dari mulut kedua orangtuanya membuat Anita panik dan langsung keluar kamar. Dia mencoba menghentikan rencana kedua orangtuanya yang mau bercerai. Untunglah mereka masih mendengarkannya. Sekarang hubungan keluarganya mulai membaik. Setelah orangtuanya bicara panjang, mereka sampai pada keputusan akhir yaitu memilih untuk tetap bersama dan memulai semuanya kembali dari awal. Anita senang hubungan orangtuanya perlahan membaik. Mereka bahkan memilih untuk pindah Negara untuk menghampus kenangan buruk yang ada di sini.

Saat ini Anita sedang berada dikamarnya dan mengemasi barang-barangnya. Ketika dia ingin memasukkan barang-barangnya ke dalam koper, dia melihat sebuah album foto. Album foto itu adalah isi kenangannya bersama Rena dulu sebelum dia menghilang tiba-tiba.

"Rena. Aku tidak tinggal di sini lagi sekarang. Kamu dimana? Kenapa pergi tanpa pamit? Aku harap, aku bisa melihatmu dan memelukmu. Aku ingin kita seperti dulu." Ucapnya pelan

"Nita." Panggil seseorang

Anita menoleh ke ambang pintu dan melihat Bundanya yang sedang berjalan menghampirinya.

"Apakah kamu merindukan Rena?" Tanya Bundanya

"Iya. Nita sangat merindukannya. Dia tiba-tiba saja hilang dan tidak tahu ada dimana." Sahut Anita lirih

"Biarkan takdir menjalankan tugasnya. Jika takdir menginginkan kalian seperti dulu, maka kalian akan bertemu lagi. Bunda yakin, kau pasti akan bertemu Rena lagi." Sahut Bundanya

Anita langsung memeluk Bundanya. Dia terisak di dalam pelukan Bundanya. Setelah tenang, Bundanya melepaskan pelukan anaknya dan mengusap airmata yang membasahi pipi anaknya.

"Ini sudah malam. Penerbangannya besok jam delapan pagi. Nita tidur ya." Ucap Bundanya

"Tapi barang-barang Nita belum semua dibereskan." Sahutnya

"Biar Bunda yang membereskan sisanya. Kamu tidur aja sekarang." Sahut Bundanya

"Terimakasih, Bunda." Sahut Anita

"Sama-sama, sayang." Sahut Bundanya

*****

Setelah menempuh perjalanan hampir delapan belas jam, akhirnya mereka sampai di Negara tujuan.

"Swiss." Ucap Anita pelan

"Mobil jemputannya datang. Ayo kita naik." Ucap Ayahnya

"Kenapa Swiss?" Tanya Anita ketika sudah di mobil

"Karena Negara ini adalah tempat kami bertemu dulu dan jatuh cinta." Sahut Bundanya

"Benarkah? Lalu, apakah mungkin aku juga akan menemukan cintaku di Negara ini?" Tanya Anita

"Mungkin saja. Kau hanya perlu bersabar, mungkin seseorang itu akan datang sebentar lagi." Sahut Bundanya

Anita tersenyum senang. Dia berharap, Negara ini bisa menjadi tempatnya menemukan seseorang yang dia cintai dan teman atau sahabat yang bisa dia jadikan tempat curhat atau menghabiskan masa mudanya.

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, akhirnya dia sampai di kediaman barunya. Suasananya sangat nyaman dan tenang. Dia harap, pindahnya dia dan keluarganya ke sini akan menjadi awal baru kebahagiaan mereka. Tanpa orang ketiga atau pertengkaran lagi.

"Kenapa bengong aja? Ayo masuk." Ajak Bundanya

"Bunda duluan saja. Anita mau jalan-jalan di sekitar sini. Boleh kan?" Tanya Anita

"Boleh. Tapi jangan jauh-jauh. Nanti kamu tersesat." Sahut Bundanya

"Tidak akan." Sahut Anita

"Baiklah. Nikmati waktumu. Bunda masuk dulu." Sahut Bundanya

Setelah Bundanya masuk, Anita berjalan-jalan di sekitar rumahnya. Ternyata tidak jauh dari rumahnya ada sebuah lapangan yang sangat luas. Di sana banyak sapi yang tengah makan rumput. Anita mengeluarkan ponselnya dan memotret pemandangan yang ada di depannya.

"Ich habe dich noch nie gesehen. Bist du gerade umgezogen?" Tanya seseorang dari belakang

(Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Apa kamu baru pindah ?)

Anita menoleh kebelakang dan melihat seorang laki-laki menghampirinya.

"Huh?" Tanya Anita bingung

"Verstehst du nicht, was ich sage?" Tanya orang itu

(Apakah kamu tidak mengerti ucapanku?)

"Sorry, can you speak English? I just moved in and don't understand the language here." Sahut Anita

(Maaf, bisakah kamu bicara bahasa Inggris? Aku baru pindah dan belum mengerti bahasa di sini.)

"Oh, sorry. Introduce my name is Haikal. What your name?" Tanya orang itu

(Oh, maaf. Perkenalkan namaku Haikal. Siapa namamu?)

"Anita. Nice to meet you, Haikal." Sahut Anita

(Anita. Senang bertemu denganmu, Haikal.)

"Nice to meet you too." Sahut Haikal

(Senang juga bertemu denganmu?)

Lalu keadaan hening sesaat. Anita dan Haikal duduk bersama di hamparan padang yang luas tanpa ada yang memulai pembicaraan. Haikal asyik dengan buku ditangannya, sedangkan Anita sibuk dengan ponselnya.

Lama mereka dalam posisi itu tanpa bicara, akhirnya Haikal memulai pembicaraan untuk pamit pergi lebih dulu. Anita hanya menganggukkan kepalanya. Sekarang hanya tinggal dirinya sendirian di sana. Anita ditempat itu sampai menjelang sore dan langsung pulang. Dia langsung memasuki kamarnya dan membersihkan diri. Dia merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan mata yang menatap langit-langit rumahnya.

Dia teringat pertemuannya dengan pemuda yang bernama Haikal tadi. Seorang pemuda tampan yang membuatnya terpana sesaat.

"Haikal. Nama yang indah. Sama seperti orangnya, tampan dan Indah." Ucap Anita pelan

Perlahan bibirnya mengulas sebuah senyuman.

Dia teringat apa yang dikatakan Bundanya tadi. Negara Swiss adalah tempat Bundanya bertemu dengan Ayahnya dan jatuh cinta. Mungkin itu yang sekarang terjadi padanya. Dia bertemu seorang pemuda bernama Haikal dan jatuh cinta padanya pada pandangan pertama.

"Aku harap kita bisa bertemu lagi dan menjadi semakin dekat lagi." Ucapnya pelan dengan bibir yang masih tersenyum


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C4
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión