Harusnya dia mengobatiku dulu, baru melanjutkan pekerjaan memasaknya. Bukan malah mementingkan pekerjaan dari pada aku, toh aku juga tuan rumah di sini, yang kapan saja bisa memecatnya. Aku juga memiliki wewenang untuk melakukan itu semua. Ayah maupun Mas Brama tidak akan keberatan tentang hal itu, asal pembantu pengganti bisa lebih baik dari sebelumnya.
"Heh, harusnya kamu kesini dulu. Mengompres lukaku dan mengobatinya, baru lanjutkan tugas memasakmu itu. Apa kamu lupa kalau aku juga tuan rumah disini, apa kamu mau aku pecat, hah!" Bentakku pada Bi Siti.
Enak saja dia bersikap begitu padaku, dia fikir aku hanya orang biasa yang tidak memiliki pengaruh apa-apa di rumah ini! Jangan salah, meski aku hanya anak angkat, tapi posisiku juga sebagai istri dari Mas Brama, putra satu-satunya Ayah.