"Bibi, aku bukan putrimu. Aku adalah Subei, teman bertanya. " Subay pun mencoba menjelaskan.
Tapi mata Lin Xiruo memerah. Dia menatap Su Bei dengan tenang dan meraih wajahnya. "... Kamu memang, kamu jelas adalah putri. Ibu tahu kamu tidak mati. Siapa bilang kamu mati? Tidak, mereka semua omong kosong!
Jari-jarinya dengan lembut diletakkan di wajah Su Bei. Ada detak jantung yang tidak bisa dijelaskan di lubuk hatinya. Ia menyerah dan menatap mata Lin Xiruo.
Ini adalah sepasang mata yang penuh kasih sayang dan penuh harapan. Tiba-tiba, matanya dipenuhi dengan warna cerah, seolah-olah seluruh dunianya telah menyala. Dia menatap Su Bei dengan mata seperti ini. Su Bei tidak bisa menolak tatapan ini sekaligus.
Mungkin dia juga seorang ibu, dan dia sangat memahami pentingnya seorang anak bagi dirinya sendiri.