Sore itu, rombongan Pak Yan yang di dalamnya ada Ren dan teman-temannya, keluar dari showroom untuk pergi ke showroom lain yang biasa menjadi langganan Pak Yan bila mencari mobil atau motor, entah bagi dia atau bagi karyawannya.
"Ayo, Nona Yun! Ikut juga bersama kami!" ajak Ren pada Yun.
Awalnya Yun ragu, pantaskah dia ada bersama rombongan sekelas Pak Yan? Tapi Ren memaksa dan Yun pun mengangguk setuju.
Tinggallah Shen dan yang lainnya masih melongo menatap kepergian rombongan itu.
Setelah rombongan Pak Yan benar-benar pergi dari tempat tersebut, segera manajer memanggil Shen agar datang ke kantornya.
"Dasar pelacur tolol!" Manajer itu memukul Shen beberapa kali di wajahnya. Shen menjerit namun tidak menghentikan tindakan si manajer. "Kau menghilangkan kesempatan kita memiliki kakap besar ahh bukan, tapi paus! Paus besar seperti Pak Yan! Kau dan otak udangmu! Juga mulut sampahmu!"
"Ampun, Pak! Ampun! Hu hu huuu …." Shen mencoba mengelak pukulan manajernya sambil menangis.