_______
Jika dekorasi adalah kerangka setiap pesta, dan pelaksanaannya adalah kulit yang menutupi kekakuannya, maka tamu adalah jantung yang membuatnya hidup. Apakah tidak apa - apa membiarkan aku menangani hal ini ?
"Apa yang akan kamu lakukan jika aku mengundang orang yang salah?"
Status sebuah pesta tergantung dari orang yang mengambil bagian di dalamnya. Sudah beberapa tahun aku meninggalkan pergaulan kelas atas, bagaimana jika aku secara tidak sengaja mengundang seseorang dengan reputasi buruk?
"Apapun yang kamu lakukan adalah hal yang benar."
Terkadang, aku bingung dengan cara apa Cassius menjadi CEO E & C, jika penilaiannya sebegitu bias. Tekanan di atasku bertambah berat, tetapi aku sudah mengatakan akan melakukannya. Jadi aku gigit peluru yang kutembak sendiri, menerima akhirnya
"Orang seperti apa yang kamu ingin undang ? Apakah ada tamu yang harus datang ?"
"Sesukamu saja. Untuk masalah keluarga, aku akan melakukannya."
Sebelum aku dapat meyakinkannya untuk membiarkan aku melakukannya, Cassius sudah melanjutkan ke topik selanjutnya, mengirimkan aku sebuah file dari melalui email.
"Ini file template yang sudah ku siapkan. Terserah kamu memakainya atau tidak."
"….."
Berarti, satu - satunya tugasku hanyalah menyeleksi tamu.
Ini pernikahanku, tetapi aku terasa seperti penonton.
Sebagian dari diriku terperangah atas situasi ini.
Bukankah perencanaan biasa dilakukan oleh pihak perempuan?
Jika aku adalah pria aku sudah pasti akan menikahi ulang Cassius yang begitu siapnya.
"Ayo masuk, kamu ingin melanjutkan film Queen of Gambit kan ?"
Aku menyerah dan mengikutinya.
_________
Saat terbangun aku sudah berada di ranjang, terakhir kali kuingat aku berada di sofa menonton episode 4 Queen's gambit saat Beth lulus sekolah. Melihat selimut yang tertarik sampai leherku aku mengerti. Cassius memindahkanku setelah aku bangun tidur.
Jam 10 siang. Waktu yang sempurna untuk mengumpulkan informasi. Untungnya, saat aku masih tinggal bersama teman terdekatku- Rai Schubert- seorang yang majornya computer science- ia memberikanku program dengan kemampuan mencari informasi tentang siapapun .
Ini hadiah ulang tahunku saat aku sedang kesulitan menemukan inspirasi menulis, di tahun pertama aku memutuskan jadi penulis. Aku ingat sekali, rupa wajahnya di tengah - tengah terang redup dari lilin, dan bagaimana ku merinding selagi ia berkata,
"Di dunia ini ada banyak hal menarik. Pakai saja informasi mereka saat kamu kehabisan ide. Tuh mereka juga meninggalkan jejaknya di internet."
Ini sedikit tidak beretika, jadi aku jarang menggunakannya. Siapa duga aku akan memakainya seperti ini?
Di luar dari program ini, aku juga belajar sedikit programming dan hacking darinya. Sementara, aku mencoba untuk mengajarkan teori bisnis. Tetapi Rai selalu ketiduran, jadi aku pindah ke hal yang lebih praktis- piano.
Dari pengalaman itu, aku belajar untuk tidak pernah meremehkan reaksi dan kecepatan tangan seorang dari jurusan programming. Satu - satunya alasan aku belum berhenti dari piano karena depresi setelah itu- kurangnya emosi di pertunjukannya.
Hal pertama yang aku lakukan adalah mempersempit calon tamu ke orang - orang yang melakukan kerjasama dengan E & C. Hasilnya.. 411 partner. Aku hampir tersedak membaca itu.
Selanjutnya, menyaring perusahaan dan partner yang terkemuka, terdapat 103 orang tersisa. Meskipun Cassius berargumen bahwa pernikahan kita harus agung, aku tidak ingin pestanya terlalu banyak orang. Belum termaksud keluarga Cassius, kuota dari pesta ini aku tentukan untuk 150 orang.
Menyingkirkan orang dengan reputasi buruk, sisanya 79 orang. Dari situ, aku menyingkirkan perempuan dengan nama depan E, terdapat 3. Setelah mencari informasi, terdapat 2 orang yang antara sakit atau keluarganya sakit. Sekarang tersisa, 74 orang.
Undangan yang diberikan mengandung sistem + 1, jadi secara total, sekitar 148 orang akan datang. Sepertinya ini sudah cukup kan ? Di saat itu, aku mendapat sebuah email.
'Ini daftar orang yang datang ke pernikahan Susana, kalau kamu ingin balas dendam.'
Baru terasa kemarin saat aku masih terobsesi dengan Jason. Tetapi siapa dia untuk mengambil tempat di hatiku ? Jika dia sudah melupakanku untuk Susana, aku tidak akan membuat ruang untuk sampah di hatiku.
Dari mimpiku dan waktu terbangunku.
Akan kuhapus kamu.
'Tidak usah.'
Orang seperti apa aku jika aku memakai berlian untuk menghancurkan batu. Terkadang, kamu harus mundur untuk menyadari nilai sesuatu barang.
Karena aku sudah memilih daftar tamu, dan template sudah dibuat oleh Cassius, sekarang sisa tugas menghubungi Toko print untuk mencetak undangan. Untuk hal seperti ini, sebenarnya satu telepon cukup, tetapi ku sedang berada di mood untuk pergi.
Teringat oleh sesuatu sebelum pergi, aku memberi Rai sebuah panggilan, melebihi Susana dan Jason, ia adalah teman terbaikku. Seharusnya, aku memberitahu dia pertama mengenai perselingkuhan Jason, tetapi keberadaan Cassius membuatku lupa.
"Setelah melupakanku untuk 3 minggu kamu akhirnya ingat untuk menghubungiku ?"
Aku bisa mendengar keluhan di suaranya, sejak dulu Rai sangat lekat denganku. Kami hampir tidak pernah terpisah, kecuali karena pekerjaan. Dan meskipun ia tidak pernah menghalangi hubunganku dengan Jason, saat mantan pacarku komplain tentang kami hidup bersama, dia tidak pernah setuju untuk pisah.
Sekarang, aku tidak akan pernah kembali kepadanya.
"Jadi kapan kamu akan kembali ?"
"Tentang itu, Rai, sepertinya aku akan menikah. Jadi sebaiknya jika kita harus berpisah rumah."
Satu detik. Dua detik. Tiga detik.
"Apa? Akhirnya kamu dan Jason berhenti main tag? Siapa yang menangkap siapa ?"
Aku menghela nafas, ini akan susah untuk dijelaskan.
"Bukan Jason, jadi yang terjadi adalah….."
Tidak menyembunyikan satu pun detail, aku membocorkan semua kejadian, dari perselingkuhan mereka ke tawaran Cassius. Balas dendamku dan bagaimana aku mulai melihat Cassius sebagai priaku.
"….."
"Hello?"
"El," jaringan diantara kami sepertinya bermasalah, hanya keheningan menyertai, "sebenarnya kamu menganggap aku sebagai apa ? Semua ini terjadi dan kamu tidak memberitahukan aku apa - apa ? Daripada menikahi Cassius atau siapa namanya, seharusnya kamu kembali kesini."
Aneh, kenapa suara Rai seperti ia pilek. Sakit tenggorokan. Atau mungkin koneksinya ?
"Ini cara tercepat untuk menyingkirkan Ken. Jika aku tidak bergerak cepat ia akan memberitahukan ibuku dan aku akan dipaksa menikah denganya. Lebih baik bersama dengan orang yang kupilih daripada orang gila seperti Ken."
"Kita kan bisa pindah kota. Sejak awal seharusnya dia tidak bisa menemukan kamu disini. Kamu tahu usaha yang aku taruh untuk menyembunyikan kamu selama ini-"
Terasa seperti aku hampir menemukan suatu kebenaran yang besar. Ternyata Rai alasan aku tidak pernah ditemukan selama ini meskipun aku tidak mengganti nama.
Tetap saja, di hadapan keluargaku yang rela melakukan hal imoral untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Halangan seperti Rai akan membahayakannya. Aku lega bisa berhenti membebaninya dengan pilihan ini.
"Lupakan itu. Pokoknya, aku tidak bisa mendukung keputusan kamu. Jika dia adalah pria lain, masih tidak apa - apa. Tahukah kamu, siapa dia, apa yang dia pernah lakukan kepada-"
Rai berhenti tiba - tiba seperti menyadari sesuatu. Terkadang aku menemukan dia seperti ini, salah satu alasan aku tidak dapat mempercayainya sepenuhnya. Seperti ia takut berjalan di atas beberapa topik, bagaikan topik itu kaca dan aku akan tertusuk olehnya.
Saat kami membicarakan keluargaku, masa lalu.
Aku paling membenci bagian itu, terutama karena ingatanku mengenai beberapa hal buyar.
Entah kenapa, aku sering melupakan hal tersebut. Kepala yang sakit setiap kali aku mencoba untuk mengingat apa saja yang aku lupa.
"Dengar, El, keluarga dia itu penuh oleh hal yang kamu benci. Meskipun dia hanya umur 35, dia sudah punya-"
"Hentikan Rai. Aku tidak akan menilai seseorang berdasarkan keluarganya. Hari ini aku menghubungimu untuk mengundangmu datang di pernikahanku. Jika kamu tidak setuju jangan datang."
Dan dengan begitu aku mematikan panggilannya.
Perasaanku mengenai argumen kami membuatku terombang - ambing. Rumah yang akan pecah. Lilin yang akan segera mati.
'Jangan datang Rai.'
___________
Toko - toko di jalan Octavia menarik mata dengan eksteriornya yang masing - masing unik. Kafe dimana depannya terbuat dari kayu dengan tanaman merambat. Toko CD retro. Dan tempat yang kucari- Pitoy's printing Shop.
'Ding Ding"
Kubuka pintu toko itu hanya untuk merasa keinginan besar untuk keluar dari toko itu. Rambut keriting pirang itu. Mata biru seperti langit october. Seperti domba dalam jaket putihnya. Tampilan polos yang menipu. Jason Cua.
Tetapi, sudah telat, pandangan semua orang di toko itu sudah menuju kepadaku. Satu tangan menjijikkan bergerak untuk memegangku. Ku mundur tepat waktu untuk menghindarinya.
"Eliana - tunggu."
"Supaya kamu bisa mengkhianati aku lagi ?"
Kupikir aku sudah memutus semua perasaanku untuk Jason. Dan meskipun sudah tidak lagi ada kupu - kupu di perutku saat aku memikirkannya. Kepedihan itu. Rasa sakit itu. Masih tertinggal.
"Ini bukan apa yang kamu pikir. Aku bukan yang mengirim pesan itu-"
Adegan dua tubuh terlilit bermain di kepalaku. Suara ciuman. Menjijikkan. Aku ingin mencuci mataku dengan pemutih.
"Dan ? Tidak penting siapa yang mengirim pesan itu. Yang jelas kamu selingkuh dariku. Bukankah kamu disini untuk pernikahanmu dengan Susana ?"
"Eliana - aku tidak ada pilihan. Aku sudah mengumumkan pernikahanku ke semua orang yang aku tahu untuk-"
Bagaimana bisa gigi yang begitu putih dipenuhi oleh kebohongan. Dari jauh aku bisa mendengar kebusukan katanya. Terlalu munafik.
"Jangan bilang untukku! Pada hari itu aku lihat apa yang terjadi."
"Kamu bilang bukan kamu yang mengirim pesan itu. Lalu apa yang akan kamu lakukan ? Menipuku selamanya?"
Aku akan menamparnya jika bukan karena aku terlalu geli untuk memegang kulitnya. Pria yang bahkan tidak tahu dimana ia salah. Pria yang hanya memikirkan dirinya. Berengsek.
"Jason Cua. Ada begitu banyak pria di dunia ini. Apakah kamu percaya bahkan untuk sedetik bahwa aku rela bersama peselingkuh sepertimu ?"
Batasan bawahku adalah terlibat dalam hubungan kompleks. Jika ada seseorang dapat menerobos melalui tembok rumah itu, maka hubungan itu fondasinya memang rusak. Lebih baik mencari rumah lain.
"Aku tidak perlu barang bekas."
Tidak akan pernah memungut barang milik orang lain.
"Susana menginginkanmu ? Silahkan, aku sudah membuangmu pada hari itu."
Aku keluar dari toko itu tanpa ragu.
Ironi terbesar.