"Bertahanlah, Ange," ucap Jeremiah, yang tak mampu menahan duka yang telah menyelimuti perasaannya. Ange sudah layaknya saudara perempuan baginya.
Persahabatan mereka layaknya dua kutub magnet yang selalu lekat ke mana pun. Kehilangan Jason saja sudah begitu menghancurkan hatinya, kini harus gugur satu lagi sahabatnya.
Ia tak menyangka, kehadiran Mirielle yang berarti berakhirnya tugas Ange, berarti berakhir juga keberadaannya di dunia ini. Andai ia tahu hal ini akan terjadi, ia tak akan sibuk dengan dunianya sendiri. Pastilah ia akan menghabiskan waktu bersama Ange lebih lama.
Jeremiah bangkit kembali, berlari sembari mengusap air mata yang mulai berlinang tanpa bisa ia kendalikan. Berulang kali kalimat yang sama ia gumamkan agar setidaknya Ange tetap hidup sampai tiba di tanah kelahirannya, di mana mereka pada akhirnya dipertemukan.
Ia merasakan ketukan lembut di kepalanya.