Ariela masih belum mau terjun bersama dengan suaminya. Ia masih merasa takut dan juga gugup. Kedua kakinya sudah gemetar, kedua telapak tangannya juga sudah mengeluarkan keringat. Ariela juga merasa tubuhnya sudah panas dingin. Ia benar-benar merasa takut.
Rey yang melihatnya langsung tertawa. "Ayo sayang, semuanya akan baik-baik saja."
Ariela menatap suaminya. "Apa jaminannya?"
Rey menggaruk belakang kepalanya. Ia harus bersabar menghadapi istrinya.
"Apa saja yang kamu inginkan, aku akan mewujudkannya. Bagaimana?"
"Tidak mau!"
Rey menghela napasnya lalu ia mendekati istrinya. "Jadi maunya apa?"
"Aku masih memikirkannya."
Rey tertawa lalu ia memeluk istrinya dengan erat. Tanpa berbicara pada wanita kesayangannya itu. Rey langsung menjatuhkan tubuh mereka berdua dari jembatan yang memiliki ketinggian 43 meter di atas sungai itu.