Descargar la aplicación
2.97% REY: POSSESSIVE BOYFRIEND / Chapter 12: POSSESSIVE - Karena Kasihan?

Capítulo 12: POSSESSIVE - Karena Kasihan?

Retta sedang berbincang dengan cowok yang tinggi badannya tak jauh dari tinggi badannya, rambut yang terlihat begitu rapi dan juga dasi yang masih terpasang apik di kemejanya.

Seorang cowok memperhatikan hal itu sampai akhirnya dia melangkahkan kakinya dengan santai menuju ke tempat di mana cowok itu dan juga Retta berada.

"Udah selesai urusannya dengan cewek gue?" tanya orang itu yang membuat kedua orang yang semula tengah berbicara menjadi terdiam dengan seketika.

Retta melirik ke arah di mana cowok itu berada, memperhatikan ekspresi yang cowok itu pasang. Retta tanda tanya apakah kalimat yang sudah dia ucapkan itu benar atau tidak.

"Eh, masih ada yang ingin gue bicarakan dengan dia." Cowok yang semula bersama dengan Retta menjawab dengan menggunakan nada yang terdengar sedikit gugup, bahkan pandangan mendadak menunduk.

"Penting?" tanya orang yang baru saja datang sambil menatap cowok itu dengan begitu serius.

Dengan penuh kejujuran cowok itu menggelengkan kepalanya tanpa menaikkan pandangannya. "Tidak terlalu," jawab cowok itu.

"Silakan pergi," ujar orang itu dengan begitu enteng.

Tidak berucap apa pun lagi, dia langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Retta bersama dengan cowok yang cukup dia kenali siapa orang itu dan hal tersebut yang membuat dia lebih memilih untuk pergi.

Gila nih orang ngusirnya halus banget, tapi tuh orang sampai pergi beneran tanpa membantah.

Retta memperhatikan cowok yang ada di hadapannya dengan tatapan yang tanda tanya. "Apa lo bilang tadi?"

"Yang mana?" tanya orang itu dengan begitu santai.

"Cewek gue? Apa itu? Gue gak salah denger?" Retta cukup kebingungan saat mendengar hal itu.

Tanpa ada sebuah keraguan, dia menganggukkan kepalanya. "Ya, Retta."

"Wait ... maksudnya bagaimana nih?" Sampai saat ini Retta masih kebingungan di sini.

"Lo mengatakan kalau jawaban sepupu lo akan sama dengan jawaban lo bukan?" tanya Rey dengan begitu santai sambil menatap cewek yang sudah dia aku sebagai miliknya.

Setelah mendengar hal itu, Retta masih kebingungan di sini. "Memangnya dia jawab apa?" tanya Retta langsung.

"Ya," jawab Rey dengan begitu enteng.

Mendengar hal itu Retta membelalakkan matanya merasa tidak percaya dengan apa yang sudah Rey ucapkan. "Lo serius?" masih ada sebuah keraguan dalam diri Retta sekarang.

"Untuk apa gue bercanda?" tanya balik Rey dengan sangat rinngan. Tidak ada sebuah keuntungan untuk Rey kalau dia berbohong mengenai hal ini.

"Kenapa lo bisa dengan mudah mengambil hatinya untuk menyetujui hubungan kita?" Benar-benar Retta masih begitu tanda tanya akan hal ini.

Retta cukup tahu bagaimana karakter sepupunya, sehingga dia semakin kebingungan setelah mendengar jawaban itu.

Apa mungkin kalau sepupunya memang mengiyakan hal tersebut?

"Karena gue rasa dia sebagai cowok bisa membedakan mana cowok yang akan serius dan yang akan main-main."

Rey mengutarakan apa yang kemungkinan menjadi alasan kenapa Reynard bisa memberikan izin padanya untuk menjadi pacarnya Retta.

"Jadi, gue sekarang adalah pacar lo?" Tatapan mata Retta masih kebingungan dan juga masih diisi oleh sebuah keraguan.

"Ya. You are mine, Retta Angelistha."

Glek

Dengan seketika saliva milik Retta turun secara paksa setelah mendengar Rey yang berucap dengan menggunakan nada yang begitu serius serta suara yang terdengar cukup serak.

Flashback

"Intinya apa? Lo menyetujuinya atau tidak?" tanya Rey Putra yang ingin sebuah kesimpulan dari semua ini.

Mendapatkan pertanyaan seperti itu membuat Reynard menarik napasnya dengan begitu dalam, Reynard memperhatikan sejenak cowok yang ada di hadapannya.

Memang dia jauh dari sebuah keraguan pada cowok itu, hanya saja berat bagi dirinya untuk melepaskan Retta menjalin sebuah hubungan bersama dengan cowok, setelah baru beberapa hari Retta putus.

"Asalkan lo bisa menjaga dia dan tidak menyakiti dia." Reynard menyetujuinya dengan sebuah syarat di dalamnya, karena dia memang tidak akan begitu saja memberikan izin.

Rey menganggukkan kepalanya. "Dari awal gue bertemu dengan dia, gue sudah tidak rela melihat dia diperlakukan tidak pantas oleh cowoknya."

Alis Reynard terangkat sebelah. "Lo ingin bersama dengan Retta, karena lo kasihan sama dia?" tanya Reynard yang semakin memperserius nada bicaranya.

Dengan cepat Rey Putra menggelengkan kepalanya. "Hal itu sama sekali bukan alasan yang gue miliki," jawab Rey yang memang alasan utamanya bukan karena hal itu.

"Kalau lo ingin pacaran dengan dia karena kasihan, mending jangan. Dia tidak butuh belas kasihan dari lo!" terang Reynard dengan nada yang sudah sangat serius.

Di sini Reynard merasa sedikit tersinggung hatinya saat mendengar hal itu, tapi sepertinya sudut pandang yang Reynard gunakan berbeda dengan sudut pandang Rey Putra saat memberitahukan hal itu.

"Lo gak perlu negative thinking dulu. Jujur, dari awal gue melihat dia, gue ngerasa kalau dia bukan cewek yang biasa aja. Dia berbeda dari cewek yang sudah gue temui sebelumnya."

Setelah Rey Putra mengucapkan hal itu, Reynard masih terus menatap cowok di hadapannya untuk lebih menjelaskan apa yang menjadi alasan kenapa dia berucap seperti itu.

"Sejak awal gue sudah suka sama dia, kemudian secara tidak sengaja melihat dia dengan cowok dan perlakuan cowoknya sama sekali tidak gue sukai."

Rey menarik napasnya sejenak, melihat ekspresi yang Reynard pasang membuat Rey tahu kalau orang yang ada di hadapannya memang begitu menjaga Retta, bahkan sampai hal perasaannya.

"Gue gak rela dia berada dalam hubungan yang toxic. Gue ingin dia bersama dengan cowok yang tepat, bersama dengan cowok yang bisa menghargai dia, dan gue rasa gue bisa melakukannya."

Cukup membuat Reynard terdiam saat mendengar sebuah penuturan yang mana Rey begitu yakin kalau dia adalah cowok yang bisa menghargai Retta dengan begitu serius dan juga cara yang tepat.

"Berani merendahkan, apalagi menyakiti dia, lo BERURUSAN dengan GUE!" tekan Reynard yang sudah benar-benar begitu serius.

Rey Putra sedikit terkejut saat Reynard benar-benar menekan dan juga menaikkan nada bicaranya saat membahas hal itu, tapi semua itu tidak membuat nyalinya ciut.

Dengan penuh keyakinan dan juga keberanian, Rey Putra menganggukkan kepalanya. "Gue akan tanggung semua resikonya." Di sini Rey Putra juga cukup serius.

"Pegang ucapan lo!" tekan Reynard lagi.

"Ya. Gue rasa gue gak salah memilih cewek." Rey mengungkapkan apa yang dia pikirkan.

"Dia mungkin bisa dibuat jatuh cinta sama lo dan mungkin dia bisa lemah karena rasa yang dia miliki sama, tapi jangan sampai lo memanfaatkan semua itu untuk menyakitinya."

Rey menggelengkan kepalanya. "Sepertinya lo benar-benar menjaga dia," ujar Rey setelah dia mendengarkan sebuah peringatan demi peringatan yang Reynard keluarkan.

"Sangat. Jadi, jangan coba-coba untuk menyakitinya karena lo akan berusan dengan gue!"


Capítulo 13: POSSESSIVE - Zona Toxic

Di dalam kelas banyak murid yang sedang merapikan peralatan belajar yang sudah mereka gunakan, tapi tak sedikit juga yang sudah keluar dari kelasnya, karena sudah merasakan yang namanya bosan.

Retta juga sekarang tengah memasukkan buku yang sudah dia gunakan ke dalam tasnya. Dengan santai Retta membuka handphone-nya setelah dia mengetahui kalau ada sebuah pesan masuk.

[Gue ada di depan Kelas lo, istirahat sama gue. Jangan sama cowok lain.]

Retta begitu membelalakkan matanya saat dia membaca pesan dari cowok yang sekarang sudah resmi berstatus sebagai pacarnya. Retta tidak pernah mengira sebelumnya kalau Rey cukup posesif dalam hal ini.

"Ta Kantin kuy," ajak Delis setelah dia bangkit dari tempat duduknya.

Dengan santai cewek bertubuh imut dengan rambut curly menganggukkan kepalanya. "Iya, yuk Kantin." Sea juga ikut mengajak Retta untuk pergi ke Kantin bersama.

Retta kebingungan setelah mendengar ajakan dari kedua temannya. "Gue kali ini gak sama kalian," jawab Retta dengan nada yang cukup ragu.

"Lo mau sama siapa? Gak mungkin sama Arkan kan?" Sea begitu mempertanyakan hal ini.

Sea tahu kalau Retta sekarang sudah tidak ada sebuah hubungan apa pun dengan Arkan, sehingga cukup tidak mungkin kalau Retta sekarang akan ke Kantin bersama dengan Arkan.

"Retta, ada cowok yang nunggu lo tuh di luar." Seseorang berteriak saat baru saja masuk ke Kelas.

"Oh, iya. Bentar juga gue mau keluar kok."

"Lo mau ke Kantin sama siapa?" Delis bertanya akan hal itu, karena dia cukup penasaran dengan semua ini. Tatapan mata Delis begitu serius ketika menanyakan dengan siapa Retta akan pergi ke Kantin.

Retta menatap balik temannya. "Rey."

Kedua bola mata Delis dan juga Sea membelalak. "Cowok baru yang waktu itu tanding basket sama Arkan bukan?" tanya Sea dengan volume yang begitu kencang.

Retta menganggukkan kepalanya.

"Lo sama dia ada hubungan atau apa?" tanya Sea yang merasa penasaran dengan semua ini.

"Lo yakin Ta ingin menjalin kembali hubungan dalam waktu yang dekat setelah semua yang sudah terjadi kemarin, apalagi sama cowok baru?" tanya Delis yang benar-benar tidak percaya dengan hal ini.

Di sini Delis bukan hanya tidak percaya, tapi dirinya masih merasa seperti trauma dengan yang sudah terjadi kemarin. Dirinya cukup tahu Retta itu seperti apa, sehingga saat Retta diperlakukan seperti itu, maka dia cukup tidak menyangka.

"Apa lo gak takut kalau hal kemarin kembali terulang lagi, terlebih dia juga kan jadi inceran banyak cewek? Kayaknya dia juga bakalan jadi most wanted Garuda Ta," lanjut Sea yang cukup ketakutan.

Mendengar apa yang sudah teman-temannya ucapkan, Retta sendiri malah semakin teringat akan hal tersebut dan sekarang dia merasa cukup takut akan hal itu, tapi hubungannya sudah terlanjur terjalin.

Sangat tidak mungkin kalau sekarang dia mendadak meminta untuk putus, terlebih sebelumnya juga dia sudah mengatakan apa pun yang Reynard ucapkan maka itu juga jawabannya.

Di sini Retta bersama dengan Rey bukan semata-mata karena terjebak oleh apa yang sudah Reynard ucapkan, tapi memang dirinya juga merasa nyaman dan tertarik pada Rey.

"Lo berdua ngapain malah nakut-nakutin gue?" tanya Retta yang merasa cukup kesal setelah mendengar kalimat yang sudah teman-temannya ucapkan.

"Bukan nakutin sih, tapi ya emang lo gak takut gitu kejadiannya bakalan kayak kemarin?" tanya Sea.

Sama sekali tidak ada niat untuk menakuti, mereka hanya mengatakan hal itu agar Retta mampu berpikir ulang sebelum dia memutuskan untuk kembali menjalin sebuah hubungan.

Sekarang memang belum ada yang tahu kalau sebenarnya Retta dan juga Rey sudah resmi pacaran, karena memang tidak ada niatan dalam diri Retta untuk mengumbar status mereka dalam jangka waktu dekat.

Bukan karena Retta yang malu mengakui kalau dirinya adalah pacar dari Rey, karena tidak ada sebuah hal yang mampu membuat Retta malu dalam diri seorang Rey Putra.

Alasan utama yang membuat Retta belum mempublikasikan statusnya dengan Rey, karena memang dia baru saja putus dan berita putus dirinya dengan Arkan sedang menyebar dan menjadi topik perbincangan yang hangat di SMA Garuda.

Selain Retta yang malas kembali menjadi tokoh dalam gosip mereka, Retta juga masih merasakan yang namanya takut kalau dia jatuh ke dalam hubungan yang seperti kemarin, tapi tidak bisa dibohongi kalau dia tidak bisa menolak Rey.

"Gue udah tunggu cukup lama di luar," ucap seorang dengan nada yang begitu lembut dan dia mengucapkan kalimat itu tepat di samping telinga Retta.

Banyak pasang mata yang tertuju pada cowok berambut dark blue yang sekarang tengah berdiri tepat di belakang Retta dengan jarak yang begitu dekat.

Mendengar suara yang dia ingat milik siapa, terlebih kalimatnya seperti itu, membuat Retta perlahan membalikkan tubuhnya ke arah di mana cowok yang sudah berucap itu berdiri.

Retta menatap serius cowok di hadapannya dengan tatapan yang sulit untuk didefinisikan. Melihat secara langsung Rey menghampiri Retta, membuat teman-temannya semakin tanda tanya dan tidak menyangka dengan hal ini.

"Sorry, gue tadi abis ngomong dulu sama temen-temen gue." Retta berucap cukup pelan, karena memang dia tidak ingin banyak orang yang mendengarnya.

Rey dengan santai menganggukkan kepalanya, dia tidak ingin mengucapkan kalimat apa pun lagi pada Retta, karena hal yang dia inginkan adalah Retta yang ikut bersama dengannya.

"Guys, gue duluan ya."

Setelah itu Retta melangkahkan kakinya dengan santai yang diikuti oleh Rey di sampingnya. Begitu banyak pasang mata yang sekarang memperhatikan Retta yang jalan bersama dengan Rey.

Banyak yang tanda tanya kenapa sekarang Retta bisa bersama dengan Rey, terlebih Rey sendiri yang menemui Retta di Kelasnya. Hal ini cukup menjadi perbincangan yang melihat.

"Mereka membicarakan masalah yang kemarin?" tanya Rey sambil fokus memperhatikan cewek yang berada di sampingnya.

Dengan berat Retta menganggukkan kepalanya. "Mereka takut kalau gue masuk ke zona toxic relationship kayak kemarin," ucap Retta dengan santai.

"Lo punya pikiran kalau hubungan kita akan seperti itu?" tanya Rey dengan cukup serius, bahkan Rey sampai menghentikan langkah kakinya hanya untuk menunggu sebuah jawaban dari Retta.


REFLEXIONES DE LOS CREADORES
Van_Pebriyan Van_Pebriyan

Apakah Rey akan bisa menghilangkan trauma Retta?

Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C12
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank 200+ Clasificación PS
    Stone 0 Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión

    tip Comentario de párrafo

    ¡La función de comentarios de párrafo ya está en la Web! Mueva el mouse sobre cualquier párrafo y haga clic en el icono para agregar su comentario.

    Además, siempre puedes desactivarlo en Ajustes.

    ENTIENDO