Descargar la aplicación
12.69% DENDAM MEMBAWA NIKMAT / Chapter 8: Karin Di Bebaskan!

Capítulo 8: Karin Di Bebaskan!

Karin menjelaskan,

"Kakak akan tahu dia setelah kakak mengeluarkan batu kalung hitam itu!" Karin menunjuk kalung giok hitam milik leluhurnya.

"Ratu mustika telah memiliki salah satu permata koleksi keluarga kami...tetapi itu hanya bagian depannya istana nya saja... sedang bagian belakang batu istana milikku tersimpan di batu giok hitam itu?" kata Karin.

"Aku tak mengerti!" kata Zaenab bingung.

"Kakak akan mengerti setelah kita sampai di Turki!"

"Baiklah! aku harus mengurus semua dokumen milikku!' kata Zaenab.

***

Hari itu,

Zaenab resain dari rumah sakit tempatnya bekerja

Mengurus Paspor dan Visa ke Turki.

Karin memberikan uang banyak sekali, tabungan milik ibunya.

"Bagaimana kalau guru marah... aku mengambil uang dan permata ini tanpa izin?!" Zaenab jadi takut.

"Jangan khawatir... ibu ku sangat kaya...uang itu disediakan untukku... kalau kelak aku menikah!" Karin terdiam. Dia sudah di nikahi Garin Anggara setengah resmi. Pernikahan palsu. Badannya Karin, jiwanya Widya.

Karin dan Zaenab akhirnya berangkat ke Turki.

**"**

Rumah Sakit Medika,_

Pasangan pengantin baru ke rumah sakit.

"Apa Karin sudah mati?" tanya Widya. kepada Garin Anggara. Dia sebenarnya sangat takut Karin menuntut tubuhnya kembali.

"Tidak... dia hanya jiwa yang tersesat tanpa raga?" jawab Garin Anggara meyakinkan istrinya.

Widya masih ragu. Dia trauma pernah tersesat ke alam roh.

"Bagaimana kalau dia nanti kembali lagi mengambil badannya?" tanya Widya. Gadis itu ketakutan sendiri.

"Tidak akan.. Mulai sekarang, kita hidup merdeka. Karin tak berani mengganggu kita.

Kita bisa bebas bercinta!" Garin Anggara tersenyum-senyum.

Garin Anggara menikmati persatuannya dengan Karin.

Widya tidak tahu itu.

Sesungguhnya suaminya itu telah berselingkuh.

Widya tersenyum bahagia. Dia percaya dengan suaminya.

Meski demikian, Widya tetap khawatir, kalau-kalau Karin muncul dan mencuri kesempatan, masuk ke tubuhnya.

Widya sudah bisa menyesuaikan diri dengan tubuh barunya. Karin adalah Widya. Widya adalah Karin. Satu Tubuh. Satu Jiwa. Satu Rasa. Satu Cinta !

Widya membaca mantra yang di berikan Ki Joyo ayah mertuanya.

***

Kerajaan gaib di Turki,__

Pertemuan singkat antara Ratu Mustika dengan Zaenab berlangsung.

Ratu Mustika berkenan menerima Zaenab di istananya.

Sebagai penggiat dunia mistisme, Zaenab biasa keluar masuk alam gaib termasuk alam Barzah.

Zaenab mengeluarkan Karin dari permata Delima miliknya.

"Salam ratu...Saya Karin memberi hormat!" Karin membungkukkan badan.

Ratu Mustika terkejut. Ternyata tamunya dua orang, padahal izinnya hanya satu orang. Ratu mustika ingin marah, tidak jadi.

Ratu Mustika mengenali Karin,

"Aku mengenalmu...tapi kenapa kamu berbeda...!"

Ratu Mustika melihat ada yang aneh pada diri Karin. Dulu dia bertemu Karin dalam bentuk manusia, sekarang Karin hanya berupa setengah jiwa saja.

Namun ratu Mustika mengira Karin sengaja melakukan itu untuk bisa masuk istananya.

"Manusia!"_ Ratu Mustika bergumam dalam hati.

"Kita memang pernah bertemu ibu ratu!" kata Karin kembali membungkukkan badan, memberi hormat sekaligus merasa menundukkan diri karena malu. Karin datang seperti orang miskin.

"Kamu orang kaya itu (Pemilik batu permata), kan?!" Ratu Mustika ingat. Wajahnya bersinar senang.

Bagi makhluk gaib seperti ratu Mustika. Batu permata yang dimiliki Karin adalah harta tak ternilai apalagi batu permata itu berumur ratusan dan tidak pernah di huni makhluk lain. Ratu Mustika telah mendapat kan permata (istana) mewah luar biasa.

Karin memiliki banyak warisan batu permata sejenis itu. Maka wajar, ratu Mustika menyebut Karin orang kaya, Karin orang kaya yang menyamar. Ratu Mustika salut. "Karin pantas bisa masuk istana ini, karena dulu baru giok hitam (istana) milik Karin!"_

Ratu Mustika membuang anggapannya yang salah tadi.

"Ya benar ratu, kita pernah bertransaksi di Bandara!" jawab Karin malu-malu.

Karin senang. Ratu Mustika tidak menganggap dia gembel.

Ratu Mustika tidak melihat seseorang dari kulit luarnya saja.

"Hmm! Apa kamu punya batu yang lain?" ratu Mustika berkata dengan mata berbinar. Dia yakin Karin menyembunyikan harta kekayaannya.

Karin mengangguk,

"Saya punya bagian belakang istana ini!" Karin menjawab dengan wajah tertunduk.

"Oh ya?!" Ratu Manikam bersemangat. Dia senang sekali. Istananya memang belum punya taman belakang.

'Dengan apa aku harus menukarnya?" Ratu Mustika bertanya dengan antusias.

Karin menatap Zaenab.

'Tolong bebaskan dia!" ujar Zaenab.

Ratu Mustika baru sadar, keanehan pada Karin karena jiwanya terbelenggu. Jadi itu sebabnya. Karin terlihat menyedihkan begini. Seseorang telah berbuat jahat padanya.

"Apa yang terjadi padamu!" Ratu Mustika prihatin. Karin putri orang kaya dan putri dari seorang pesohor memiliki nasib buruk begini. Kasihan sekali!

"Seseorang telah mencuri jasadnya, tapi di Sukma nya terikat, jiwanya di belenggu!" kata Zaenab. Zaenab menjelaskan secara singkat.

"Baiklah. Aku akan membebaskan mu! Tapi maharnya sangat tinggi!" Ratu Mustika tersenyum menyembunyikan maksud tertentu.

Zainab menangkap maksud Ratu Mustika, tetapi dia tidak keberatan mengeluarkan batu giok hitam milik Karin.

Baru permata hitam itu sangat indah. Cahayanya membuat Ratu Mustika jatuh cinta. Tapi ratu Mustika tidak menunjukkan rasa sukanya yang berlebihan.

Ratu Mustika tertawa dalam hati, "Aku tak perlu membayar mahal dengan harta Karun milikku. Cukup dengan sedikit sentuhan, Karin akan bebas!"_

"Hmm. Aku punya syarat lain!" !" Ratu mustika tersenyum samar.

Zaenab menelan saliva-nya. Dia sudah menduga, "Jin tidak bisa di percaya!"_

"Apa itu tuan Ratu!" kata Karin yang bertanya. Zaenab menyesal. Karin tidak bisa negosiasi. Dia keburu nafsu.

"Aku ingin batu delima itu?" jawab Ratu Mustika cepat.

Karin terperangah,

"Tapi... batu itu rumahku" Karin sedih.

"Kalau begitu... tinggallah di rumahku!"

"Tapi ratu...aku...!"

"Kalau kau menolak...aku akan menahan mu...kamu tak bisa kembali menemukan jasad mu!" ancam ratu Mustika

Karin dan Zaenab menyerah.

"Karin... aku tidak bisa tinggal di istana ratu Mustika. Apa kamu tidak apa-apa ku tinggal di sini?" kata Zaenab dengan wajah khawatir.

"Tidak apa-apa. Tapi kakak Jangan pergi dari negara ini!"

"Baiklah! Aku akan mencari rumah di sini. Nanti aku kembali mencari kan rumah untuk mu!"

Karin mengangguk.

Mereka berpisah.

***

Karin alias Widya datang ke rumah kos Bella dan Katrina.

"Daripada kalian kos di sini mending kamu pindah ke rumah kos ku. Rumah itu sudah ku beli!" Karin berkata dengan nada sombong.

Bella dan Katrina tercengang. Karin semakin berubah.

"Mungkin ini cuma perasaanku saja!"_ Katrina dan Bella berpikir sama.

Widya menyadari kesalahannya,

"Ini kunci rumah ku

Ambillah!"

Bella nggak bisa menjawab. Bingung antara senang dan heran. Senang punya tempat tinggal tanpa tanpa bayar, Rumah milik Karin lebih besar daripada tempat tinggal mereka.

Walaupun ditinggali berdua, tidak masalah, kamarnya ada dua, jadi dia tidak perlu sharing kamar dengan Katrina.

"Karin...!"

"Ya...!"

Suara Karin beda.

"Emmh...aah..." Bella bingung "Terima kasih!"

"Iya sama-sama!" Karin tersenyum.

"Senyumnya beda, Karin sekarang sikap nya sangat formal, jaim gitu!"_ Bella mengeluh dalam hati.

"Aku titip laptopku ya, aku dan Garin Anggara mau pergi Honeymoon...ini uang belanja kalian!"

"Hah!" Bella bingung Karin memberinya uang satu juta, "Karin kok boros gini ya?"_ batin Bella.

"Jangan...gak usah Karin... uang di ATM kemarin aja masih banyak, simpan aja buat mu!"

"Ya sudah!" Karin tersenyum. uang yang diberikan-nya itu bukan miliknya, itu uang Karin.


Capítulo 9: Bulan Madu Yang Gagal

Rumah Ki Joko,_

"Ayah...kami mau pamit bulan madu!" ucap Garin Anggara

"Kalian mau bulan madu?" Ki Joko mengusap jenggotnya yang panjang.

"TIDAK BISA!!!"

Garin Anggara dan Widya terkejut.

"Ayah! Bikin kaget aja!" ucap Garin Anggara.

"Hmm. Aku serius!

Kalian bisanya ke Bali...itu pun jalan darat saja!"

"Yaak kok gak asyik gitu sih!" Widya ngambek. Sudah pernikahannya dilaksanakan sederhana, sekarang bulan madunya juga di batalkan.

"Mau selamat atau tidak!" Ki Joko berkata keras.

"Ya maulah...tapi...!" air mata Widya mengalir deras.

"Bagaimana kalau Kita ke Pulau seribu? Dekat, aman!" usul Garin Anggara.

"Tidak Mau !" Widya marah.

Widya memimpikan bulan madu di Yunani atau ke Spanyol. Bulan madu yang indah tinggallah impian, Garin Anggara ingkar janji.

Widya menangis.

"Garin... kamu ngga banget, sih?Janji mu dulu tidak begitu. Kita bulan madu di luar negeri...tapi... sekarang kamu ingkar janji... hiks!"

Garin Anggara bingung mau menjawab apa. Widya tidak mengerti, jiwanya dalam bahaya.

Garin Anggara bingung, Widya kalau sudah ngambek . susah di bujuk. Garin Anggara menatap ayahnya, minta pertolongan.

Ki Joko menghela nafas, mengeluh dalam hati.

dua orang pengantin baru ini merepotkan dia saja.

"Masa urusan bulan madu mereka harus aku yang atur?"_

Rencananya, setelah Garin Anggara dan Widya menikah,

Ki Joko juga mau menikah lagi. Ibunya Garin Anggara meninggal setahun yang lalu., Ki Joko mau menikah dengan wanita muda yang berilmu tinggi, sana seperti dirinya. Biar nyambung. Mereka bisa bulan madu keliling dunia sambil menuntut ilmu mistik internasional, memperdalam ilmu dan pengalaman. Ilmu supranatural juga ada tingkatannya seperti pendidikan formal, ada S!, S2 dan S3 hingga di sebut pakar sakti, ilmuwan mistis sejati.

Tapi agaknya rencana Ki Joko terhambat. Pernikahan Garin Anggara dan Widya tidak normal. Widya mengalami kecelakaan, tubuhnya cacat, rusak berat. Roh Widya tidak mau tinggal di jasad yang rusak itu. Dia dan Garin Anggara harus menculik Karin, untuk Widya.

Masalahnya sekarang, Ki Joko baru tahu kalau Karin itu, putrinya nyonya Ana Masliha. Seorang para normal terkenal. Ki Joko terpaksa mengirim orang ke langit Samudera Pasai menangkap nyonya Ana Masliha, wanita itu di penjara untuk jangka yang lama.

Ki Joko cari akal, dia harus membuat Widya berhenti khawatir.

"Widya... Raga dan Jiwa mu itu belum menyatu, sewaktu-waktu bisa lepas kondisimu masih belum stabil. Salah-salah kamu bisa diculik pasukan gaib... jiwa mu di ambil, jasad mu yang sekarang ini bisa di ambil lagi sama pemiliknya?!" gertak Ki Joko.

"Huwaaaa!"

Widya menangis keras.

Ki Joko pusing. Dia tidak mau ngomong lagi.

"Widya manja, cengeng. Dasar anak orang kaya! Kalau bukan karena Widya putrinya Sasongko Wicaksono, mana mau aku menikahkan Garin Anggara dengan dia!"_

Widya putrinya Sasongko Wicaksono sahabatnya. Dia konglomerat terkaya di Indonesia. Perusahaannya banyak. Dengan menikahi Widya, Garin Anggara bisa hidup enak tanpa bekerja.

Ki Joko pergi ke kamarnya, tidak mau ikut campur. Dia ingin bersemedi.

"Untuk sementara waktu, Widya aman. Nyonya Ana Masliha tidak bisa menolong Karin!"_

Rencana Ki Joko terpaksa di . tunda, gara-gara urusan jiwa Widya dan jasad Karin yang tidak menyatu sempurna.

**"**

Di ruang tamu, pasangan pengantin baru itu masih di sana.

Widya menangis ketakutan,

"Garin... aku nggak mau...ku gak pisah dengan tubuh ini!"

Widya kembali menangis

Garin Anggara memeluk istrinya, dalam hati dia menggerutu.

Ayahnya itu bukannya membantu, dia malah menakut-nakuti Widya. Sekarang Garin Anggara kerepotan membujuk istrinya.

Kelakuan Widya tidak berubah. Dia suka ngambek dan gampang menangis. Sejak kecil Widya dimanjakan orang tuanya. Apapun maunya selalu di turuti.

"Widya... percayalah padaku. . Tak ada yang berani memisahkan dirimu dari tubuh mu! Kita akan terus bersama, sampai tua, sampai kita kakek nenek, sampai ke akhirat!" Garin Anggara membelai rambut istrinya dengan penuh kasih sayang. Pria ini sangat pandai merayu

Widya terbujuk,

"Umm... terus... kita bulan madu kemana?" Widya masih menuntut bulan madu.

Garin Anggara tersenyum,

"Yang penting bukan madunya, bukan tempatnya!" Garin Anggara membujuk Widya.

Widya setuju.

Akhirnya pasangan pengantin baru itu memutuskan bulan madu di puncak Bogor.

Garin Anggara memeluk Widya, pria itu tersenyum aneh.

Diam-diam Garin Anggara menikmati fenomena menarik pada istrinya ini.

Widya menjadi satu tubuh dengan dua jiwa. Karin sewaktu-waktu bisa muncul di tubuh Widya, pada saat Widya tidak sadar.

"Hmm! Widya... Karin! Widya rasa Karin, Karin rasa Widya!"_

Widya di tubuh Karin tidak berubah, terutama cara dan gaya bercintanya. Namun di saat Widya terpejam, dan mulai menikmati percintaan mereka, yang muncul malah Karin.

"Karin...ohh!' Garin sadar Karin masuk ke tubuhnya, walau hanya beberapa detik, tetap menimbulkan sensasi yang berbeda.

"Karin... kamu indah sekali!" Garin bergumam dalam hati. Dalam mata terpejam, dia merasakan aura Karin meronta hebat, menambah gairah Garin.

"Karin...aaarhhh!"

Widya tidak mendengar erangan Garin menyebut nama Karin. Saat itu jiwanya sempat menghilang.

Saat akhir Widya hadir.

"Garin...lagi aku belum puas!"

Garin rebah ke sebelahnya.

"Widya...tunggulah 30 menit lagi!" Garin tersenyum puas. Tadi dia bercinta bukan dengan Widya, tapi dengan Karin. Karin membuatnya puas lahir batin.

Widya cemberut, Garin hanya memuaskan dirinya sendiri, dengan kesal Widya masuk kamar mandi. Menangis.

Pasangan itu kembali bercinta. Kali ini Karin hadir, lebih lama. Karin berontak. Garin Anggara terpaksa melakukan kekerasan fisik. Dia mengikat tubuh Karin, menutup mulutnya dengan lakban. Garin Anggara bermain di atasnya dengan gembira. Dia harus menaklukan Karin dengan kelembutan.

Lambat-lambat... Karin berhenti berontak, Garin Anggara membuatnya terbuai.

Garin Anggara melepaskan ikatannya, membuka lakban di mulut Karin.

KARIN MENDESAH!!!

Garin Anggara tersenyum puas.

"Aku harus merahasiakan ini dari Widya dan ayah!"_ Garin Anggara curang.

Di tempat lain, di waktu yang sama, Karin menemukan ruang yang tenang untuk bersemedi. Dia ingin menengok jasadnya.

APA YANG TERJADI.

TIDAK TIDAK.

Garin menangkap ku. Dia tahu aku ada di jasadku. Sial. Garin kep4r4t! Kamu menodai tubuhku.

Tidak. Mengapa begini.

Garin...Ahhh!!!

Oh tuhan...apa ini? Mengapa aku... Garin...dia...ahh!

Karin tersadar.

"Tidak. Aku tidak sudi. Aku tidak ikhlas!" Karin berontak. Lepas. Karin berkeringat.

"Garin kurang ajar! Dia m mentertawakan aku. Awas kau!"_ Karin marah.

"Aku harus pulang! Aku harus menyelamatkan tubuhku!"_ Karin menangis pilu.

Kembali ke kamar pengantin

Widya terbangun dari alam bawah sadarnya. Dia terkejut menyadari keadaan. Garin Anggara menikmati tubuhnya.

"Garin...ooh... sayang...lamaan dikit dong...aku belum puas...!" Widya mendesah manja.

Garin Anggara terpaksa menguras tenaga. Dia meniduri 2 wanita dalam waktu bersamaan.

Tenaga Garin Anggara terkuras. Garin Anggara rebah kelelahan.

Widya menggerutu. Garin Anggara tidak se-perkasa dulu. Garin kembali mengecewakan dirinya.

Widya menuntut Garin Anggara melayaninya, lagi dan lagi.

Garin Anggara kesal. Lama-lama rasa cintanya ke Widya bisa hilang, Dia lebih terobsesi ke Karin.

"Karin lebih menggairahkan!"_ ucap Garin Anggara dengan tubuh lunglai.

***


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C8
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank 200+ Clasificación PS
    Stone 0 Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión

    tip Comentario de párrafo

    ¡La función de comentarios de párrafo ya está en la Web! Mueva el mouse sobre cualquier párrafo y haga clic en el icono para agregar su comentario.

    Además, siempre puedes desactivarlo en Ajustes.

    ENTIENDO