Rail mendesah, lalu duduk di kursi yang sama dan menunduk. Ia tidak tau harus menjawab apa dari pertanyaan Ardina itu. Gadis itu hanya bisa menatap dan sedikit berharap Rail mau jujur tentang perasaannya itu padanya.
Rail sekali lagi cuma bisa mendesah, sepertinya itu jawaban yang cukup sulit untuk di katakan bahkan itu sendiri belum mengetahui jawaban tentang masalah yang ia sendiri belum bisa memecahkannya.
"Kita bicarakan ini lain kali, sebaiknya kamu masuk ke asrama," ujar Rail, dan pergi begitu saja meninggalkan Ardina.
Gadis itu hanya mendesah, raut wajahnya terlihat sangat kesal. Rail tidak memberi jawaban pasti, namun sikap malaikat maut itu seolah memberi perhatian lebih dan mengkhawatirkannta. "Sebenarnya ada apa dengan malaikat maut itu?" Gumamnya sangat tidak mengerti semua teka-teki ini.