Gadis bertubuh jangkung itu menghampiri Nara. "Apa benar kau, Nara? Gadis kampung penerima beasiswa yang meninggal di kumbangan kotoran?"
Nara tak menjawab, ia hanya menatap tajam penuh kebencian. Mata kedua gadis itu saling beradu dalam satu pandangan dan poros yang sama. Lalu Nara tersenyum, "Hallo, apa kabar? Sudah lama ya, kita gak bertemu?" tanya Nara.
"Jadi ... elu Nara yang itu?"
"Ya, itu aku! Kenapa?"
"G-gak mungkin!" kata Harriete mengelak pengakuan Nara. Kakinya melangkah mundur, dan tubuhnya mendadak merinding. "Bagaimana mungkin kau masih hidup? Aku yakin betul, kau sudah mati waktu itu!"
Gadis itu tertawa terbahak-bahak. "Ya, memang benar aku sudah mati. Au ke sini untuk membalas semua perbuatan kalian. Jacquelin, Daniella, Federica Marriana, satu persatu sudah mati di tanganku, kini giliran kamu, Harriete!" ujar Nara.
"Biar aku saja yang melawannya, nona! Lebih baik anda mundur saja!" ujar Dukun itu.