"Astaga, ya Tuhan! Natalie!!??" Chris berteriak panik melihat kini tubuh sang pujaan hati tak bergerak mengambang di atas air dalam bathub yang berisi penuh dengan air itu.
Segera saja dengan secepat kilat ia mengeluarkan tubuh Natalie dari dalam bathub dan membaringkannya telentang untuk melakukan pertolongan pertama CPR.
Ia tekan dada Natalie yang terbuka dan mengangkat sedikit kepala Natalie ke atas agar ia bisa melakukan pernafasan buatan. Chris melakukannya berulang kali, hingga hampir 4 kali ia melakukannya hal yang sama.
"Bangunlah, Nat! Bangunlah sayang, aku mohon!! Aku tak bisa kehilanganmu lagi untuk kedua kalinya!"
Chris terus melakukan upaya itu berulang kali namun tak ada tanda - tanda yang menunjukkan pergerakan Natalie. Tubuh itu masih terbaring kaku tak bergerak menunjukkan tanda - tanda kehidupan hingga membuat Chris lemas dan syok seketika. Kedua matanya mulai berkabut mengeluarkan air mata, dadanya sesak seketika saat melihat tubuh wanita yang dicintainya itu terbujur kaku tak bergerak sedikitpun.
Namun mukjizat itu ternyata masih ada, dengan tiba - tiba Natalie terbatuk dan mengeluarkan banyak air dari dalam mulutnya. Chris yang melihatnya segera saja membantu Natalie dengan memiringkan kepala wanita itu agar air sepenuhnya bisa keluar dari dalam tubuh melalui mulutnya.
"Ohookk..., ohoookkk..., ohhoookk!!
"Bernafaslah sayang!!" Chris berucap kemudian ia lari kedalam kamar untuk mengambil selimut tebal kemudian menyelimuti tubuh telanjang Natalie dengan membungkusnya rapat dengan selimut tebal itu. Dan tanpa menunda waktu lagi segera dengan cepat ia mengendong tubuh Natalie keluar untuk membawanya ke rumah sakit saat itu juga.
***
"Bagaimana keadaannya, Dok?!" chris bertanya cemas pada seorang dokter yang baru saja menangani Natalie.
"Syukurlah, Tuan. Nyawanya masih bisa diselamatkan, kalau anda sedikit saja terlambat tak melakukan pertolongan pertama CPR dan membawa nona itu ke rumah sakit entahlah apa mukjizat itu masih ada." Dokter itu berucap menjelaskan dan Chris pun bisa bernafas lega setelah mendengarnya.
"Syukurlah, lalu bagaimana dengan keadaannya sekarang dok?" Chris bertanya kembali cemas.
"Sekarang pasien masih belum sadarkan diri, namun saya ini pastikan ia sudah melewati masa kritisnya dengan baik, anda tak perlu khawatir" sahut sang dokter menenangkan.
Chris Raven menatap wajah Natalie yang masih terbaring tak sadarkan diri di ranjang pasien dengan tatapan lemah. Ia mengelus rambut pujaan hatinya itu dengan rasa bersalah. Dalam hati ia berpikir apa ia terlalu keras dan kejam pada Natalie selama ini? Hingga Natalie berbuat nekad ingin membunuh dirinya sendiri.
Ia tak bisa memaafkan dirinya sendiri jika Natalie sampai celaka karenanya. Bagaimana ia harus kehilangan Natalie untuk kedua kali dalam hidupnya itu adalah sangat berat, apalagi untuk kehilangan Natalie untuk selamanya, Chris tak bisa membayangkan hal itu jika sampai terjadi.
Ia genggam jemari tangan Natalie dengan erat, tatapan penuh cinta dan rasa bersalah tak lepas di wajahnya yang tampan itu. Penampilannya kini tampak berantakan, dengan setelan jas kerja yang masih melekat erat ditubuhnya, hampir seluruhnya basah kena air dan rambutnya berantakan dengan wajah kuyu seakan tanpa sinar.
Satu hal yang membuatnya terlihat bodoh adalah ia lupa jika Natalie adalah sosok dan pribadi yang keras, tak ingin terikat dan bebas. Ia lupa hal penting itu.
Chris pikir jika ia bersikap keras ia bisa membuat Natalie kembali padanya lagi walaupun dengan cara yang kejam namun ternyata itu salah besar.
Semakin ia mengikat dan memaksa Natalie maka wanita itu akan semakin gigih dan nekad untuk bisa lepas dan kini Chris Raven menyesali hal itu.
©️©️©️©️©️©️
"Hmmmm..., aku ada dimana? A-pa aku sudah mati?" Pertanyaan itu yang keluar dari bibirku untuk pertama kali.
Kucoba untuk membuka kedua mata ini yang masih terasa berat, rasa pusing sedikit terasa di kepalaku sekarang. Dan saat aku membuka mata ini, yang pertama kali kulihat adalah sosok Chris yang duduk di sampingku dan menatapku lemah, penampilannya tampak sangat berantakan kali ini.
"Syukurlah kau sudah sadar, sayang." Lirihnya lembut dapat kurasakan genggaman tangannya yang lembut di jemari tanganku.
"Kenapa aku tidak mati?" Sahutku saat itu juga.
"Aku tak akan membiarkan kau meninggalkan aku begitu saja, Nat. Tidak akan." Chris menyahut lirih.
"Maafkan aku sayang, maafkan aku yang bodoh ini." Ucap Chris kemudian dengan ekspresi wajah menyesal dan aku hanya diam saja tak membalasnya karena saat ini aku merasa lemah dan lelah.
"Berjanjilah padaku kau tak melakukan hal bodoh dan nekad itu lagi, aku mohon berjanjilah padaku, Nat" pintanya memohon.
Tak ada kata yang ingin keluar dari bibirku saat ini, aku palingkan wajahku menghindar dari tatapan matanya.
"Katakan padaku apa yang harus kulakukan untuk menebus semua kesalahanku, Nat?" Tanyanya memohon.
"Lepaskan aku, Chris.
Biarkan aku pergi dari hidupmu dan Lindsay, karena kau adalah suaminya." Sahutku lirih.
"Kalau untuk itu aku tak bisa, Nat! Aku mencintaimu bukan Lindsay."
"Lalu kenapa kau menikahinya jika kau tak mencintainya? Dia mencintaimu tulus, tolong jangan sakiti dia."
"Aku terpaksa melakukannya karena aku ingin kau kembali padaku, sayang. Karena aku sangat mencintaimu, aku tak bisa kehilanganmu lagi untuk kedua kalinya,"
"Kau sudah kehilanganku, Chris. Dengan kau menikahi adikku itu sama saja kau menyakitiku, apa kau belum mengerti juga?"
Mendengar ucapanku, seketika itu juga Chris terdiam.
"Apa kau masih mencintaiku, Nat?" Tanyanya lirih.
"Apa itu penting sekarang? Semua sudah berakhir Chris, kau dan aku."
"Tidak! Aku akan menceraikan Lindsay dan menikahimu, Natalie."
Kutatap Chris kini dalam - dalam.
"Kau jangan bodoh, Chris Raven! Aku akan membencimu jika kau sampai melakukan itu!" Sahutku tegas.
"Lalu kau minta aku untuk bagaimana? Aku tak mencintai Lindsay. Hanya kau wanita di hatiku, Nat!" Ucap Chris keras kepala.
"Pernikahan bukan permainan Chris Raven, dengan kau menikahi adikku maka kau pun harus bertanggung jawab dengan hidupnya sekarang, kau harus paham itu."
"Lalu bagaimana dengan hidupmu sendiri, Nat? Apa kau akan mengorbankan hatimu sendiri, bukankah kau juga mencintaiku sama seperti aku mencintaimu?"
"Apapun alasannya, pernikahanmu dan adikku sudah terjadi Chris Raven, kau tak bisa mempermainkan hati dua wanita sekaligus karena Lindsay adalah wanita yang baik, dia adikku. Terlepas dari kekurangannya, aku mohon padamu tolong jangan sakiti dia. Cintailah dia sebesar kau mencintaiku, hanya itu yang aku minta darimu, Chris" tuturku dengan kedua mataku yang berkaca - kaca hingga tanpa sadar air mata menetes di pipiku saat itu juga.
Chris menatapku dan terdiam, kemudian ia mengusap lembut pipiku yang basah karena air mata.
"Maafkan aku telah membuatmu menangis, Natalie. Ini untuk pertama kalinya kau menangis di depanku. Jika itu keinginanmu aku akan mencoba untuk melakukannya demi dirimu namun aku tak bisa berjanji padamu, karena sampai kapanpun kau tak akan bisa tergantikan oleh siapapun di dalam hatiku, Natalie Mckent."
***