"Iya betul, tebakanmu sanga telat sekali," sahut Daren mendahului perkataan Namora, dia memanglah cerdas akan tetapi sukaanya itu terlalu kekanak-kanakan bagi Namora yang kadang bertolak belakang dengan profesinya sebagai detektif.
"Aku belum menyebutnya, bagaimana kamu bisa tahu? Dan gembira seperti itu?" protes Namora sambil menghela napas di ujung telepon, dia jadi ikutan berbicara tidak formal terhadap Daren dan seperti obrolan yang menyenangkan ala teman.
"Tahulah, aku kan cerdas. Pasti di dalam otakmu hanya ada satu nama yaitu Jorgan," Dengan sangat percaya diri Daren menebak nama orang tersebut, karena memang sudah tidak ada lagi.
"Kurang ajar!! Kenapa lelaki payah itu bisa bergerak ketika harus tidur dibalik jeruji?" protes Namora yang cukup keras itu untungnya tidak membuat juga Zanqi siuman.