Capítulo 119: Mimpi Buruk

Qonin meneteskan airmata, dia segera menyeka airmata yang jatuh di hadapan Darman untuk berusaha tersenyum. Cinta pertama yang dia dapat harus kandas dengan terhalang hutang budi.

Darman menghembuskan napas panjang ketika melihat Qonin bersedih, tapi dia harus tega demi menjaga semua perbuatan yang sudah Zanqi lakukan terhadap keluarganya, "Qonin, kamu adalah anak yang selalu membanggakan kami, Ibuk sudah cerita tentang pencapaian prestasimu tadi, bapak bangga."

"Bapak yakin kamu pasti bisa melakukan perintah bapak dengan baik," terang Darman.

Airmata Qonin semakin deras, dia tidak tahan dengan semua harapan yang ditujukan kepadanya. Zanqi adalah orang yang mampu membuat dia melewati masalah terberat selam 6 bulan terakhir, meskipun tidak bertahun-tahun itu sangat membekas di ingatan Qonin. Sehingga dia tidak mengiyakan dan tidak pula menolak permintaan Darman.