.
.
.
Titik-titik air mulai berjatuhan pada lapangan golf di ujung sana. Mu Shenan lantas melayangkan pandangannya ke area luas dibelakangnya untuk mencari sesuatu yang nampaknya tidak kunjung muncul.
Dahinya berkerut. Suasana hatinya seketika menjadi berubah hingga membuat sang penyanyi itu menjadi khawatir.
“CEO Mu, apakah anda baik-baik saja?” tanya wanita itu kepada Mu Shenan yang masih menatap lurus ke belakang.
“CEO Mu, jika anda kelelahan, saya akan membawakan kursi lipat dari dalam mobil golf,” kata wanita itu lagi.
Mu Shenan tidak menatap penyanyi itu. Malahan, dia menatap langit sore di atasnya yang sudah tertutup dengan awan gelap. Nampaknya, ia sedang memikirkan sesuatu yang membuat hatinya resah.
Sementara penyanyi itu mengambil sebuah kursi lipat ringan, Mu Shenan menjentikkan jarinya untuk memanggil asisten Bai. Melihat tanda itu, asisten Bai bergegas untuk menghampiri sang Tuan yang tidak kunjung memukul bolanya.