Sore yang panas, dengan suasana di Liyue bagian tenggara, mereka melihat tempat-tempat yang ada di sekitar daerah batu Chihu membuat Panji penasaran di tempat tersebut karena, belum pernah di tempat Liyue bagian tenggara. Bahkan, kota-kota yang ada di sana, hanya ruko-ruko besar. Namun, disisi lain Panji sudah mengenai ruko-ruko atau plaza yang ada ditempat tersebut bersama Ganyu beberapa bulan yang lalu, selama liburan semester.
"aku baru tau tentang ruko sampai plaza yang ada di tempat ini",ujar Panji didalam hati hingga melihat salah satu ruko tanpa lantai bawah,"apa?! kenapa..... salah satu ruko ini hanya lantai atas saja yang ada disana? Padahal, tempat itu.... sejak aku disini sama Kak Ganyu",tambahnya didalam hati
"Panji, kau sedang melihat apa?",ujar Keqing kepada Panji melihat lantai tiga yang misterius
"aku baru tau, tentang tempat itu Kak Keqing, padahal waktu itu.... ada ruko lantai bawah tapi, sekarang sudah tidak ada. Ini aneh Kakak",ucap Panji yang kebingungan
"iya, Kakak juga lihat tempat itu dulunya merupakan ruko yang tertutup",ujar Xiangling yang pernah singgah ketempat ruko
"emangnya..... ruko itu tempat apa Kak? Apakah tempat perabot kayu begitukah Kak?"ucap Panji yang kebingungan
"tentu Panji, awalnya tempat penjual perabut kayu untuk kepentingan dinegeri ini",jawab seseorang yang berada di samping kanan mereka hingga mereka melihat dirinya, Xiao
"Xiao?",ujar Xiangling melihatnya
"memang, tempat itu dulunya adalah perabot kayu bahkan, mereka membuat ruko yang ada dibarat sebagai tempat penjual lemari pakaian tapi, ditempat itu sudah tidak ada sejak kau datang kemari Panji. Karena, mereka memerlukan waktu untuk mengirim lemari dari suatu tempat Panji sebelum adanya ruko ini",jawab Xiao yang telah mengetahui tentang kronologi bangkrutnya penjual lemari kayu di Liyue barat
"jadi, maksud Kak Xiao sebelum ruko ini adalah ruko penjual lemari gitu?",ujar Panji yang memberi pertanyaan kepada Xiao
"iya, jadi..... mereka takut bangkrut dalam penjual lemari. Lalu, mereka mencoba untuk menjual bahan kayu ditempat ini, Panji",jawab Xiao kepada Panji,"lalu, kenapa kau menanyakan itu?",tambahnya
"begini, aku mencari tau tentang lemariku yang merupakan pembuatan mereka serta, dijadikan sebagai alat teleportasi Kak Xiao",jawab kepada Xiao dengan serius
"Hmmm, itu sangat sulit Panji untuk mencari jawaban tentang itu. Tapi, yang aku tau.... orang itu nama yang sama tapi, laki-laki dan perempuan",ujar Xiao yang tau identitas mereka
"itu sudah diinvestigasi, Xiao",jawab Xiangling kepada Xiao
"Apa?! Bagaimana bisa?",ujar Xiao terkejut mendengar jawaban Xiangling
"yaaah, itu kerja keras kami",ucap Keqing dengan sombong kepada Xiao sambil menemui Panji yang sedang bersama Ganyu,"benarkan Panji?",ujarnya dengan menawan kepada Panji
"iya, itu benar",jawab Panji dengan singkat
"aah,begitu rupanya? Aku baru tau tentang hal seperti itu",ujar Xiao yang merasa terkejut mulai hilang
"tentu, kami akan melanjutkan misi ini bersama Panji",ujar Xiangling kepada Xiao
"baiklah, semoga kalian muda memecahkannya, sampai nanti",ucap Xiao sambil pergi meninggalkan mereka
"Hmmm, baiklah kita pergi kemana dulu? Apakah ke tempat gedung yang Kakak katakan atau,periksa tempat ruko ini",ujar Panji yang menghadap Xiangling
"sebaiknya, kita pergi ke gedung yang ada disana Panji",jawab Xiangling kepada Panji
Akhirnya, mereka memilih untuk pergi bahkan, bertanya kepada pengrajin besi membuat Panji mencoba untuk bertanya kepada pandai besi yang sedang menggempengnkan besi atau mengasah serta memberi armor-armor pada besi supaya besi tua menjadi lebih kuat. Lalu, sang pandai besi laki-laki mencoba melihat atau memandang Panji yang sedang melihat besi-besi menjadi lunak, Ganyu mencoba menarik Panji kebelakang hingga Panji merasakan badannya ditarik olehnya hingga melihat xiangling sedang bertanya kepada sang pandai besi tentang ruko yang mereka lihat. Namun, mereka tidak tau keberadaan sang ruko tersebut membuatnya kebingungan termasuk Panji yang mendengarkannya hingga mereka pergi kegedung kantor yang berada didepannya.
"tempat apa itu?",ujar Panji yang sudah sampai didepan kantor
"yaah.... kantor itu.....",ucap Xiangling yang mencoba membuka pintu kantor tersebut hingga bertemu dengan Rex Lapis
Begitu Rex Lapis melihat mereka berempat untuk berkunjung kedalam kantor, Panji melihatnya dengan tatapan serius kepada dirinya hingga Panji kebingungan melihat tingkah lakunya Rex lapis. Lalu, Panji pergi sendiri keruangan yang merupakan tumpukkan buku dimana-mana hingga satu persatu mencari buku tentang alat teleportasi hingga Rex lapis tau tentang buku yang dia cari namun, tidak ada.
"kau sedang ngapain?",ujar Rex Lapis melihat Panji melihat semua buku dikantornya hingga melihat Panji menatap dirinya dan heran,"kau..... kau yang bekerja bersama Ganyu kan?",tambahnya
"iya Paman, ada buku tentang teleportasi ditempat ini?",ujar Panji yang ingin mencari buku yang dia cari
"buku.... tidak ada disini, disini hanya buku kerja",jawab Rex Lapis kepada Panji
"huh, dasar Panji selalu mencari buku ditempat ini",ujar Keqing melihat tingkah laku Panji yang sedang kebingungan dan mendengar perkataan Rex lapis
"aahahahaha, Zhongli..... maaf dia.... tidak tau tempat ini",ujar Ganyu yang mencoba pergi menemui Panji yang sedang melihat buku-buku catatan kantor
"aduuuh, tidak apa-apa namanya anak-anak",ujar Zhongli sambil merauk mukanya agar tidak marah kepadanya,"kalian mau ngapain disini?",tambahnya
"aku kesini, mencari tau tentang ruko tanpa lantai bawah itu",jawab Xiangling kepada Zhongli
"emangnya kenapa?",ujar Zhongli kepada Xiangling
"kami.... menemukan petunjuk tentang dua orang itu yang bekerja sebagai perabut kayu dan penjual lemari di sekitar Liyue",jawab Xiangling
"ooh, mereka berdua sudah hilang sejak lama rupanya, apakah kalian menemukan mereka Ling?",ucap Zhongli sambil kedua tangannya sila merapat
"yaaah, kami ingin memecahkan kasus itu bersama-sama",ucap Keqing dengan ragu-ragu
"itu tidak bisa dipecahkan, Keqing!!! itu mustahil mereka menghilang beberapa tahun yang lalu mengerti?",ucap Zhongling dengan tegas kepadanya
"aah, semua lemari buku ini.... dari mereka bukan Paman? Apakah ditempat ini ada yang mencurigakan?",ucap Panji dengan melihat lemari buku di setiap sudut
"kalau mau periksa kantor ini, silahkan Panji",jawab Zhongli kepada Panji yang menghadap ke arah kiri
Panji pergi ke arah kiri terdapat tiga lemari yang berjajaran membuatnya curiga hingga menarik buku dari lemari yang merupakan lemari bisa bergerak dan bisa menyembunyikan sesuatu didalam lemari. Lalu, Ganyu mencoba menarik satu buku saja dan tiba-tiba saja, dia menemukan sebuah peti yang berukuran kecil hingga Ganyu mengambil kotak tersebut yang tidak terkunci hingga melihat isinya berupa satu batang tongkat kecil dan gulungan kertas putih membuatnya curiga.
"Ganyu, kau menemukan apa?",ucap Keqing yang sedang berjalan dan menemuinya dari belakang
"sebuah gulungan kertas dan sebatang tongkat kecil",jawab Ganyu kepada Keqing hingga mengeluarkan dua benda tersebut
"Kak, didalam kertas itu.....",ucap Panji dari samping kiri Ganyu
"biar Kakak yang membuka gulungan kertas ini",ucap kepada Panji
begitu dibuka, didalam kertas berupa sebuah peta Liyue serta beberapa tanda silang di suatu tempat, bahkan Panji melihat semua tanda silang didalam petanya terdapat satu tanda silang. Lalu, Keqing dan Xiangling melihatnya serta memperlihatkan satu batang bambu yang misterius membuat Keqing tampak kebingungan.
"jadi.... bambu ini untuk apa?",ucap Keqing tampak heran
"entahlah, yang penting kita pecahkan dibalik peta ini",jawab Panji kepadanya
"iya, Panji benar kita harus memecahkannya. Aku heran deh dengan kasus seperti ini, mereka menyimpan rahasia di balik ruko yang kita lihat",ucap Xiangling
"baiklah, kalau begitu.... aku pergi ke arah..... sini",ucap Keqing sambil menunjuk ke reruntuhan Dunyu
"aah, sebaiknya kita harus bersama-sama untuk perginya Keqing, tidak boleh sendirian karena untuk alat teleportasi hanya satu",ujar Xiangling kepada Keqing
"baiklah, Panji, kau yang memegang alat teleportasinya",ucap Keqing kepada Panji yang telah mempersiapkan alat teleportasi
"tapi, alat ini tidak kenal tempat itu Kak",ucap Panji yang mencoba mengetik nama yang tempat tujuan namun, tidak ada bisa untuk pergi dengan alat teleportasi,"yang bisa untuk pergi kesana harus melewati Lingju Pass Kakak",tambahnya
"tunggu dulu! Kita udah pernah kesana kan sejak kau mencari Ayahmu? Sampai melawan musuh disana",ujar Keqing yang tau nama daerah tersebut
"iya, kenapa?",ujar Panji sambil menatap Keqing kebingungan
"aaah, tidak apa-apa yang penting kita kesana untuk memecahkannya",ujar Keqing dengan melanjutkan obrolan tentang alat teleportasi pertamanya
Akhirnya, mereka pergi dengan alat teleportasi beberapa saat, mereka telah sampai di samping Lingju Pass dimana, Panji mengingat pertarungan beberapa bulan yang lalu melawan ular besar berwarna hijau, lalu Panji mencoba melupakannya hingga berfokus memecahkan misteri dibalik peta. mereka berjalan beriring-iringan hingga mendapatkan serangan musuh yang tak terduga, dengan makhluk kuning bertanah kasar yang mencoba memukul ke arah tanah hingga merasakan gempa bahkan, menggibas mereka dengan kayu yang ukurannya sangat besar hingga Keqing mampu untuk mengalahkannya. Namun, muncul koloni ular yang merupakan bekas Yu Za Ma yang masih hidup dan sudah mati berputus asa menyerang mereka berempat, Panji tetap mengeluarkan tiga anak panahnya ke arah ular-ular koloni. Hingga berhasil mengalahkannya namun, muncul ular yang jumlahnya sangat banyak hingga mereka terkepung dengan ular dibandingkan dengan makhluk kuning bertubuh tanah keras membuat Panji mencoba menahan rasa takut terhadap mereka sambil menyuruh Ganyu mengeluarkan ice meteor. Begitu dikeluarkan, Panji dan Ganyu mampu membekukkan mereka sehingga, mereka muda untuk meninggalkan kepungan dari koloni ular yang sangat banyak, Xiangling mencoba mengeluarkan tongkat yang siap berputar hingga berhasil mengalahkan ular-ular tersebut bahkan, mengikuti pergerakkan Panji dan Ganyu keluar dari kepungan koloni ular hingga mereka telah berhasil menemukan jalan keluar darinya.
Panji melihat semua ular mencoba mengejarnya hingga mengeluarkan jarum besi hingga mengenai Keqing membuat Panji ingin mengeluarkan serangan yang sama, jarum es ke arah mereka. Bahkan, berhasil dilumpuhkan oleh serangan tiga anak panah Panji serta semua koloni ular mundur ketakuan membuat Ganyu merasa senang karena, awalnya Panji merasa takut terhadap ular hingga sekarang, dia sudah berhasil mengusirnya dengan tiga anak panah. Xiangling dan Keqing, merasakan kecapean akibat ular-ular yang mengejarnya hingga mampu berdiri sambil memandang Panji yang telah berhasil mengusir mereka dengan anak panahnya.
"Panji, apakah mereka sudah pergi",ujar Xiangling dengan wajah kecapeannya kepada Panji
"sudah Kak, aku udah membunuh mereka tapi.... mereka berhasil lolos",jawab Panji kepada Xiangling
"aaah, biarkan saja koloni itu pergi, dan sekarang kita fokuskan mencari harta karun itu",ujar Keqing hingga pergi ke arah tenggara,"hei! Aku menemukannya!",tambahnya hingga lari menemui kotak misterius
"kau menemukannya Keqing?",ucap Ganyu yang melihat Keqing berjalan dan menemui kotak misterius
"iya, ini dia kawan-kawan! kita menemukannya",ujar Keqing merasa senang melihat dan menemukan kotak tersebut
Akhirnya, Panji mencoba untuk membuka peti tersebut dan melihat isinya berupa batang bambu membuat Keqing kaget melihat isi dibalik kotak misterius, lalu Panji memegang sepotong bambu kecil hingga memasangnya di bagian ganggang pertama dan menyambung ke batang tersebut. Kemudian, mereka akan pergi ke suatu tempat dengan alat teleportasi mengunjungi desa Qingce dimana mereka pergi sambil melewati pertanian di daerah tersebut bahkan, mereka melihat semua orang sedang mengangkat dan menyimpan hasil panennya di atas gerobak sambil pergi meninggalkan mereka bertiga. Panji melihatnya, lalu Ganyu tetap memegang tangannya untuk sampai desa Qingce hingga tak lama kemudian, mereka melihat pedesaan Qingce yang masih indah yang dipenuhi perkebunan yang berbukit.
"baiklah, kita kesini. Sangat jauh rupanya untuk mencari sesuatu didaerah ini",ujar Xiangling sambil melihat kepetanya
"aaah, Kak kita dapat masalah lagi",ujar Panji yang sedang melihat para perampok harta karun yang siap menghajarnya
"oh, kau benar Panji. kita harus melawan mereka",ujar Keqing dengan serius sambil mengeluarkan pedang dan maju hingga menggibasnya
Keqing mencoba bertarung melawan mereka dengan pedangnya bahkan, para perampok harta karun mulai berdatangan dengan cepat, hingga Panji mengeluarkan satu anak panah ke arah samping kanan karena, jumlah mereka sekitar sebelas perampok harta karun dengan berbagai macam. Hingga mereka terjebak berkat satu anak panah yang digunakan olehnya namun, Ganyu tidak mau kenal diam, dia mengeluarkan satu anak panah dan langsung membekukkan tiga orang perampok harta karun yang tengah mengeluarkan crossbow ke arahnya hingga Ganyu mengeluarkan serangan hujan batu es ke arah mereka. lalu, mereka sudah mati akibat batu es berukuran besar, kemudian melihat Panji sedang mundur dan mengeluarkan mutiara Qilin hingga semua musuh pun menjadi terjebak didalam bekukan es hingga pecah dan musuh hancur seketika dengan menghujani beberapa jarum es dari atas.
Xiangling melihat mereka sedang bertarung melawan perampok harta karun dimana-mana, hingga dia siap untuk membantu mereka dengan tongkatnya hingga mencoba menghindar dimana musuh mengeluarkan serangan anak panah dari crossbow milik musuh. Panji melihat Xiangling yang sedang menghindar hingga Panji akan mengeluarkan satu anak panahnya hingga mengenainya bahkan, semua musuh sudah dilumpuhkan hingga berkumpul lagi dengannya. Lalu, mereka akan melanjutkan untuk berjalan kesuatu tempat, termasuk melewati penduduk Qingce. Tak lama kemudian, mereka masuk kedalam hutan dan menemukan sebuah kotak yang bentuknya sama dengan kotak yang sebelumnya namun, berwarna biru. Lalu, Panji mencoba membuka kotaknya dan melihat isinya berupa sebatang bambu yang sama dengan bambu yang ditemukan serta menemukan kertas yang menuju ke suatu tempat, membuat Panji melihatnya.
"Hmmm, semua kertas ini..... sama seperti kertas yang lainnya Panji"ujar Xiangling
"lalu, kita kemana lagi Kak?",ujar Panji kepada Xiangling
"pergi ke Selatan Panji ke pasir Yaoguang",jawab Xiangling yang telah melihat isi petanya
Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke pasir Yaoguang dimana, mereka melihat pasir ditempat Yaoguang walaupun Panji baru tau tentang pasir di negeri Liyue sambil berjalan dan berkeliling untuk mencari tanda silang. Namun, muncul makhluk kuning yang mencoba membunuh Panji hingga berlari ke arahnya, Ganyu melihatnya sambil mengeluarkan anak panah ke arah tiga makhluk tersebut dan membeku lalu, Panji mencoba mengeluarkan jarum es hingga berhasil melumpuhkannya. Kemudian, Panji melihat Keqing dan Xiangling bertarung melawan makhluk yang sama namun, mereka mencoba mundur dan maju dengan menggunakan senjatanya hingga makhluk kuning menghindar dan berusaha membunuh dengan tangan yang memegang kayu besar dan memukulnya kebawah hingga tanah mulai retak. lalu, Keqing mencoba menghindar dari serangan dari makhluk kuning yang mengejarnya hingga Panji merasa khawatir dan berusaha menyelamatkan Keqing hingga mengenai makhluk tersebut.
"terimakasih Panji",ujar Keqing dengan senang sambil menggibaskan pedang kepada makhluk kuning serta hancur seketika
"iya sama-sama",ucap Panji yang datang setelah memanah ke arahnya
"sebaiknya, kita harus menyelamatkan Ganyu dan Xiangling",ujar Keqing sambil pergi kearah mereka
"baiklah",jawab Panji sambil mempersiapkan tiga anak panahnya hingga melepaskannya dan mengenai mereka
Panji melihat mereka menjadi beku hingga Xiangling muda memecahkan es yang didalamnya makhluk kuning bertanah kasar dan meleleh, lalu musuh sudah hancur hingga Xiangling melanjutkan mencari petunjuk disekitar Yaoguang. Bahkan, Xiangling menemukan sebuah kotak berwarna cokelat hingga membukanya terdapat penyimpanan sebatang kayu kecil dan Panji mencoba untuk memasangnya di bambu yang ketiga. Lalu, Xiangling menemukan gulungan kertas peta Liyue menunjuk ke arah Mingyun yang merupakan desa yang pindah ke pelabuhan Liyue hingga mereka sampai didaerah Mingyun serta tidak ada tanda-tanda musuh menyerang. Kemudian, mereka mencari disuatu sudut namun, mereka sudah tidak terasa sore tepat didepan mata.
"matahari mulai terbit Kak",ujar Panji kepada Keqing
"iya, sudah berapa jam untuk menyelesaikan memecahkan kasus ini?",ujar Keqing kepada Panji yang sedang mencari di samping batu besar
"entahlah, selama tujuh jam atau..... sepuluh jam saja..... aku tidak tau Kak",jawab Panji kepada Keqing
"oh hey semuanya!",teriak Ganyu kepada Panji yang dekat dengannya,"aku menemukan kotak ini di samping batu",tambahnya
"Kak Ganyu! Kakak menemukan kotak misteri",ujar Panji sambil melihat Ganyu menarik kotak tersebut dengan cara diseret
"duh, kotak ini..... berat sekali Panji",ujar Ganyu yang sedang menggeser kotak kecil dan berat
Panji mencoba membuka kotak tersebut, hingga melihat isinya berupa gulungan kertas bahkan, melihat isinya tata cara pembuatan bambu yang ukurannya panjang bahkan, menemukan dua bambu yang berukuran kecil. Panji mengambil dua bambu tersebut dan mencoba memasang rangkai bambu pendek hingga berubah menjadi panjang, sementara itu Ganyu melihat isi gulungan kertas yang hanya merupakan pembuatan bambu panjang saja dan tidak ada kecurigaan sama sekali.
"jadi..... hanya sebuah bambu rupanya Kak",jawab Panji yang telah memasang beberapa bambu kecil dan dipasang menjadi panjang
"iya, hanya itu saja tapi, bambu itu untuk membuka sesuatu di ruko yang kita jelaskan tadi"jawab Ganyu kepada Panji
"hanya bambu panjang saja?",ujar Keqing yang melihat bambu panjang yang sudah di pasang
"iya Kak, bambu ini untuk membuka pintu di ruko tadi",jawab Panji kepada Keqing
"baguslah, sekarang kita kembali ke Chihu Rock setelah mengumpulkan bambu kecil",ujar Xiangling hingga pergi bersama-sama ke alat teleportasi ditangan Panji
Panji akan mengaktifkan teleportasi untuk pergi ke Chihu Rock setelah mengumpulkan bahkan, dipasang bambu tersebut menjadi panjang, hingga mereka sampai di salah satu ruko yang hanya lantai tiga saja yang mereka lihat. Panji berjalan sambil memegang tongkat panjang bahkan, Xiangling mengambilnya sambil menemukan lubang untuk membuka pintu lewat atas. Hingga, pintu tersebut terbuka serta muncul anak tangga kayu ke lantai tiga. Lalu, mereka pergi sambil melihat isinya berupa penyimpanan kumpulan kertas desain lemari kuno yang gagal maupun cocok untuk masyarakat Liyue serta pembuatan kontes panggung untuk Yun Jin. Namun, Panji membongkar salah satu lemari besarnya dan menemukan selembar kertas besarnya terdapat lemari yang sama dengan lemari kepunyaan Panji dikamarnya serta kertas gulungan pertamanya yang ditemukan didalam kotak. Selain itu, menemukan elemen hitam atau dikenal black hole yang merupakan elemen yang dapat memadamkan musuh serta dijadikan alat teleportasi ke suatu tempat.
"Black hole? Ternyata yang kita lihat dari gedung di bukit Wuwang adalah ini?!",ujar Panji melihat beberapa elemen tentang Black Hole
"Panji! ini..... sumber Black Hole yang merupakan teleportasi juga. mereka..... membuat teleportasi Black Hole untuk menghancurkan makhluk yang ada di Bukit Wuwang",ujar Xiangling yang telah mengetahui tentang lubang hitam yang ditemukannya di dalam gedung tua
"iya, Ling benar semua ini..... mereka menggunakan alat ini",ujar Keqing
"lalu, kenapa mereka harus berdagang kayu ditempat ini?",ujar Ganyu yang kebingungan sambil mencari kasus disekitar ruang lantai tiga
"bahkan, lemariku ini mengatakan bahwa, ada seseorang yang telah meletakkan teleportasi di atas gunung Tianheng",ujar Panji yang sedang menemukan catatan tentang misteri teleportasi kedunialain
"berarti..... lemarimu disambung dengan teleportasi disana. Bahkan, bagaimana bisa lemarimu didalam gunung Tianheng?",ujar Xiangling kepada Panji sambil mencari jawaban kasus tersebut
"oh, mereka bilang alat yang diciptakannya sudah gagal karena, lemari buatannya sebagai alat teleportasi dengan elemen White hole dicampur dengan Black Hole ke kayu bagian belakangnya sudah tidak bisa berfungsi. Bahkan, mereka gagal dalam pembuatan lemari sebagai alat teleportasi hingga mereka putus asa dan pergi meninggalkan negeri Liyue serta menggambarkan sesuatu di dalam gedung yang ada disamping bukit Wuwang yang merupakan reruntuhan desa yang hilang. Lalu, mereka mencoba untuk mengambil salah satu lemari Bahkan, pada dua bulan yang lalu, para pekerja mengambil beberapa kayu untuk acara panggung,mungkin Yun Jin",ujar Panji yang telah mengetahui gerak-gerik dua orang remaja yang telah hilang ditelan Bukit Wuwang
"wow, ternyata mereka ingin membuat seperti itu?",ujar Keqing yang terkesan mendengar cerita mereka berdua sampai menghilang
"aaah, semuanya! Aku menemukan sesuatu didalam kertas ini",ujar Panji yang menemukan gulungan kertas besar yang terakhir tentang pembuatan berbagai macam alat teleportasi beserta bentuknya
"ya ampun, banyak sekali gambaran tentang alat teleportasi",ujar Xiangling melihat semua benda-benda untuk membuat teleportasi
"ini..... mereka berdua membuat berbagai macam benda seperti ini untuk membuat teleportasi?",ujar Keqing dengan heran melihat desain alat teleportasi
"bagaimana kita bisa mencarinya?",ujar Panji yang sedang kebingungan
"gambar seperti ini, sudah tidak ada Panji. Mana mungkin pintu dan benda lainnya di gambar ini untuk teleportasi",ujar Keqing kepada Panji
"iya juga, padahal hanya satu tempat saja yang sudah berhasil menciptakan lemari dari duniaku ke dunia negeri kalian",ujar Panji
"tentu, ini harus dirahasiakan",ucap Xiangling sambil menggulung kertas besarnya sampai menggulung kertas kecil,"baiklah kita harus menggulung semuanya ditempat ini Panji semuanya",tambahnya
"iya"
Akhirnya mereka membereskan semua kertas sambil menggulungnya dan mengecil agar tidak ketahuan oleh orang lain, hingga mereka menyimpannya diruangan penyimpanan rahasia. Lalu, mereka telah memecahkan kasus tersebut tentang lemari Panji yang bisa masuk kedalam negeri Liyue sampai dua orang misteri hilangnya dibukit Wuwang namun, mereka merahasiakannya tentang mereka berdua sampai akar-akarnya hanya Panji yang bisa menjaga rahasianya lewat buku catatannya serta kasus-kasus maupun pembuatan teleportasi pertama yang dia ciptakan.
Disuatu kamar, Panji mengerjakan tugas dari sekolah bahkan, menghadapi kesulitan tentang matematika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya membuat Panji pun akan menghadapinya. Lalu, Panji mengerjakan soal IPS setelah mengerajakan matematika yang sangat sulit baginya hingga usai mengerjakkannya namun, di luar rumah seorang perempuan mencoba mengetuk pintu dengan memencet alarm rumah. Rosa pergi dan mencoba membukakan pintu tersebut dan melihat seorang perempuan berusia tiga puluh tahun masuk kedalam rumah dan perempuan tersebut mengenali Panji dari sejak Taman Kanak-kanak hingga Rosa kaget melihatnya.
"assalamualaikum, eeh Rosa sudah lama tidak berjumpa denganmu",ujar sang perempuan misterius tersebut
"eeh, Ibu Lisa ya?",ujar Rosa dengan terkejut melihat kehadirat Lisa
"yaaah, gimana kabarmu sehat?",ujar Lisa sambil salam dan duduk di atas tempat duduk tamu
"Alhamdulillah, sehat",jawab Rosa dengan lemah lembut
"Hmmm, sudah lama tidak berjumpa lagi dirumahmu Rosa. dan aku turut duka cita atas kematian suamimu dimedan perang",ujar Lisa dengan membela sungkawa atas kematian Aji
"iya,terimakasih Bu Lisa",ujar Rosa dengan senang melihat Lisa
"lalu, bagaimana pekerjaanmu hari ini Rosa?",ucap Lisa menanyakan pekerjaan Rosa
"haaah, saya.... sebagai fashion diluar kota, Bu Lisa",jawab Rosa kepadanya
"baju batik?",ucap Lisa kepada Rosa keingin tahuan tentang fashion yang di tampilkan
"tidak, selain itu..... aku mendesain pakaian sederhana dengan modern, mau lihat?",ujar Rosa ingin mengajak Lisa memperlihatkan pakaian fashion buatannya
"aaah, tidak aku udah pernah melihat lewat website mu Rosa, lalu bagaimana dengan Panji? Sudah lama tidak ketemu dari TK",ujar Lisa yang ingin mendengar tentang Panji
"oooh, Dia ada di atas dan sudah masuk SD Bu",jawab Rosa dengan tertawa sedikit
"Hahahaha, iya aku melatih pemanah",ujar Lisa,"dan dia langsung pergi begitu",tambahnya
"iya mungkin kau menakuti putraku sehingga dia berhenti latihan pemanah",ujar Rosa mengingat Panji ingin pergi latihan pemanah dari Ayah yang sudah tau tempat latihan pemanahnya hingga memanggil Panji,"Panji! Panji!",ujar Rosa dengan teriakkan memanggil putranya
"iya mah?",pergi kebawah sambil melihat Lisa dan Rosa
"eeh Panji! masih ingat aku tidak?",ujar Lisa sambil salam dengan Panji
"aaah, Bu Lisa ya?",ujar Panji dengan sedikit tegang melihat Lisa
"masih ingat ya Panji, kau selalu kabur dalam latihan pemanah ya?",ujar Lisa mengingat masa lalu Panji ingin latihan pemanah darinya
"aaah, itu.... sudah berlalu Bu hahahaha",ujar Panji dengan rasa malu, tentang latihan pemanah yang selalu kabur karena kena marahnya Lisa
"mau latihan lagi tidak Panji? sudah banyak anak-anak lagi latihan pemanah Panji",ujar Lisa ingin mengajak latihan pemanah bersamanya
"aku..... tidak Bu",jawab Panji malu-malu karena, mengingat kejadian masa kanak-kanak Panji
"tidak apa-apa kalau tidak mau ikut, itu terserah Panji",ujar Lisa sambil tersenyum kepadanya
"nah Panji isikan semua gelas plastic ini ya?",ujar Rosa sambil mengambil keranjang pengisi air gelas minum hingga melihat Panji membawanya dan pergi meninggalkan dirinya
Panji pergi sambil membawakan keranjang air gelas didalam kardus hingga, pergi dan menyimpannya di atas meja tamu hingga Lisa langsung mengambilnya setelah Panji meletakkan keranjang air gelas. Lalu, Panji pergi untuk melanjutkan dalam tugas rumahnya yang lebih muda dulu kalau susah, dibantu sama Ganyu untuk membereskan tugas rumah Panji namun, Panji telah menulis atau mengerjakan tugas dan dikumpulkan nanti. Setelah itu, tiba-tiba saja, Ganyu datang sambil memandang Panji yang sudah menyelesaikan tugas rumah hingga Ganyu duduk di atas kasur Panji sambil melihat Panji yang sedang membereskan seluruh buku-buku tugas serta membereskan buku yang akan dibawa kesekolah hingga Ganyu merasa senang.
"Panji, kau disini ya?",ujar Ganyu sambil duduk di atas kasur Panji
"iya Kak, aku habis mengerjakan tugas sekolah dirumah",jawab Panji kepada Ganyu
"ooh, mau pergi sama aku tidak Panji?"ujar Ganyu sambil tidur di atas kasur yang empuk,"disini enak sekali Panji",tambahnya
"iya Kak, Kakak juga pernah tidur disini kan sama aku?",ujar Panji kepada Ganyu yang telah melihat Ganyu tidur disebelahnya
"oh iya, Kakak pernah tidur waktu libur semesterkan?",ucap Ganyu dengan senyum kepadanya
"iya, mau kemana sekarang Kak?",Panji yang ingin tau kemana-mana dalam jalan-jalan keliling atau ketempat lainnya
"yuk,ikutlah sama Kakak",ujar Ganyu sambil pergi kedalam lemari
"Panji! Ganyu! Sini!",ujar teriak Rosa memanggil nama mereka berdua
Mereka turun kebawah untuk menemui Rosa yang telah mengajak bicara bahkan, Ganyu melihat tamu perempuan yang sedang duduk dan meminum gelas air putih, bahkan Panji pun ikut kebawah. Lisa merasa heran melihat Ganyu, lalu melihatnya duduk di atas kursi tamu bersama Panji hingga membuat Ganyu kebingungan melihatnya sambil salaman kepada Lisa hingga Lisa senang melihat Ganyu.
"ooh, kau kan Ganyu?",ujar Lisa heran melihat wajahnya,"aku pernah melihatnya di layar apa gitu",tambahnya
"aaah, iya itu namaku",jawab Ganyu kepada Lisa
"jadi, kau melatih Panji, Ganyu?",ujar Lisa melihat Ganyu
"iya, dia suka latihan sama aku",jawab Ganyu dengan merasa heran dengan sikap Lisa
"syukurlah, dulu Panji melatih pemanah sama aku tapi, dia ketakutan saat aku melatih dia",ujar Lisa member tau tentang dirinya seorang pelatih pemanah Panji
"oh, iya aku baru tau",ujar Ganyu
"baru tau ya? Dulunya Panji sangat senang latihan pemanah di tempatku dan sekarang, udah banyak anak-anak disana Ganyu",ujar Lisa
"dulunya Panji latihan sampai dia.... tau Bu?",ucap Ganyu dengan tatapan heran kepadanya
"iya dulu Panji sangat suka memegang pemanahku...."
Lisa menceritakan tentang masa lalu Panji, dimana Panji di waktu umur kanak-kanak, dia sudah berani memegang pemanah milik Lisa saat Lisa ikut lomba pemanah di lapangan bahkan, dia melihat Panji merasa sedih karena pemanah miliknya diambil bahkan digunakan untuk lomba. Lisa, mencoba memfokuskan anak panah kedepan bahkan, anak panah tersebut sedikit ke arah samping kiri bahkan, hampir mengenai lingkaran kecil berwarna merah hingga Lisa merasa senang namun, disisi lain salah satu penantangnya yang telah mengalahkan Lisa. Lisa menjadi juara kedua karena, dikalahkan oleh pemanah dari daerah tertentu namun, saat setelah mengambil pialanya, dia melihat seorang anak laki-laki kecil yang mencoba memegang anak panah miliknya hingga Lisa kaget dan mencoba untuk menarik pemanah miliknya namun, anak laki-laki tersebut, Panji menangis karena cara menghindar darinya sangat tidak sopan. Kemudian, datang Aji yang merupakan seorang pemanah yang handal namun, pemanah miliknya sudah rusak. hingga Aji menggendong Panji agar tidak menangis gara-gara Lisa yang mencoba menyingkirnya.
"maaf Bu, dia putraku masih anak-anak",ujar Aji yang sedang merayu Panji agar tidak menangis lagi
"tidak apa-apa Tuan, dia suka memegang pemanah milikku",ujar Lisa dengan malu melihat Panji menangis
Aji membawa Panji pergi serta meninggalkan Lisa yang sedang memegang pemanah dan memasukkannya kedalam kantong untuk pemanah, lalu pergi dengan taksi online, lalu menjelang pagi di keesokannya dimana Lisa pergi keluar sambil latihan pemanah namun, disampingnya Panji sedang menggoes sepeda melihat Lisa sedang latihan di belakang halaman rumahnya. Lalu, Dia sedang memfokuskan titik merah yang merupakan target yang benar dalam memanah hingga Panji ingin melihatnya.
"Tante, lagi latihan pemanah bukan?",ujar Panji kepada Lisa
"iya, kenapa? mau memegang pemanah Tante lagi?",ujar Lisa dengan sedikit marah kepada Panji
"yaaah, padahal aku ingin latihan sama Tante",ucap Panji yang sedang sebal melihat tingkah laku Lisa yang sedikit marah
"kenapa tidak sama Ayahmu, Panji? Ayahmu juga seorang pemanah juga,"ucap Lisa dengan rauk muka setengah marah, setengah fokus, dan setengah senang
"karena..... Ayahku pergi Tante. bolehkah aku latihan sama Tante?",ujar Panji yang mencoba keingin tahuan tentang pemanah
"haaah, boleh. Tapi, udah bilang dulu belum sama Mamah?",ujar Lisa kepada Panji kecil
"aku.... bilangin dulu ya?",ujar Panji sambil pergi dan menggoeskan sepeda dengan cepat hingga sampai dirumahnya sambil menemui Lisa setelah membolehkan Panji untuk ikut latihan pemanah sambil menemui Lisa diluar rumah,"Tante Lisa!",ujar memanggil Lisa
"ooh, sudah bilang belum ke mamah, Panji?",ujar Lisa dengan curiga dengan Panji yang belum bilang kepada Rosa
"sudah Tante, aku sudah bilang kepada Mamahku. Mamahku boleh latihan sama Tante",jawab Panji melihat rauk muka Lisa yang tidak percaya dengan ucapannya sambil melihat dia menelepon Ibunya Panji hingga melihat rauk muka Lisa dengan kaget bahwa, Panji dibolehkan Mamahnya untuk ikut latihan sama Lisa
"hmmm, kau boleh latihan sama Tante. Tapi, jangan memanggil Tante ingat itu Panji",ujar Lisa hingga pergi kedalam rumah sambil mengajak latihan memanah
Panji melihat piala milik Lisa yang sudah mendapat piala dari rasa kecapean yang mendalam bahkan, latihan pemanah setiap harinya membuat Panji takjub melihat prestasinya walaupun tidak mengerti tentang piala tersebut. Lalu, Panji melihat Lisa pergi kebelakang halaman rumah sambil mempersiapkan latihan pemanah sendirian hingga Panji hanya melihatnya saja daripada berlatih ingin memanah sama seperti Lisa. Lalu, anak panah tersebut telah mengenai sudut biru hingga mendapatkan poin 35 hingga Lisa kurang senang bahkan, mencoba lagi untuk kedua kalinya dan mengenai lingkaran berwarna kuning yang merupakan poin 20 hingga Lisa mencoba menahan rasa amarahnya karena, takutnya Panji menangis. Lalu, Panji mencoba memegang pemanah milik Lisa bahkan, Lisa kaget melihat Panji mengangkat pemanah miliknya dimana pemanah tersebut telah dipakai lomba kemarin hingga dia melarang untuk memegang pemanah tersebut.
"tidak boleh nak! tidak boleh memegang pemanah milikku sayang!",ujar Lisa yang mencoba menahan rasa emosi terhadap Panji
"Kakak! Aku ingin memegang dan ingin mencobanya!",ujar Panji yang merasa ingin memegang pemanah milik Lisa hingga melihat pemanah tersebut terlepas ditangannya dan disimpan ditempat yang aman dari Panji yang masih kanak-kanak
"huh, ini",ujar Lisa sambil memberi mainan pemanah untuk Panji yang masih dibawah umur,"kau masih anak-anak, jangan memegang panah punya Kakak ya?",ujar Lisa yang mencoba menahan amarah kepada Panji yang masih Kanak-kanak hingga melanjutkan latihan pemanah
Panji memegang mainan pemanah tersebut, hingga mencoba untuk menargetkan ke arah depan namun, serangan yang dilakukan Panji tidak kena karena penarik anak panah sangat sederhana dan tidak membahayakan anak kecil. Lalu, Lisa kaget melihat Panji yang tiba-tiba saja menangis karena anak panahnya tidak sampai ke arah depan hingga Lisa mencoba meletakkan anak pemanahnya tepat di tempat pembidik anak panah hingga Lisa merayu Panji sambil melihat anak panahnya tepat sasaran namun, dia menangis.
"eeh, Panji anak panahmu telah mengenai sasaran",ujar Lisa sambil menggendong Panji dan melihat anak panahnya sudah sampai di tempat pembidik bagian tengah namun, anak panah mulai terlepas dan menangis,"duh jangan menangis Panji",tambahnya
Lisa mencoba mengantar Panji kerumahnya namun, Lisa kaget dirumahnya menemukan sepucuk surat berupa menjaga anak saya, Panji. Karena sibuk dengan pekerjaan, membuat Lisa mencoba menghadapi rasa hidup punya anak seperti Panji tanpa kedua orang tuanya yang sedang sibuk menjalani tugasnya. Lalu, begitu membawa Panji kerumah hingga tangisan Panji mulai menghilang hingga Lisa mencium Panji karena, sudah berhenti menangis.
"eeh, gak menangis lagi ya",ujar Lisa memberikan senyuman untuk Panji
"Kakak, aku ingin bisa memanah!"ujar yang cerewet ingin bisa memanah dengan mainan pemanahnya
"boleh, sini manak pemanah punya kamu",ujar Lisa sambil memegang tangan Panji yan legi memegang pemanah hingga menarik salah satu lengan kanan Panji hingga menyuruh Panji melepaskan anak panah ke depan hingga mengenai tempat pembidik panah dengan jarak dekat
"waah, Kakak hebat!",ujar Panji yang masih kanak-kanak tidak tau bahwa anak panah yang dikeluarkannya ke arah atas, bukan ke datar
"walaupun dia tidak tau apa-apa, aku harus mengawasinya",ujar Lisa didalam hati sambil memberi cara untuk memanah dengan mainannya
Lisa memberi tau cara untuk memanah yang benar walaupun Panji tidak tau apa-apa soal memanah dengan bentuk mainannya, hingga Panji hanya memangkukkan kepalanya kebawah atau mengerti cara memanah dengan benar. hingga tak lama kemudian, Panji melihat anak panahnya mengenai sasaran ke atas hingga Lisa senang melihat Panji tidak sedih lagi bahkan, mencoba lagi hingga ke arah tempat pembidik milik Lisa hingga membuatnya khawatir dengan Panji dengan sasaran ke depan. Namun, Panji berjalan kedepan untuk mengatur jarak antara tempat pembidik dengan sasaran anak panah mainannya dengan jarak dekat hingga Lisa senang melihat aksi lucunya Panji masih kanak-kanak menggerakkan anak panah ke arah tempat pembidik hingga tidak mengenainya membuatnya cemberut. Lalu, Lisa hanya memandang Panji sebagai pelawak dimana kelakukan Panji terus dicoba dan dicoba untuk bisa mengenai lingkaran dengan jarak dekat bahkan, lucunya anak panah mainannya menempel di atas kepala hingga muda dilepaskan hingga mencobanya lagi hingga mengenai sasaran lingkaran warna kuning membuat Panji senang sambil mencopotnya lagi.
Panji sangat senang memainkan anak panah dari hadiah Lisa yang tidak membahayakan Panji, bahkan Panji mencoba memanah lagi ke arah lingkaran merah dan tak lama kemudian, anak panah tersebut sudah mengenainya hingga jatuh lagi. Bahkan, senang, Lisa melihat Panji senang dan main asyik di rumput hijau dengan tempat pembidik untuk latihan pemanah hingga anak panah mainannya ke atas hingga Lisa kaget melihat kejadian tersebut dan mencoba untuk menyelamatkannya namun, saat Lisa lari tiba-tiba, tubuhnya merasakan ingin jatuh karena kaki kanan lisa terkena batu yang ada ditanah. hingga terjatuh bahkan, Panji melihatnya serta mainan anak panah terkena kepala Lisa hingga wajah Lisa menjadi kotor sambil menatap Panji dengan kekesalannya kepadanya.
"dasar! Membuatku menjadi kaget!",ujar Lisa sambil berdiri sambil membersihkan wajah yang kotor hingga meninggalkan Panji sendirian di dekat tempat pembidik
Panji sedang menarik anak panahnya ke suatu tempat dan anak panahnya mengenai dinding pagar kayu hingga lari untuk mengambil anak panah yang menempel, lalu pergi kebelakang bahkan duduk di kursi kayu serta menyimpan anak panah. Namun, Panji melihat busur panah milik Lisa yang asli hingga mencoba memegang panah tersebut yang masih utuh sambil memegang tali penarik anak panah. Panji mencoba mengangkat panah tersebut hingga siap untuk menarik anak panah yang sangat dekat dengan tali penarik anak panah sambil melepaskannya walaupun tidak jauh membuat Panji tidak senang. Lalu, mencobanya lagi, Panji tetap memegang anak panah di depan tali penarik anak panahnya, kemudian begitu dilepaskan anak panah tersebut ke atas dengan mengenai lingkaran merah sebagai point tertinggi membuat Panji merasa senang. Bahkan, mencoba lagi hingga Lisa heran dan kaget melihat Panji mencoba menggunakan anak panah miliknya membuatnya panik karena, pemanah miliknya ditangan Panji bahkan, Panji melepaskan anak panahnya saat Lisa sampai di dekat Panji sambil memegang pemanahnya dan mendengar suara kaca jendeal pecah hingga Lisa gemetar sambil melihat Panji yang hanya bengong doang dimana, anak panahnya mengenai sesuatu di tetangga sebelahnya namun, Lisa tidak berani untuk tanggung jawab dalam masalah anak panah. Lisa pun pergi dan tidak tahan untuk tanggung jawab terhadap tetangganya karena, ulah Panji yang selalu membuatnya masalah. Sampai sore, Lisa hanya terdiam dirumah hingga melihat warga yang mendengar tentang panah misterius di samping rumah Lisa mengenai kaca jendela, bukan mengenai warga di sebelah rumah Lisa. Lisa tidak mau percaya apa-apa bahkan, Panji kebingungan melihat Lisa ketakutan akan dihajar oleh orang lain hingga Panji mendekat namun, Lisa memberikan senyuman untuknya sambil memeluknya sebagai tanda meminta maaf untuknya. Lalu, Lisa menyuruh Panji untuk segera pulang kerumah walaupun Panji tampak kebingungan dan pergi kerumahnya hingga sampai didepan rumah dirinya di depan pintu pagar yang tidak terkunci membuat Lisa senang melihat Panji sudah menemui kedua orang tuanya bahkan, Lisa pergi dan merasakan dirinya bersalah. Lisa merasakan ikhlas di dalam dirinya, lalu Lisa pergi kedalam rumah sendirian tanpa pacar karena, belum punya pacar. Dari tahun ke tahun telah berlalu, Lisa pun sudah puas ceritanya dari masa lalunya Panji yang masih kanak-kanak dan selalu bisa memegang pemanah miliknya membuat Lisa senang karena, Panji sudah dipegang oleh Ganyu.
".... itulah ceritanya, Panji selalu mengambil pemanah milikku, Ganyu",ujar Lisa dengan senyumannya hingga menatap Panji yang wajahnya memerah karena mengingat masa lalunya
"yaaaah, itukan dulu sekarang tidak juga kan Kak?",ucap Panji sambil menghadap Ganyu
"ahahahaha, iya sih tapi jangan nakal Panji, tapi kau sudah berubah pikiran kan?",ujar Ganyu yang rasa senang mendengar cerita darinya
"kaulah yang bisa menjaga Panji, Ganyu. Hmmm hari sudah berganti, waktu telah berlalu",ujar Lisa sambil menghadap ke arah jendela melihat bulan purnama yang indah baginya sambil menghadap Panji dan Ganyu,"bulan purnama yang indah bagiku",tambahnya hingga pergi keluar sambil membawakan kotak untuk Panji dan Ganyu,"Panji! Ganyu! terimakasih, aku sudah mampir kesini melihat kalian berdua, bahkan Panji, kau sudah tumbuh gede",ujar Lisa dengan senyumannya yang sama dengan senyuman di masa lalunya
"iya Kak Lisa",jawab Panji dengan pelan
Ganyu membuka kotak peti tersebut hingga menemukan sebuah panah berukuran besar untuknya berwarna putih tulang bergaris biru muda di bagian depannya serta lingkaran tampak seperti mutiara biru keputihan hingga muncul Qilin secara tiba-tiba membuatnya heran dan senang mendapatkan pemanah baru. Lalu, Panji pun sama dengan berbentuk persegi dari samping kiri maupun kanan untuk menahan anak panah dari bengkok, bahkan melengkung ke atas sampai bawah dan sesuai dengan keseimbangan para pemakai memanah serta ukurannya yang pas untuk digunakan olehnya serta dengan warna hitam di atas dan dibawah namun, di tengah berbentuk prsegi panjang sama dengan warna pemanah milik Ganyu serta dihiasi dengan bela ketupat biru muda di tengahnya membuat Panji senang mendapatkan pemanah dari Lisa.
"terimakasih Kak Lisa",ujar Panji kepada Lisa yang senang bisa memegang pemanah barunya
"kalian senang ya? Kakak juga ikut senang melihat kalian, karena kalian cocok pemegang pemanah",jawab Lisa dengan halus
Sampai menjelang Isya, Ganyu, Panji, dan Rosa melihat Lisa untuk pamit dari rumah Panji bahkan, Lisa melambaikan tangan kepada mereka bertiga dirumah Panji, lalu Lisa pergi setelah melambaikan tangan dan mengucapkan salam berpisah kepada mereka. Lalu, Ganyu membawa Panji kedalam rumah sambil masuk kedalam lemari untuk bersenang-senang serta mencoba untuk latihan dengan pemanah dari Lisa. namun, Lisa berbalik kebelakang bahkan, melihat ke bulan purnama yang sangat cerah hingga Lisa menghilang dan mengucapkan kata-kata terakhirnya untuk Panji dan Ganyu.
"selamat jalan Panji! Kakak senang melihat kamu bisa memanah dengannya, selamat tinggal Ganyu! Engkau sudah dijanjikkan takdir ini, aku serahkan kepadamu, menjaga Panji",lalu tersenyum dan tiba-tiba Lisa merupakan se sosok arwah pemberi tau atau pemberi sesuatu untuknya hingga menghilang sebagai tanda terimakasih dan salam terakhir saat cahaya bulan purnama sudah menghilang karena, tertutup awan hitam dimalam hari.
Comentario de párrafo
¡La función de comentarios de párrafo ya está en la Web! Mueva el mouse sobre cualquier párrafo y haga clic en el icono para agregar su comentario.
Además, siempre puedes desactivarlo en Ajustes.
ENTIENDO