Descargar la aplicación
50% Selingkuh Romantic Gay / Chapter 10: RG 10

Capítulo 10: RG 10

Teng-teng.. Denting melody Jam Raksasa Mall Kuno telah berbunyi. Waktu menunjukkan Jam 22.00. Beberapa Outlet sudah pada menutup Rolling Doornya. Sementara SPV Salonnya Nizar masih merekap penghasilan harian.

"Beib, gw mau ikut ke Pameran deh kayaknya." Ucap Nizar kepada Novi.

"Udah ijin belum lu sama abang lu?" Ucap Novi.

"Belum sih. Tapi, gw mau ngomong secara langsung kalau dia sudah menjemput. Nanti temenin gw ijin ke abang gw ya beib? Mudah-mudahan aja dia mau di ajak ke tempat yang begituan, kalo gw ijin ada lu nya. Gimana beib?" Ucap Nizar.

"Ya udah nanti gw sama Apri temenin." Ucap Novi.

Ardi berjalan melewati depan Salonnya Nizar. Seketika Nizar langsung menatap ke arah Ardi dan memperhatikan Ardi yang sedang berjalan memasuki Toilet.

"Tumben amat Ardi lewat sini dan masuk ke Toilet bawah? Toilet lantai atas sudah di tutup kali ya?" Ucap Nizar di dalam hatinya sambil melihat Ardi.

"Heh! Kenapa lu bengong?" Ucap Novi yang tidak mengetahui Ardi barusan lewat.

Novi tidak mengenalinya karena Ardi sudah berganti kostum. Ardi menggunakan Kemeja Flannel bersama dengan Jeans slimfitnya yang berwarna biru gelap, terlihat semakin tampan di mata Nizar.

"Bentar ya beib, gw mau ke Toilet dulu sebentar?" Ucap Nizar.

"Iya cepetan, bentar lagi Emak selesai." Ucap Novi.

"Ok, titip dulu nih Tas gw ke lu." Ucap Nizar.

Nizar segera berjalan ke arah Toilet yang di masuki Ardi.

"Gatel, gatel deh ah gw. Dari pada jantung gw panik terus. Gw beraniin diri deh buat kenalan." Ucap Nizar di dalam hatinya sambil berjalan ke Toilet.

Kreek! Pintu Toilet di buka Nizar. Hanya ada CS sama Ardi di dalam Toilet. Ardi sedang mencuci wajahnya di Wastafel. Nizar langsung mencuci wajah di sebelahnya Ardi.

"Krucuuuk.." Nizar menyalakan air kran Wastafel dengan detup jantungnya yang terus berdebar karena bersebelahan dengan Ardi.

Sambil mencuci wajah sesekali Nizar menatap wajahnya Ardi dari cermin besar yang ada di depan Wastafel.

"Kamu belum pulang Dek?" Ucap Ardi sambil mengelap wajahnya dengan tisyu.

Deg!

"Oh Tuhan, benarkah dia yang menyapaku?" Ucap Nizar di dalam hatinya sambil memberhentikan kegiatan mencuci wajahnya.

Sejenak Nizar mengambil tisyu Roll yang berada di tembok toilet lalu baru menjawabnya.

"Belum. Abang sendiri belum pulang?" Ucap Nizar sambil mengelap wajahnya dengan Tisyu sambil bercermin.

"Sebentar lagi, tapi saya mau mampir dulu ke acara Pameran Distro. Kamu gak mau pergi kesana?" Ucap Ardi.

"Andai aku bisa jalan sendirian, aku hanya mau berdua bersama dengan kamu saja sayangku." Ucap Nizar di dalam hatinya kepada Ardi.

"Pengen sih, rencananya mau kesana bareng teman-temanku bang." Ucap Nizar.

"Oooh.." Ucap Ardi.

"Abang sendiri kesana bareng siapa?" Ucap Nizar.

"Sendirian Dek. Kirain saya kamu sendirian, tadinya mau sekalian saya ajak biar barengan. Tapi kalau sama teman kamu, saya tidak bisa, karena saya membawa motor Dek." Ucap Ardi.

"Enak kali ya boncengan sama kamu, bisa meluk tubuh kamu yang sedikit gempal itu." Ucap Nizar di dalam hatinya.

"Pengennya sih gitu. Oh iya lupa, kenalin bang nama aku Nizar?" Ucap Nizar.

"Ardi Laga." Ucap Ardi.

"Ya sudah, kapan-kapan kita jalan bareng ya Dek?" Ucap Ardi.

"Siaap bang." Ucap Nizar yang tidak ingin terlalu terlihat bahwa dirinya sangat menyukai Ardi.

"Ini nomer saya, kamu simpan ya? Kalau kamu ada waktu libur, kabarin saya?" Ucap Ardi sambil memberikan kartu namanya.

"Yap, nanti aku kabari ya bang." Ucap Nizar sambil menerima kartu namanya.

"Di tunggu ya Dek? Ya sudah, saya duluan ya?" Ucap Ardi.

"Ok, hati-hati di jalan bang." Ucap Nizar.

"Iya, kamu juga hati-hati ya." Ucap Ardi.

Ardi telah keluar dari Toilet.

"Apakah sebenarnya dia juga sama sepertiku dan menyukaiku?"

"Ah, koq gw mendadak gatel kayak si Mpok sih.."

Nizar segera berjalan keluar dari Toilet menuju ke Salon.

"Udah beib?" Ucap Novi.

"Udah." Ucap Nizar.

"Abang lu nungguin Dimana?" Ucap Apri.

"Di depan Mall Empok." Ucap Nizar.

Mereka bertiga sambil berjalan santai keluar dari Mall sambil mengobrol.

"Tau gak beib, gw tadi dapet apaan?" Ucap Nizar.

"Dapet apaan lu?" Ucap Novi.

"Dapet kartu namanya si dia beib." Ucap Nizar.

"Dia siape?" Ucap Apri yang sudah mengetahui kalau Nizar telihat centil sedikit pasti masalah lelaki yang di sukainya.

"Ah lu Empok, bisa gak sih ngomong kalem dikit? Udah cempreng, deket kuping pula ngomongnya." Ucap Nizar.

"Hehe, sorry gw lepas kontrol. Lagian lu bikin gw penasaran aja." Ucap Apri.

"Novi yang tahu Mpok, lelaki mana yang gw suka saat ini." Ucap Nizar.

"Berarti yang lu maksud itu si Ardi beib?" Ucap Novi.

"Yaaa, gitu deh beib. Seneng banget deh gw hari ini. Hidup gw mendadak semakin bahagia." Ucap Nizar.

"Kayak apa sih orangnya beib?" Ucap Apri.

"Itu loh beib, kepala Toko Brand perlengkapan olahraga yang manis itu." Ucap Novi.

"Apa? Gak percaya gw kalau lu dapetin dia deh Zar. Penghinaan nih buat gw." Ucap Apri.

"Kan bener Vi? Empok kita yang satu ini suka gatel." Ucap Nizar.

"Ah, udah biasa. Maklumin saja namanya juga Jendes beib." Ucap Novi.

"Padahal gw yang ngincer dia tuh dari dulu." Ucap Apri.

"Nih, kalo lu mau gw kasih nomernya Mpok. Gimana?" Ucap Nizar.

"Ya kali gw mau nyosor duluan Zar? Dodol lu ah." Ucap Apri.

"Tumben sadar diri." Ucap Nizar.

"Sialan lu Zar. Gini-gini kan gw juga gak segatel itu." Ucap Apri.

"Oooooh.." Ucap Novi dan Nizar.

"Kenapa pada bisa barengan gitu ngomongnya?" Ucap Apri.

"Namanya juga adek kakak beib." Ucap Novi.

"Emang bener adek kakak yang tukang ngebuli gw." Ucap Apri.

"Merasa kesindir lu Mpok?" Ucap Nizar.

"Gak sih, Cuma dikit." Ucap Apri.

"Banyak juga gak apa-apa Mpok. Biar beneran kesindir, terus cari lelaki yang bener biar nikah. Jangan gonta-ganti cowok mulu. Masa, kalah sama gw yang selalu setia sama satu orang?" Ucap Nizar.

"Setia pala lu! Itu Ardi apaan?" Ucap Apri.

"Ardi sekedar buat berteman lah Mpok. Namanya juga sesama lelaki, mungkin dia butuh temen curhat. Karena tadi dia sempet bilang, kalau dia akan jalan ke Pameran sendirian." Ucap Nizar.

"Yang bener Zar? Kenapa gak di ajak bareng aja lu? Malah di lepasin gitu?" Ucap Apri.

"Beib?" Ucap Nizar kepada Novi.

"Susah kalo sama Jendes, mikirinnya batangan mulu. Ya enggak mungkinlah Nizar jalan sama Ardi. Sementara, Nizar sendiri akan mengajak Dimas kesitu. Lu pengen nanti ada api yang berkobar?" Ucap Novi.

"Hehe, iya yak? Lupa gw." Ucap Apri.

"Udah biasa!" Ucap Novi.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C10
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión