"Aku asli Indonesia tapi saat umur aku 10 tahun aku pindah ke Swiss."
Mereka semua menggangguk.
Alison merasakan sensasi yang belum pernah dia rasakan, wanginya, senyumnya, suaranya begitu candu seperti darah, rokok dan alkohol yang menjadi favoritnya. Pemuda itu tidak mengalihkan
pandangannya sama sekali dari Berlin yang kini sudah duduk di bangku kosong baris kedua.
Tetapi dia benci ketika gadis itu mengucapkan nama negara yang paling dia hindari itu, rasanya dia ingin menyobek mulut mungilnya.
"Kedip bos kedip." Ingat Cakra yang melihat Alison yang terus memandangi Berlin.
"Haahaaa si Alison kayanya terpesona nih." Tawa Liam pecah ketika menyadari perubahan raut wajah Alison.
"Diem anjing!" Serunya emosi.
Bu Ranti yang mendengar umpatan Alison mendelik. "Alison! Jaga bicara kamu disini!"
Alison hanya berdehem sebagai jawaban dan menatap tajam ke dua sahabatnya yang masih tertawa cekikikan.