"Telus ini lumah siapa?"
"Bukan rumah Ichel. Ini namanya apartemen. Abang tinggal di rumah Kak Rayn, tapi kita mainnya di sini aja ya," ucap Rayan lembut. Ia menghampiri adiknya yang mengintip dinding kaca.
"Wahh.. Ichel jadi laksasa. Bisa lihat banyak gedung sama mobil." Gadis kecil itu sekarang menatap takjup, tanpa takut melihat ketinggian dari lantai sepuluh tersebut.
"Norak deh lo," gumam Rayan. "Ichel gak takut tinggi?"
Ichel menggeleng. "Ichel cuman takut sama Papa."
Jika Rayan punya ayah, maka Ichel punya Papa. Sedikit perbedaan Ichel memanggil Bunda Freya dengan sebutan mama.
Kadang Rayan merenung, enak juga punya ayah dan bunda, papa dan mama, kalo saja ia memanggil orangtua tirinya itu dengan sebutan seharusnya.
"Kenapa takut?"
"Papa kalo malah bisa sepelti dinosaulus. Lawl!!" Ichel mengaum dengan tangan yang menirukan harimau.