Pagi harinya, Fathan bangun lebih awal. Ia sudah mandi, sudah memakai seragam dan menyiapkan makanan. Hanya tinggal menunggu Yera keluar dari kamar. Fathan duduk di sofa, melirik arlojinya. Pukul 6 lewat beberapa menit. Fathan bangkit,
berdiri di depan pintu kamar, mengetuk pelan. "Ra ... lo udah bangun?"
"Sarapan dulu ya, gue udah masak. Biar lo fokus olimp nanti,"
Terdiam sesaat. "Gue nunggu lo," ucap Fathan lalu kembali duduk di sofa.
Beberapa menit kemudian, pintu kamar terbuka. Fathan menoleh cepat, berdiri menatap Yera yang sudah rapi dengan seragamnya. "Ra, sarapan dulu ya, ayo,"
Fathan meraih tangan Yera namun Yera menghindar. Gadis itu melewati Fathan tanpa berbicara sedikit pun. Fathan menyusul, mencegah tangan Yera, tapi lagi-lagi Yera menepis dengan kasar. "Ra, jangan kayak giniii, gue tahu lo marah
tapi jangan diemin gue," ujar Fathan memandang Yera yang sibuk memakai sepatu.