Xiao Chen bisa melihatnya. Pada adegan pertama, seorang pemuda bersama beberapa orang datang di suatu tempat dengan banyak petir perak yang berderak.
Di batu tertentu, sesosok ular perak muncul dan mencoba melarikan diri. Namun, bagaimana pun dia mencobanya, ular kecil itu tidak bisa kabur dan akhirnya mau mengikuti sosok pemuda itu setelah beberapa interaksi.
"Kau melihatnya? Itu adalah kakakku. Ular Naga Surgawi Tanduk Perak. Sejak saat itu, dia telah mengikuti orang itu dan bersama-sama, mereka menjelajahi dunia yang luas. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada mereka selanjutnya, karena aku masih dalam bentuk telur, kakakku lebih dulu menetas daripada aku. Aku benar-benar ditinggalkan, tapi karena garis keturunanku telah bangkit, aku akhirnya tahu semua ini," terang Ziyan.
"Kakakmu? Ular perak kecil itu kakakmu? Jadi artinya, kau adalah Ular Naga?" tanya Xiao Chen tercekat. Dia tanpa sadar mundur beberapa langkah.
"Kau takut sekarang? Huh, ke mana keberanianmu yang tadi?" kata Ziyan seperti di atas angin.
"Tidak. Aku tidak takut, aku hanya menjaga jarak. Siapa yang tahu jika tiba-tiba kau memakanku," tampik Xiao Chen. Kemudian menambahkan, "Lalu, siapa orang-orang itu? Apakah kau tahu?"
"Aku tidak pernah bertemu mereka, tapi aku tahu salah satunya. Itu, yang di sana. Dia adalah Raja Buaya Emas. Sayangnya, dia telah lama mati saat pertempuran dua faksi binatang spiritual," jelas Ziyan setelah beberapa kali menggelengkan kepalanya.
"Adapun Istana Raja Surgawi yang aku maksud, itu adalah ini," imbuh Ziyan, sekali lagi mengayunkan lengannya, seketika adegan di permukaan kolam berubah.
Kali ini, sosok Ular Naga Perak kecil telah berubah menjadi sosok yang sangat besar, dan itu bisa berubah ke wujud manusia. Wujud manusianya sangat cantik dan berisi, bahkan wanita manusia manapun tidak bisa dibandingkan dengannya soal proporsi tubuh.
"Se-sempurna!" Bahkan, Xiao Chen tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. Hidungnya bahkan mulai berdarah saat matanya terbelalak pada area tertentu wujud manusia sosok ular perak itu.
"Itu adalah kakakku. Dia telah mencapai usia dewasa. Namanya Cai Lin, nama pemberian dari tuannya. Lihat, tempat yang dia kunjungi adalah Istana Raja Surgawi. Sebenarnya, ini adalah istana kedua yang jauh lebih kecil. Istana satunya lagi dikenal sebagai Istana Kaisar Surgawi. Kakakku datang bersama tuannya dan berpisah jalan hingga sampai di istana ini," terang Ziyan dengan penuh keyakinan.
Dia kemudian melanjutkan, "Kakakku berhasil memperoleh beberapa ingatan garis keturunan Ular Naga Surgawi dan beberapa kemampuan tambahan. Di sinilah, itu di mulai. Kakakku menggunakan energi petir perak yang dia tinggalkan di cangkangku untuk memanggilku ke sana menggunakan formasi. Aku akhirnya ditempatkan di sana dengan harapan aku akan menetas lebih cepat di tempat dengan banyak aliran energi keturunan Ras Ular Naga Surgawi."
"Jadi, seperti itu? Lalu apa hubungannya tulang kerangka dan Mutiara Bintang Sembilan itu?" tanya Xiao Chen selagi dia masih memperhatikan setiap adegan yang terjadi, atau lebih tepatnya memperhatikan sosok Cai Lin itu.
"Lihat sendiri," tunjuk Ziyan ke adegan sebelum berganti, kemudian menjelaskan, "Tulang kerangka itu hanyalah tulang kerangka milik Ras Iblis. Untuk Mutiara Bintang Sembilan, itu adalah mutiara yang diperolehnya dari tuannya. Kakakku sengaja menempatkannya di sana sesuai perintah tuannya, agar seseorang yang cukup beruntung bisa menemukannya, lalu menggunakannya dan membangkitkan sembilan elemen baru pada diri orang yang beruntung itu …."
"… Tapi, beruntung saja tidak cukup. Orang yang berhasil menemukannya harus memiliki garis keturunan yang sesuai untuk bisa mendapatkan keuntungannya. Dan faktanya, kau yang menemukannya. Mungkin kau memiliki hubungan dengan tuan kakakku itu. Selanjutnya, Mutiara Bintang Sembilan itu tidaklah sepenuhnya berisi sembilan elemen energi, melainkan berisi tekad dan kemauan kuat tuan itu untuk melanjutkan kebesaran namanya."
"Mungkinkah Tuan itu adalah Tuan Penguasa Seluruh Alam yang melegenda itu?" tanya Xiao Chen pada dirinya sendiri setelah mendengarnya.
Dari penjelasan Ziyan, Xiao Chen menarik kesimpulan bahwa tuan itu sengaja meninggalkan beberapa warisannya untuk generasi yang akan datang. Tentang apa maksud dan tujuannya, itu hanya akan diketahui setelah semuanya terungkap. Untuk saat ini, Xiao Chen hanya bisa berpendapat bahwa mungkin ini merupakan takdir yang telah ditentukan tentang warisan legenda Tuan Penguasa.
"Lihat, sebenarnya, Istana Raja Surgawi adalah warisan Ras Ular Naga Surgawi kuno. Kakakku menemukannya dan mengambil hampir semuanya, dia kemudian mengganti benda-benda yang sesuai. Contohnya cincin spasial yang kau ambil, itu adalah cincin yang memiliki ruang penyimpanan lumayan luas, bahkan mungkin mampu menyimpan bangunan satu kota," jelas Ziyan.
Setelah mengakhiri adegan di permukaan kolam, dia melanjutkan, "Sebenarnya ada banyak harta berharga di istana itu, tapi mungkin setiap orang hanya bisa mendapatkan sesuai apa yang mereka butuhkan. Ini adalah hukum alam tidak tertulis. Kau cukup beruntung dengan memilih dua item itu."
Xiao Chen paham apa yang dimaksud Ziyan, jadi dia tidak merasa menyesal. Setelah memikirkan beberapa saat, Xiao Chen tiba-tiba sadar dan bertanya, "Lalu, di mana Istana Kaisar Surgawi itu? Istana Raja Surgawi memiliki banyak benda berharga, jadi pasti Istana Kaisar Surgawi memiliki barang-barang yang jauh lebih berharga, bukan?"
"Benar. Tapi sayangnya, Istana Kaisar Surgawi telah hilang dari tempatnya. Menurut pendapatku, mungkin itu sengaja dipindahkan oleh tuan itu ke suatu tempat. Aku juga tidak tahu pasti," jawab Ziyan.
Dia kemudian melayang ke sudut tertentu dan berbaring. Kemudian berkata, "Jadi, apakah kau sudah memurnikan mutiara itu?"
Xiao Chen mengikutinya, tapi kemudian berhenti. "Aku juga tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Tapi sejak aku mengkonsumsi mutiara itu, aku mungkin berhasil membangkitkan sembilan bintang energi di dalam diriku. Sayangnya, aku tidak bisa menyimpan energi yang aku serap."
"Oh? Apakah seperti itu?" tanya Ziyan. Kemudian berkata, "Biarkan aku melihatnya."
Xiao Chen ragu, tapi dia juga ingin tahu dan membutuhkan seseorang untuk memberinya penjelasan dan verifikasi lebih lanjut. Ziyan mungkin bukan manusia, tapi dia mungkin juga bisa mengetahuinya.
Namun, meski begitu, Xiao Chen tetap waspada karena dia takut bahwa ini hanyalah trik Ziyan untuk bisa menguasai tubuhnya. Jika dirinya mengizinkan Ziyan memasuki ruang spiritualnya, dia selalu bisa menguasai jiwanya dan akhirnya jiwanya akan jatuh dibawah kendalinya.
Ziyan sepertinya tahu apa yang sedang dipikirkan Xiao Chen, dia berkata, "Aku tidak akan menelan jiwamu. Lagipula, aku tidak cocok dalam hal menelan jiwa manusia."
"Begitukah?" tanya Xiao Chen ragu.
"Jika tidak, aku telah lama keluar dari tempat ini dan membantai seluruh kota. Untuk apa aku repot-repot mengasingkan diri di sini?" kata Ziyan, agak tidak sabar.
"Baiklah, tapi jangan pernah berpikir untuk membodohiku!" kata Xiao Chen setuju dengan sedikit ancaman.
"Terserah padamu. Aku hanya menawarkan diri," kata Ziyan.
Xiao Chen akhirnya mengangguk dan berkata, "Oke. Kau bisa memeriksanya, tapi …."
Sebelum dia bisa menyelesaikan kata-katanya, Ziyan telah berubah menjadi seberkas sinar dan langsung melesat ke kepalanya.
"Kuharap kau tidak main-main denganku!" Xiao Chen hanya bisa berharap bahwa Ziyan tidak memiliki niat buruk terhadapnya atau dirinya tidak akan bisa lagi menyesali keputusannya.