'Orang mau muji juga, bukan apa-apa,' lanjut Boni dengan cemberut.
Jefri tetap menatap sang teman dengan melotot. Ia tahu tabiat temannya itu yang sedang menggerutu di dalam hati, karena ia melarang.
"Iya iya," sahut Boni tanpa suara ke Jefri.
Ia benar-benar menelan ucapannya kali ini. Kalau Jefri tak melotot tadi, ia sudah bersiap untuk melontarkan pujian meski sudah dilarang oleh temannya.
Jefri melakukan itu karena ada alasan. Ketika ia sedang dalam keadaan setengah sadar, waktu diobati oleh Yanto. Ia melihat Yanto bertelanjang dada dan nampaklah banyak bekas luka yang mengerikan berada di bagian depan dan dada pria penyelamatnya itu.
Tak hanya itu, ia mendengar Yanto marah dan berbicara dengan sangat serius, entah dengan siapa dan alat apa yang ia pakai. Jefri tak bisa melihat dan mendengar lebih jauh karena ia pingsan.