"Ada apa sih, Ma? Kenapa mama tiba-tiba mengatakan hal seperti itu?" tanya Theo kebingungan. Ia bangkit berdiri dari tempat duduknya dan melangkahkan kaki untuk mendekati Anita yang sudah menangis.
"Vivian ... mantan pacar kamu itu sudah merusak martabat mama di hadapan karyawan di kantor!" ucap Anita terisak. Ia masih berdiri di pintu ruangan Theo.
"Ayo duduk dulu, Ma." Theo menggandeng tangan mamanya itu ke sofa untuk duduk bersama. Ia mengambilkan segelas air untuk menenangkan mamanya yang tercinta itu. "Ini Ma, diminum dulu supaya tenang." Theo menyodorkan segelas air mineral kepada Anita.
Anita langsung meneguknya hingga tandas. Emosinya terhadap Vivian membuatnya sangat haus.
"Tadi Vivian sangat kurang ajar, Theo!" ucap Anita mulai bercerita tentang kejadian di lobi kantor.
"Apa yang dia katakan, Ma?"
"Dia mengatakan kamu itu pebinor wanita yang kamu rebut sekarang sudah cacat," adu Anita sambil terisak.
"Maafkan ya, Ma. Theo akan berbicara kepada Vivian nanti."