Dengan nafas dan langkah berat, Theo berjalan menuju ke ruangannya di kantor. Ia sudah bisa melihat Vivian sebagai sekertarisnya sekarang.
"Huff ... nasib ya nasib," gerutu Theo.
Ia berjalan lebih cepat karena sudah malas melihat Vivi, wanita yang diajukan oleh Anita sebagai calon istrinya kelak untuk menggantikan Zee.
"Selamat pagi, Kak," sapa Vivi dengan tersenyum ramah kepada Theo.
"Jangan memanggilku dengan sebutan Kak. Ini kantor. Panggil aku dengan sebutan PAK!" ucap Theo ketus kepada Vivi.
"Baik, Pak." Vivi hanya bisa menunduk saja. Di hari pertama kerja saja, Theo sudah ketus terhadap dirinya. Bagaimana nanti saat bekerja dan Vivi melakukan kesalahan? Pasti Theo akan marah besar terhadapnya.