Capítulo 16: Chapter 16 : Kucing Liar
Pedang besar Yaka bergetar, bersama dengan nyala api yang mengiringinya. Tak mampu menembus kulit keras monster di depannya.
"Sial!" teriak Yaka marah.
Apa yang telah terjadi selama ini telah memenuhi harapannya.
Dia mungkin memiliki sumber keuangan yang kuat, tapi dia juga tahu bahwa sesuatu semacam itu tidak dapat menjadi akar sebenarnya di Vivid. Dia tahu bahwa dia membutuhkan sebuah guild untuk dapat terus berkembang. Dan di waktu yang mana guild-guild teratas membuka pintu mereka lebar-lebar, seperti pemain lain, Yaka pun berusaha untuk membuat nama untuk dirinya sendiri agar guild-guild itu tak hanya meliriknya, tapi menginginkan dirinya.
Di tengah kebuntuan yang dia alami tentang bagaimana meningkatkan namanya, Vera, virtual streamer yang hampir seluruh orang tahu secara kebetulan memulai di Kota Leszl. Dengan Vera yang berniat membentuk party dalam kegiatan streamnya, Yaka sadar bahwa inilah jalan yang diberikan dunia kepadanya.
Dia tidak perlu menurunkan derajatnya ke orang-orang itu, ke massa yang berusaha keras untuk mengumpulkan nama mereka sejak kamera akan tersorot padanya.
Sebab itulah dia maju dengan percaya diri berkata bahwa orang terakhir yang akan Vera pilih adalah dirinya. Yaka mengabaikan seluruh pemain yang hanya karakter sampingan —sebuah mob— di matanya sejak dia tahu bahwa mereka tidak akan dapat membuat masalah untuknya.
Dan seperti yang Yaka harap, itulah yang terjadi.
Yaka menolak saran Vera di awal, di mana mereka hanya akan bermain santai dalam melawan monster lemah di sekitar kota sejak hal semacam itu tidak akan bisa membuatnya menunjukkan seberapa hebatnya dia. Karena itulah dia memilih untuk mengambil quest pembasmian goblin.
Dan seperti yang Yaka harap, para massa itu menuruti kemauannya.
Meski begitu, dia tetap tidak puas. Goblin-goblin yang ditemuinya terlalu lemah. Bagaimana dia bisa menunjukkan kehebatannya kalau seperti itu? Karena itulah dia hanya masuk lebih ke dalam hutan, di mana level para monster akan meningkat, menunjukkan seberapa hebat dia sebenarnya hingga—
"Dasar kucing sialan!"
Dia bertemu dengan monster yang tengah dia hadapi sekarang. Monster itu sendiri tidak terlihat spesial, seperti yang Yaka katakan, monster itu hanyalah seekor kucing.
Benar, bahkan jika tubuh kucing itu dapat dikatakan raksasa sejak hampir menyamai tinggi sebuah pohon, dia tidak dapat dikatakan sesuatu yang lebih jika seseorang melihat penampilannya. Jangankan sesuatu seperti harimau, dengan badan gendutnya itu, orang hanya akan mengingat kucing malas yang terlihat selalu tidur-tiduran sudut di rumah, sejak dia hanya seekor kucing.
Namun, apa yang Yaka rasakan bukan sesuatu yang akan seorang pencinta kucing rasakan. Dia hanya marah, sejak serangannya bahkan tidak dapat menimbulkan luka berarti bagi 'kucing malas' itu.
"NYAAAAA!" Kucing itu berteriak, membuat bulu tebalnya berdiri tegak seolah sebuah jarum dan menyerang Yaka dengan cakar marahnya.
Bahkan jika massa yang satu party dengannya mencoba membantu, Yaka tahu itu tidak akan berguna sejak perbedaan level mereka terlalu jauh dari hasil penilaiannya.
[Wildnight Cat - Level 38
Health : 98%]
Melihat hasil ini, Yaka tahu bahwa dia benar-benar menghadapi lawan merepotkan.
Sistem penilaian dalam Vivid benar-benar menjadi bahan sakit kepala bagi kebanyakan pemain.
Sejak mereka tidak akan tahu identitas seseorang sebelum mereka memperkenalkan diri dan bagi monster sendiri, itu hanya menunjukkan nama bagaimana penghuni memanggil mereka. Jadi jika pemain tidak tahu apa itu, dalam kebanyakan kasus nama monster yang muncul hannyalah tanda tanya.
Memang, level target (penghuni atau monster) sendiri akan ditunjukkan jika tak berjarak terlalu jauh di atas pemain. Tapi bahkan jika pemain telah menyerang target itu pun, penilaian tambahan yang akan muncul hannyalah nilai kesehatan target terkini yang dinyatakan dalam hitungan persen.
Dengan jenis sistem semacam itu, jelas menunjukkan bahwa penilaian pemainlah yang akan mengambil peranan lebih besar. Seperti seberapa besar nilai sebenarnya dari kesehatan targetnya? Atau siapa target sebenarnya? Apakah dia adalah jenis monster umum atau monster bos?
Itulah alasan mengapa Akuji tidak tahu bahwa goblin yang dia lawan adalah monster unik, meski kurangnya pengetahuannya akan Vivid juga berperan. Dan ...
'Kucing liar ini pasti monster bos.'
... Dalam kasus ini, Yaka dapat memperkirakan jenis monster macam apa yang dia lawan dengan baik.
Dengan seluruh peralatan yang dia miliki, Yaka tahu seberapa besar kerusakan yang dapat dia berikan. Itu bukan sesuatu yang dapat ditahan dengan mudah bahkan oleh monster biasa dengan level yang lebih tinggi darinya. Tapi, dalam menghadapi monster bos, hal semacam itu tidak akan terjadi bahkan jika levelnya lebih rendah.
Perbedaan terbesar dari monster bos dan monster normal, selain dari jumlah kesehatan mereka, monster bos juga memiliki lebih banyak skill dan tentu tingkat kecerdasan yang lebih baik daripada monster umum.
"Sideway Slash!" teriak Yaka, menepis cakar tajam yang menuju ke arahnya saat dia berpindah tempat.
Yaka mendecakkan lidah, sedikit menyesal telah menggunakan skill ini tapi mencoba berpikir positif karena dia tahu apa yang mungkin akan terjadi jika dia tidak menggunakannya. Daya tahan senjatanya mungkin hancur.
Bahkan jika itu tidak seberapa, daya tahan senjata akan lebih terlindungi saat pemain menggunakan skill. Apakah itu karena efek skill yang menyelimuti senjata menjadi semacam sistem perlindungan? Yaka tidak pernah memikirkannya sejak awal terlebih cakar tajam kucing itu segera mengincarnya lagi.
Sejak tidak adanya seorang tanker di party mereka, perhatian kucing itu jelas tertuju ke orang yang memberikan kerusakan terbesar padanya, Yaka. Bahkan jika anggota lain tidak hanya diam dan menonton, serangan mereka mungkin hanya sebatas rasa gatal tajam di telinga kucing tersebut sejak seluruh serangan itu tidak menimbulkan banyak ancaman baginya, apalagi mengungguli apa yang Yaka dapat lakukan.
'Apakah aku harus lari?' Yaka berpikir sejenak sebelum merasa jijik pada pikiran semacam itu.
Bukankah dia telah sedikit merendahkan dirinya bersama orang-orang ini agar guild-guild itu dapat melihat kehebatannya? Lalu kini dia hanya ingin lari saat menghadapi kucing liar ini?
'Heh, itu tidak akan pernah terjadi padaku.' Yaka mencemooh. 'Jika aku lari bukankah aku hanya turun ke level yang sama dengan para pecundang itu?' sambungnya sebelum sebuah ide hebat muncul dalam pikirannya.
'Kenapa aku tidak mencoba menjatuhkan kencing liar ini saja?'
Jika dia melakukan itu, bukankah orang lain akan berpikir bahwa dia sangat hebat? Bahkan jika dia gagal, selama orang melihat teknik-teknik indah yang dapat dia buat bukankah itu adalah hal yang sama?
Yaka tersenyum setelah membuat resolusi semacam ini. Melihat para karakter sampingan yang beruntung menjadi anggota partynya sebelum tatapannya terhenti pada Vera. Sejak dialah kunci untuk semua ini, sang juru kamera yang akan merekam segala aksi hebatnya.
Selain Vera, semua karakter sampingan itu tidaklah penting di matanya. Seperti bagaimana sebuah kisah kepahlawanan bergulir, mereka, para massa yang menjadi karakter sampingan itu hanya akan membuka jalan kepada sang pahlawan. Dirinya.
Yaka maju dan melepaskan Triple Slash. Pedangnya menebas liar saat Yaka yang dipercepat oleh efek skill tersebut mendorong ke depan sebelum segera membatalkannya dengan Cut Spell di tengah jalan, beralih ke skill lain, Sideway Slash untuk menghindar cakar kucing tersebut ...
"Pemanah, serang kucing itu."
... Dan memberikan perintah mutlaknya.
Estado de energía semanal
-- Ranking de
Poder 
-- Piedra de
Poder