"Pastikan kunci pintu kamar dan jendelanya. Jangan sampai dia kabur."
Manik mata Marigold mendelik tidak percaya ke arah suaminya. "Dasar penjahat! Sekarang anda mengurungku di istana penyihir itu?! Keterlaluan sekali."
Max menghela nafas panjang mendengar Marigold yang uring-uringan di sebelahnya. Kepala Max selalu sakit jika harus berdebat panjang lebar dengan para istrinya.
Sambil memijat keningnya, Max berkata dengan lembut, "Aku hanya tidak ingin kamu membuat ulah dengan menemui si mantan luknut itu, Marigold. Statusmu adalah istriku, jadi aku menginginkan kerjasamamu untuk jadi istri yang penurut. Aku sama sekali tidak bermaksud membuatmu terkurung dan menderita di istanaku."