Bagi Ines, Juan tak pernah gagal menuliskan puisi tentangnya. Ines akan dibuat terjatuh berkali-kali dalam pelukan yang sama, pelukan hangat Juan.
Ya, pria itu memeluk cintanya erat layaknya barang antik yang akan pecah bila ia lepas. Sesuai dengan isi puisi yang barusan dibacanya, Juan benar-benar mengubah segala pelik Ines menjadi peluk hangat.
Adegan dramatis itu berlangsung sekian menit. Keduanya larut dalam pelukan hangat yang memabukkan, seolah direkatkan dengan lem perekat sehingga sudah lepas. Baru kali ini, Ines merasakan pelukan yang begitu menenangkan, begitu membuatnya candu. Juan memeluknya erat, menghirup aroma jeruk di rimbunan rambut legamnya. Sementara ia sendiri menenggelamkan kepalanya di pundak Juan dengan aroma maskulin khas para pria.
Dulu aku tak tau, kalau ternyata jatuh cinta denganmu akan semenyenangkan ini.