Ia menatap lemas pada ban mobil depannya seolah akan menemukan petunjuk. Tapi...
"Ban mobil kamu kempes, ya? Mau bareng aku aja apa gimana?"
Suara itu lagi. Ines mengumpat dalam hati, hari ini kenapa sial banget, sih?! Sedari di kantor hingga sekarang berpapasan dengan Juan.
Wait, Ines melupakan satu hal. Semalam ia memimpikan Juan yang entah isi mimpinya bagaimana, ia sendiri lupa.
Oh my gosh!
"Uhm, nggak usah. Udah kamu duluan aja, aku nggak pa-pa kok."
Si pria berdecak. "Nggak pa-pa gimana? Jelas banget ban mobil kamu bocor begitu, lagi pula di sini jauh dari tambal ban, kan?"
Juan menunggu respon wanita di depannya yang asik menggigit bibir.
"Nggak perlu kelamaan mikir, ayo bareng aku aja. Mobil kamu biar Disha yang urus kalau dia sudah selesai sama keperluannya."
Sial! Juan kok banyak bacot sekarang, help! Ines tak expect akan bertemu Juan kembali dengan kepribadiannya yang lain. Astaga, ia belum siap untuk itu.
Terkadang kita memang tak perlu tau suatu hal semata-mata untuk mengamankan kesehatan mental.