"Hai, Yena."
"Ah!" Gadis itu terperanjat ketika sebuah sapaan tiba-tiba terdengar di samping telinganya. Ia menengok dan mendapati Rayn berdiri dengan senyum cerah.
"Sedang apa kamu sendirian di sini?" tanyanya sembari duduk di samping Yena.
"Sedang lihat laut saja," kata Yena sembari meneliti penampilan dan aura pria di sampingnya itu. Sepertinya dia asli, bukan Yong.
"Kamu terlihat murung sedari tadi? Ada apa? Sedang ada masalah dengan pacarmu, yah?" Rayn dengan mudah menebak.
Yena mengerutkan bibirnya.
"Apa yang harus aku lakukan, yah?"
"Gampang. Kekasih ada untuk membuat kita bahagia. Kalau malah membuat sedih sebaiknya putuskan saja," ujar Rayn.
Terkejut juga Yena mendengar kata putus.
"Masih banyak pria yang bisa membuatmu bahagia, seperti aku misalnya. Jujur saja, Yena, aku menyukaimu." Rayn tanpa basa-basi, tiba-tiba menyatakan perasaannya.
Yena tidak terkejut sama sekali.
"Aku sudah punya kekasih."