"Aeri, ada apa dengannya? Kenapa panas sekali?!" Yena panik.
"Oh?" Aeri bergegas menghampiri dan langsung meraih Lee Xin.
"Kamu tunggu di sini," ujarnya kemudian bergegas keluar. Yena hendak mengikuti namun tepat sebelum kakinya melangkah keluar pintu kamar tiba-tiba ditutup keras dan terkunci.
"Aeri?! Apa yang kamu lakukan?!" Yena terkejut dan menjadi semakin panik. Dia menggedor pintu dan berteriak kencang.
"Buka! Apa yang kamu lakukan pada Lee Xin?! Aeri!" Yena hampir tidak bisa berpikir jernih. Entah apa maksud Aeri mengurungnya di sini. Mungkinkah dia benar-benar ingin menyakiti Lee Xin?
Yena ingat tentang simbol Lucifer yang memberinya kekuatan. Dia pun mencoba memfokuskan dirinya dan menghantam daun pintu tersebut dengan tangannya. Akan tetapi tidak ada efek, telapak tangannya malah sakit bukan main.
"Argh!" Ia meraung kemudian mencoba sekali lagi, hasilnya tetap sama. Jari-jarinya malah terasa rontok.