Descargar la aplicación
40% Melting The Werewolf King's Ice Heart / Chapter 2: 2. Heal by Miracle

Capítulo 2: 2. Heal by Miracle

Suster Mathilda dan suster May segera menangani lelaki itu dengan penuh kewaspadaan, pria dari langit? Keduanya memasang mata keheranan juga melihat semua orang berbisik-bisik mempertanyakan keanehan pria itu.

Dia berpakaian sangat tidak lazim. Penampilan yang jauh berbeda pula ditambah dengan hiasan di kepala dan pergelangan tangannya. Kedua suster itu berpandangan mengernyitkan dahi. Keduanya seakan memiliki pertanyaan yang sama, orang ini dari mana dengan penampilan seperti ini?

Syuting? Sirkus? Pameran? Rasanya sangat mustahil dalam keadaan begini? Pedang yang masih kuat dalam genggaman tangannya juga menyimpan seribu tanya, apa itu asli? Tetapi keduanya hanya bertanya-tanya dalam hati karena saking panik dan sibuknya harus segera menangani pasien ini juga pasien yang lainnya. Mereka melepaskan pakaian tebal bertumpuk-tumpuk yang dikenakan Barrion untuk mencoba penanganan awal dan tindakan lanjutan untuk mengeluarkan peluru-peluru yang bersarang di lengan dan dada atas lelaki ini.

"Dok, mumpung orangnya pingsan, segera kita ambil pelurunya dok! Tapi kita pastikan dia aman. Katanya ... Dia jatuh dari langit, jadi kita tidak tahu dia siapa dan makhluk yang sama dengan kita atau tidak," ucap suster Mathilda.

"Benar, pasien kita aneh sekali?" ucap dokter Vigian, sambil mencoba menyentuh, menyenggol dan menggerak-gerakkan lengan Barrion dan tidak dia lihat adanya keanehan reaksi dari pasien ini.

"Sepertinya dia manusia seperti kita," jawab dokter itu sendiri.

"Ayo kita tangani, dia aman!" lanjut dokter Vigian.

Dua suster dan satu dokter menangani raja Barrion dengan cepat dan segera memberi perban untuk lukanya kemudian. Ia ditinggalkan karena harus merawat yang lainnya lagi. Suster Mathilda masih memendam seribu tanya dalam batinnya, tetapi ia buyarkan dan menggeleng kepala lalu segera menangani pasien lainnya.

Tak lama Barrion tiba-tiba siuman dan terbatuk-batuk berusaha membuka matanya.

Mata yang melotot menatap sekeliling ruangan sambil mengucek-ucek mata.

"Di mana ini?! Tempat apa ini?" Dia heran karena suasana yang sangat berbeda dari biasanya.

"Bicara apa mereka? Aku tidak pernah dengar bahasa yang begini? Apa aku bermimpi?" Barrion semakin heran melihat pakaian orang di sekelilingnya sambil berbicara bahasa yang tidak ia kenal.

"Auw!" Dia mencoba mencubit lengannya sendiri untuk memastikan bahwa ini adalah nyata.

Barrion memegang kepalanya sendiri dengan kedua tangannya. Sekarang dia merasa sakit kepala yang teramat disertai pandangan mata yang semakin kabur, lalu terlihat samar seorang wanita berjalan semakin mendekatinya.

"Apakah anda merasa lebih baik? Minumlah obat anda sekarang," suster Mathilda berkata.

Ekspresi Barrion melongo lagi. Kenapa mulut wanita itu berucap lain, tetapi telinga Barrion mendengar ucapan yang jelas dalam bentuk bahasa dia sehari-hari? Telinganya bagai penyaring yang menyalurkan kata-kata tidak dimengerti dari wanita itu menjadi ia mengerti.

"Dimana aku? Kenapa aku?!" Barrion memegang tenggorokannya. Kaget dan tak percaya. Dia berucap dan bisa mengeluarkan bahasa seperti mereka? Bagaimana bisa??? Apa mungkin ini adalah salah satu kekuatan dari batu ajaib itu? bisiknya.

"Justru aku yang harusnya bertanya kepada anda! Anda berasal dari mana? Ada yang mengatakan anda jatuh dari Langit. Benar, kah?" tanya Mathilda ingin mendapat jawaban dari rasa penasarannya.

"Minumlah obat ini dulu." Mathilda meyodorkan nampan berisi obat-obatan.

"Hei!! Jangan dekat-dekat!!!" teriak Barrion.

Mathilda memicingkan mata aneh. Dia seketika menjaga jarak sambil memberikan obatnya.

"Aku tidak bisa berjarak dekat dengan perempuan, kau mundur lagi!" perintah Barrion.

Suster Mathilda mencibir dan bergumam, "sok sekali lelaki sombong ini! Cih! Tanpa kami, kau mungkin sudah mati!"

"Semua pasien di sini harus disentuh kami agar bisa sembuh dan diobati! Tak terkecuali anda! Anda jangan sok! Siapa yang mau dekati anda? Anda bisa pulih berkat sentuhan tangan kami! Ya, sudah! Tidak penting! Masih banyak pasien yang membutuhkanku! Oh, iya! Kalau sudah lebih enak, silahkan tinggalkan base camp ini! Itu lebih baik," Mathilda bangkit dan sangat dongkol melihat sikap Barrion! Memangnya siapa dirinya?!

"Aku memang alergi perempuan, bukanya aku sok!" Barrion merasa harus lebih lembut karena ia juga membutuhkan banyak informasi. Apa benar dirinya terjatuh dari langit?

"Tu-tunggu, tetapi aku butuh informasi dari kamu! Tolong duduklah dulu di ... Di sana! Kumohon!" Barrion menahan Mathilda dan menunjuk kursi yang sedikit jauh dari bed pasien yang ia tempati. Mathilda menggeleng kepala dan menurut akhirnya karena penasaran pula kepada orang ini.

"Ini di mana? Kalian ini siapa? Lalu suara berisik apa di luar?" Barrion mencoba melembutkan suaranya.

"Negara kami tercinta, Zendiovia! Kami pejuang penyelamat nyawa! Di luar sedang ada perang karena Negara ini sedang terlibat konflik. Sudah jelas? Saya mau pergi!" Mathilda bangkit dan meninggalkan Barrion.

"Perang? Negara apa? Aku belum pernah dengar nama Negara ini!" Barrion masih kebingungan. Dia berpikir dan berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi sebelum ini.

"Bingun!g? Istirahatlah, agar obat itu bekerja maksimal dan kepala anda bisa berpikir sehat lagi!" sahut suster Mathilda sewot.

"Terima kasih aku sampaikan. Jaman apa ini? Pakaian kalian sangat asing bagiku," ucap Barrion masih berusaha menahan Mathilda.

"Jaman apa? Jaman modern, lah?! Anda lupa sekarang tahun 2050? Cukup parah!" sahut Mathilda.

"Hh?!" Barrion menaikkan satu alisnya.

"Aneh! Anda hanya tertembak. Harusnya kepala anda baik-baik saja, memang tahun berapa yang anda mau?" Suster Mathilda segera berlalu dari lelaki yang kurang kesadarannya itu.

"Kenapa banyak orang yang terluka parah, berjatuhan, berdarah-darah, berteriak seakan tersiksa begini? Di mana rajamu? Apa tidak bisa berbuat apa-apa?" tambahnya makin keheranan.

"Hehe! Sekarang tidak ada raja, yang ada kepala Negara. Di luar sedang ada perang, sudah jutaan orang yang meninggal dunia. Wajar banyak korban terluka. Sudahlah, itu semua tak penting. Sepertinya anda sedikit tidak nyambung?" Mathilda sudah mulai naik darah mengatasi sikap aneh pria itu.

Barrion bangkit dari baringnya, dia duduk lalu bertapa. Angin seketika datang sedikit mengguncang base camp medis itu, banyak barang-barang terbang dan semua orang segera berpegangan, begitu juga suster Mathilda panik dan makin bertanya-tanya melihat pria yang semakin aneh, sedang apa dan siapa dia?

"Dari langit? Orang sakti? Tapi darimana asalnya?" batin Mathilda.

"AUGHHH!!!" erangnya, sepertinya ia tidak bisa maksimal melakukan meditasi dan proses penyembuhan diri sendiri karena kekuatan Barrion ada di tangannya, sedang kedua lengannya sedang tertembak.

Sedikit demi sedikit ia bisa mengurangi rasa sakit lukanya sendiri meskipun tidak bisa maksimal, setidaknya berkurang rasa sakitnya. Dia berjalan dan mendekat kepada suster Mathilda. sedangkan suster Mathilda sudah menangani korban lain yang terluka parah.

"Tolong geser sedikit, Nona! Kasian sekali keadaan Negerimu, sungguh sayang aku tak bisa berbuat apa-apa, kalau aku bisa kembali ke Negeriku, aku bisa meminta bala bantuan kerajaanku untuk menyelesaikan semua ini." Barrion berusaha menyentuh luka korban sambil berkomat-kamit sebuah mantra, suster Mathilda membiarkannya saja dan melihat dengan pandangan tak percaya.

Korban luka yang tadinya mengerang berteriak dengan kencang karena kesakitan, berangsur memelankan suaranya. Seakan sakitnya berkurang oleh sentuhan Barrion. Siapa, sih dia?! Batin Mathilda, ia tak melepaskan pandangannya sama sekali terhadap lelaki yang misterius ini.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C2
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión