Rena menggeleng pelan. "Apa karena dia mengira kita masih berpacaran?" tanya wanita itu polos.
Haes-sal ingin terbahak keras. Seandainya saat itu dia tidak berada dalam kabin pesawat yang tertutup rapat, dengan hampir dua lusin orang memenuhi kelas bisnis, dan seliweran pramugari yang melayani para penumpang, Haes-sal pasti sudah meledakkan tawa sembari menjawil puncak hidung Rena yang menggemaskan.
"Astaga, kau lucu sekali." Malaikat itu terkikik geli. "Benar-benar tak bisa dipercaya. Kenapa Hee Young bisa berada dalam dirimu? Ah, tapi kalian berdua memang memiliki kesamaan. Kalian sama-sama lucu."
Darah Rena menggelenyar mendengar perkataan Haes-sal. Ada rasa sesak yang aneh yang merambati hatinya. Dia tidak suka disamakan dengan wanita yang dicintai pria itu. Karena Rena jadi bingung apakah dirinya terlihat di mata Haes-sal.
"Aku tidak lucu," komentar Rena dingin.
Haes-sal yang sadar telah salah bicara akhirnya meminta maaf. Namun, senyum masih menggantung di bibir pria itu.