Niko tak perduli dengan omongan rehan barusan, dia meronta dari kukungan besar tangan rehan yang lagi berusaha menutup jalan keluarnya. Niko memegang lengan rehan dan berniat untuk mendorongnya tetapi malah membuat jarak mereka menjadi sangat dekat.
Niko yang bersitatap dengan rehan cukup lama membuatnya belum tersadar bahwa bibir mereka ingin bersentuhan. Sampai keduanya mendengar suara bell dari bilik pintu apartemen. Niko tersentak dan langsung mendorong tubuh rehan hingga membuatnya terhuyung kebalakang. Apa yang niko pikirkan? Dia hampir saja membiarkan rehan mencium bibirnya?!! Kalau saja dia tidak mendengar suara bell, mungkin saja....
"Niko??" Suara seorang yang sangat niko kenal membuat jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Suara yang sedang memanggil nama niko itu, di barengi dengan sebuah ketukan pintu dua kali. Satu nama yang terpikirkan
"Calvin!" batin niko.
Niko beralih melihat rehan yang terbangun dari sungkurnya. Terlihat dari sudut bibirnya yang tertarik lebar membuatnya begitu merasa senang, ketika tau ini sesuai dengan rencananya, calvin datang di waktu yang tepat.
Rehan bergerak mendekati niko yang masih terduduk di atas sofa, niko ingin segera beranjak tetapi kedua tangannya buru-buru di tarik sama rehan membuat niko kembali terhempas. Suara niko yang memekik terdengar sampai luar apartemen, calvin yang masih berdiri menuggu niko untuk membuka pintu dapat mendengarnya dari luar, mendengar suara kekasihnya yang mengaduh itu.
Calvin mengetuk pintu berkali-kali bahkan menekan bellnya mungkin bisa terhitung lima kali. Entah, mengapa perasaan calvin saat ini menjadi tak karuan. Dia memikirkan tentang niko yang mungkin akan terjadi sesuatu.
"Niko? kamu kenapa sayang? Hei, jawab aku!"
Sementara, di dalam niko berusaha membekap mulutnya sendiri menggunakan kelima jemarinya. Rehan mengerayang tubuhnya, rehan nggak melakukan lebih tetapi hanya membuat niko sedikit mengeluarkan suara yang erotis, sampai niko mau menjawab setuju dengan dua permintaanya yang nggak masuk akal itu.
"Rehan! Apa yang lu lakuin," ucap niko dengan suara pelan sembari menatap tajam ke arah rehan.
Niko kembali memejam, mengigit bibir bawahnya. Jawabanya hanya terdapat di dua pilihan itu. Kalau tidak, rehan tidak akan mau berhenti.
"Emh... rehan... jangan please," mohon niko.
Rehan sengaja tidak mendengar, dia terus memainkan lidah bibirnya di tengkuk leher niko. Niko mendesau saat mulai merasa geli, jujur di bagian itu sensitif sekali buat niko. Calvin sering memainkanya untuknya. Tetapi, sekarang yang melakukanya bukan lah calvin, melainkan rehan! Hal itu membuat niko ingin menangis dan memberontak. Tapi, apa daya? kekuatan rehan lebih kuat di bandingkan dengan dirinya.
Nafas rehan memburu saat melihat wajah niko yang memerah dan menatapnya dengan sayu.
"Re berhenti! Gua bakal turutin kemauan lu," pinta niko yang tampak memohon di hadapan rehan. Niko beneran takut, jika calvin tiba-tiba mendobrak pintu dan mendapatinya sedang bercumbu dengan pria lain. Yang tak lain adalah Rehan.
Rehan mulai memberhentikan kegiatanya yang berlangsung beberapa detik, dia mengecup dagu dan beralih ke pipi niko dengan lembut. Kecupan itu memang sekilas, niko juga sempat menghindarnya walau tak sepenuhnya lari dari rehan.
Rehan menatap niko, buat meyakinkan kata-katanya. Yang bilang bahwa niko setuju dengan permintaanya itu, membuat rehan kembali tersenyum senang. Ternyata, semudah ini mempermainkan niko menjadi bidaknya.
Rehan mulai beranjak dan berdiri di samping sofa, sesekali sembari melihat ke arah pintu yang sedari tadi terketuk berulang-ulang. "Kayaknya, pacar lo gak sabaran banget, mau gua kasih tau sekarang?" kata rehan.
Niko membelalang ketika rehan ingin memberi tau calvin. Bagaimana, ya masalahnya bahwa bukan soal nanti jawaban calvin, tapi reaksi calvin saat tau melihat orang asing berada di apartemenya. Lebih parahnya calvin menemukan niko yang juga berada di dalam sana. Apalagi, calvin tak cuma mengenal tapi, memang bermusuhan dengan rehan. Mustahail kalau calvin tidak marah dan tak berpikir macam-macam tentangnya.
Rehan ingin segera membuka pintu apartemen. Tapi, gerakan kakinya terhambat karena sebuah tangan mungil menariknya.
"Rehan!"
"Jangan, please. Gua bakal turutin semua kemauan lu! Tapi, lu juga janji jangan bilang ini semua ke keyla. Apa, lagi ke calvin," ucap niko.
Niko berdiri di hadapan rehan, demi apapun sekarang niko sedang memohon pada rehan. Teman lamanya itu, yang sekarang kembali dan masuk dalam kehidupan niko dengan alasan yang tidak jelas. Rehan kembali berpusing menghadap niko, akhirnya dia tersenyum manis saat niko menyetujui permintaanya.
Tangannya tampak menyentuh dan sedikit mencengkram leher niko. Menariknya hingga membuat niko tertarik ke depan, rehan mendekat kan wajahnya dan memiringkan kepalanya. Dia mulai membisikan sesuatu di telinga niko.
"Seriously?" tanya rehan yang memincingkan matanya melihat ke arah niko. Niko mengangguk pelan, membuat rehan yakin dengan jawaban niko.
Rehan mulai merenggangkan tangannya, sembari tersenyum. Rehan mengelus pipi niko lembut, perlakuan rehan sekarang berubah menjadi hangat. Niko hanya bisa terdiam, memberikan senyum palsunya.
"Jadi, kita pacaran?" tanya rehan lembut.
"Iya. Asal lo bisa tutup mulut," jawab niko sambil memalingkan mukanya ke arah lain saat rehan mulai mencium pipinya lagi.
"Oke. Deal"
Rehan merengkuh pinggang niko, menariknya masuk dalam pelukan rehan. Niko tak melawan bahkan membiarkan rehan memeluknya," Maaf vin," batin niko.
"Boleh dong cium ini," kata rehan menunjuk bibir niko.
Niko menatap jengah, dia mendegus sesaat karena permintaanya yang nggak mungkin niko mau menuruti. Tapi, kalau niko tak menurut, mungkin rehan akan melakukan lebih dari ini. Niko nggak punya pilihan lain, dia mengangguk mengiyakan permintaan rehan, rehan tersenyum bahagia.
Rehan menangkup wajah niko, menatapnya sejenak, manik matanya beralih menilik bibir niko. Rehan menelan salivanya, dia melhat niko yang sudah memejam. Tapi, ini pertama kalinya buat rehan mencium bibir laki-laki.
Niko membuka matanya, matanya bertemu dengan rehan," gak jadi?" tanya niko.
"J-jadi," jawab rehan gugup.
Sudut bibir niko tersenyum tipis, dia kembali memejamkan matanya. Membiarkan bibirnya bersentuhan dengan rehan, rehan mengecupnya dengan lembut membuat niko terhenyak. Niko menyipit saat melihat bibir rehan yang masih menyentuhnya, jantungnya berdetak sangat cepat. Entah, perasaan takut ketahuan sama calvin atau hal lainnya. Niko mulai mengalungkan tangannya di leher rehan, membuat rehan semakin mengeratkan rengkuhan tanganya yang membelit pinggang niko.
Ciumannya semakin panas, niko tak bisa berhenti. Tetapi, suara calvin kembali menyadarkan niko.
"Niko?" Suara calvin sedari tadi memanggilnya itu membuat niko langsung melepas pungutan bibirnya dari rehan, sementara rehan masih belum mau menyelesaikannya.
Niko tak memperdulikan rehan yang misuh-misuh karena tertunda. " Kenapa?" tanya rehan. Rehan masih bertanya kenapa? Makin lama rehan ngelunjak ya!
"Calvin—," Rehan melirik, dia mengangguk mengerti kemudian tersenyum.
"Niko," Panggil calvin sembari mengetuk pintunya.
Niko menoleh, dia kembali beralih melihat rehan lalu beringsut dari rehan. " Calvin udah nunggu dari tadi, gua takut dia curiga. Lu pulang lewat mana?" tanya niko.
"Sembunyi di belakang pintu," jawab rehan menunjuk belakang pintu, niko beroria.
"Yaudah," jawabnya.
"Eh, mau ngapain?" tanya rehan saat melihat niko merosotkan celana hitamnya dan membiarkan dia memakai kemeja over size itu menutupi sedikit pahanya.
"Biar calvin gak curiga,"
"Harus kaya gitu?" tanya rehan, niko mengangguk.
"Udah, sana lu sembunyi! Awas sampe calvin tau, kita putus"
"Eh,jangan dong. Baru juga pacaran," Niko memutar bola matanya malas.
Niko bergegas menuju pintu, dan membukanya sementara rehan bersembunyi di belakang pintu.
Belum sampai tujuan dan masih di pertengahan jalan, calvin langsung putar balik gara-gara ada sesuatu yang ketinggalan di apartemen. Dari pada nanti kerja dua kali lebih baik calvin mengambilnya aja sekalian.
Sesampainya di gedung apartemen, calvin membelokkan setir mobilnya yang masuk ke dalam basement, dia segera turun dari dalam dan bergegas menuju dalam lift kemudian menunggu beberapa menit sampai terdengar detingan lift berbunyi.
Sebelum sampai di depan apartemen, calvin mengambil ponselnya dan langsung mencari nama kontak carlos dì handphonenya. Takut, saja nanti carlos bakalan mengomel lagi gara-gara calvin nggak sampai-sampai di perjalanan.
[Bang, gua di apart. Keknya gak jadi ke rumah] kata calvin di sebrang telfon.
[Udah gua duga, sebenarnya lu tu emng kaga kesini. Alasan aja otw,otw tapi kaga nyampe2]
[hehe, besok aja lah bang. Hari minggu kan berangkat?]
[Yaudah, laporanya udah gua kirim lewat email. Lu baca-baca aja, kalau udah paham ttd setuju]
[oke bang]
Calvin langsung memasukan kembali ponselnya dalam saku, langkah kakinya langsung menuju pintu nomor dua paling ujung. Padahal baru beberapa menit nggak ketemu sama niko. Tapi, kok rasanya kangen banget ya sama niko .
Calvin menjadi semangat untuk secepatnya ketemu niko.
Calvin berdiri di depan apartemenya, dan mulai membuka kenop pintu. " Di kunci?" batin calvin.
Calvin mengerutkan kedua alisnya saat pintunya terkunci dari dalam. Tumben, pikir calvin. biasanya niko nggak pernah menguncinya.
"Niko?" panggil calvin di barengij dengan dua ketukan.
Calvin tak mendengar sahutan dari niko, melainkan mendengar suara niko yang memekik. Walaupun, terdengar tertahan tapi calvin masih dapat mendengarnya dengan jelas, desas-desus dari dalam.
"Niko, kamu kenapa sayang?" panggil calvin menjadi sangat khawatir karena niko.
Kenapa niko tak menjawabnya? Padahal calvin sudah mengetuknya beberapa kali. Tetapi percuma saja karena sudah semenit lebih, calvin menunggunya yang tak kunjung di buka sama niko. Sebenarnya apa yang di lakukan sama niko di dalam?
Calvin mencoba menelfon nomor telfon niko. Tetapi, tak ada jawaban. Pesan chatingnya juga sama, nggak ada balasan dari niko.
Calvin berdecak sembari berkacak pinggang menunggu balasan niko. Namun, sesaat dia menoleh ke belakang, mendapati niko yang membuka pintu seraya tersenyum ke arah calvin.
Melihat senyum niko membuat calvin nggak bisa melanjutkan kesalnya. Malah membuatnya menjadi gemas, di tambah mata nakalnya kini beralih melihat niko yang hanya mengenakan kemaja over size," dia belum mandi?" gumam calvin dan kembali menatap niko.
"Calvin," kata niko yang menunjukan wajah senangnya, dia menghampiri calvin dan terhambur memeluknya.
Calvin tersenyum, aduh! Kenapa niko terlihat lucu. Calvin menjadi panas dingin, dan nggak kuat waktu ngeliat reaksi niko sekarang ini, dia ikut membalas pelukan kekasihnya, kemudian sedikit merenggangkan pelukanya lalu menatap niko dengan lekat.
"Kamu lama banget sih buka pintunya,aku nungguin dari tadi," gerutu calvin sambil menoel hidungnya gemas.
Niko tertawa kecil, ciuman singkat mendarat di hidung calvin, tangan mungilnya beralih mengalung di leher calvin sementara, calvin ikut melingkarkan kedua tangannya di pinggang niko. Sebelum mengatakan sesuatu, niko menyuruh rehan untuk segera pergi dari apartemenya sebelum calvin menyadarinya nanti.
"Ilove you," kata rehan tanpa mengeluarkan suara, dia memberikan ciuman jauh untuk niko sebelum dia pergi. Niko hanya mengangguk kecil, membiarkan rehan pergi dari sana.
"Kamu ngeliatin apa nik?" tanya calvin yang mengikuti arah mata niko, tapi nggak ada siapa-siapa.
Niko menggeleng kepalanya pelan," Gak ada, aku cuma ngeliatin kamu. Oh, iya Kok kamu gak bilang? Kalau mau balik! Tadi, aku mau mandi. Eh, kamu datang. Jadi buru- buru mau buka pintu malah kepleset di kamar mandi," ucap niko sedikit bohong. Bukan sedikit lagi, tapi emang niko lagi bohong. Niko mengerucut bibirnya lucu membuat calvin tersenyum.
Calvin mengelus rambut niko lembut, memperhatikan wajah niko penuh sayang.
" kamu lucu banget. Terus, ada yang luka?" tanya calvin, niko menggeleng kepalanya.
"Aku khawatir kenapa kamu nggak bukain pintunya. Kirain aku, kamu marah gara-gara tadi di mobil. Maafin aku ya niko, gara-gara aku, kamu jadi kpleset."
"Gak papa." jawabnya, setelah mengatakan itu niko meminta gendong sama calvin.
"Gendong," katanya dengan manja membuat calvin beneran nggak bisa nolak. Calvin mengangguk antusias, dia mengangkat tubuh niko, menggendongnya dengan posisi koala hug.
"Sengaja pake kemeja gini?" Niko hanya terkekeh. Bukan sengaja tapi supaya calvin nggak terlalu curiga hehe.
"Kamu lumayan berat sayang," ucap calvin membuat niko mendengus sebal.
Apa coba maksudnya?! Jadi, maksud calvin. Niko itu gendut! Ngeselin banget kan. Tapi, niko suka di gendong sama calvin. Bawaanya jadi sesuatu banget gitu.
"Kamu bilangin aku gendut?" kata niko yang tak ramah, niko mengeratkan pelukanya sembari menidurkan kepalanya di bahu calvin.
"Gak, sayang. Sekali pun kamu gendut, aku tetep kuat buat gendong kamu." Jawaban calvin membuat niko tak bisa menahan senyum kecilnya, dia memejamkan matanya tertidur sembari memikirkan tentang calvin dan rehan. Ah, sudah berapa hati yang niko permainkan. Jujur, niko nggak mau kehilangan calvin tapi mengingat perlakuan rehan membuatnya nggak bisa lupa dan menjadi speechless kalau di hadapan rehan.
Sudahlah, niko hanya ingin bersama calvin. Niko terlalu takut, sampai mengiyakan perjanjian itu bersama rehan. Niko harus bagaimana? Kebohongan ini nggak mungkin berlanjut dengan mulus, suatu saat calvin akan mengetahuinya. Bisa saja calvin akan pergi meninggalkanya. Niko nggak mau sampai itu terjadi.
"Kita mandi sama-sama ya?" ajak calvin membuat niko agam terkejut mendengarnya. Bukan, bukan berati niko nggak pernah melihat. Hanya saja ini baru pertama kalinya calvin mengajak niko untuk mandi bersama.
"Mau makan dulu, aku laper!" kata niko yang mendusel-dusel di leher calvin.
Calvin tersenyum sembari mengangguk.
"Mau makan apa?" tanya calvin.
"Apa aja. Eh, iya lu udah kabarin keyla belum?" tanya niko, karena sepulang tadi keyla sudah berpesan jangan sampai lupa memberinya kabar kalau calvin sudah sampai.
"Udah,"
"Bagus deh," jawab niko.
"Tumben, biasanya kamu gk seneng kalau bahas keyla?" tanya calvin.
Calvin membawa niko ke ruang dapur dan menyuruhnya untuk duduk di dekat meja makan.
"Aku gak enak sama keyla. Kamu tau sendiri, keyla itu sahabat aku. Tapi, aku bingung. Kok, kamu mau sama aku?" Pertanyaan niko membuat calvin tertegun, dia berbalik menatap niko yang terduduk di kursi.
Calvin tersenyum dia kembali sibuk membuatkan nasi goreng untuk niko.
"Malah senyum, di jawab dong!" kata niko penasaran.
"Jawab apa?" Niko mendecak lidahnya.
"Kenapa lu suka gua? Secara lu tau, gua itu cowo. Tapi, kalau lu tanya balik ke gua kenapa gua suka lu. Jawabanya nggak beda dan tetap sama. Karena lu ganteng dan manis, perhatian, segalanya. Nggak perlu gua sebut satu-satu, lu juga pasti tau."
Calvin terkekeh, di balik itu calvin tersenyum. Calvin kembali mengingat tentang bagaimana niko mengatakan cinta, setahun yang lalu niko menembaknya dengan Kata-kata yang sama. Menurut calvin, niko itu menarik.
"Aku gak tau. Tapi, kalau aku bilang. Kamu itu menarik," jawab calvin sambil melirik ke arah niko membuat niko menjadi salting gara-gara di tatap begitu sama calvin.
También te puede interesar
Comentario de párrafo
¡La función de comentarios de párrafo ya está en la Web! Mueva el mouse sobre cualquier párrafo y haga clic en el icono para agregar su comentario.
Además, siempre puedes desactivarlo en Ajustes.
ENTIENDO