Hide melompat dari pohon yang satu ke pohon yang lain, sama halnya dengan Sato, keduanya sama-sama seorang assassin.
Boommm!
Ledakan keras yang berasal dari bagian yang lebih dalam menarik perhatiannya.
"Mereka pasti ada di sana." Hide pun bergerak lebih cepat.
Sementara itu, kelompok Storm dan Sato. Mereka terus bergerak, tak peduli sekalipun beberapa orang tertinggal di belakang. Waktu yang mereka miliki sangat berharga, mereka tak bisa membuang-buang waktu.
"Sialan! Apa mereka meremehkanku?!" Pedro terengah-engah. Ia sangat kesulitan, tetapi ia tak bisa berhenti di sini. Ia harus menyelamatkan Malik, atau kakeknya akan memenggal kepalanya.
"Komando nomor satu!" Pedro mengangkat tangannya.
"Kita harus bergerak cepat atau kita akan tertinggal," ucap Pedro. "Aku punya ide."
Pedro kemudian berbisik, komando nomor satu menganggukan kepalanya.
"Baik, Tuan."
Leoni menyipitkan mata, ia bergerak mendekati Sato.
"Di depan ada orang, Tuan." Leoni berkata.