"Kau berubah Storm." Julia menatap nanar, air mata perlahan turun dari netra gelapnya. Ia sudah tak mengenal pria yang ada di hadapannya.
Storm menarik napas dalam-dalam. "Baiklah, jika itu yang kau percaya tentangku. Aku tidak bisa memaksamu untuk memercayaiku."
"Kau terlalu memercayainya, sampai kau tidak bisa melihat apa yang sebenarnya dia lakukan."
Storm merasa percakapan ini tidak akan menghasilkan kata sepakat. Ia pun meneruskan langkahnya dengan kesiagaan.
Dor!
Satu tembakan dilepaskan oleh musuh. Malik menghindar dengan mudah, ia kemudian mengamati jumlah orang yang berada di gedung sebelah. Ada lima orang sniper yang bersiaga.
Klek.
Pintu terbuka, puluhan orang yang mengenakan senjata langsung memfokuskan diri pada Malik.
"Menyerahlah Malik!" ucap pria yang sepertinya menjadi ketua dalam grup tersebut. "Kau sudah dikepung. Tidak ada jalan keluar untukmu!" imbuhnya.