" Assalamu'alaikum, Kak Zabran!" sapa seorang gadis cantik berhijab pink.
" Wa'alaikumsalam! Eh, Nadia!" balas Zab tersenyum.
" Apa kabar, Kak?" tanya Nadia menyuguhkan senyumannya yang paling manis.
" Alhamdulillah, baik!" jawab Zab lagi.
Saat itu Zab sedang menunggu temannya untuk bertemu guna membicarakan tentang proyek mereka yang ada di Indinesia. Mereka janjian bertemu saat makan siang di resto yang cukup terkenal di Singapore dan Nadia kesitu untuk makan siang dengan mama dan papanya.
" Nadia apa kabar?" tanya Zab sabar.
" Alhamdulillah baik, Kak!" jawab Nadia.
Jantung gadis itu berdetak sangat kencang, karena sudah lama dia menaruh hati dengan Zab.
" Kak Zabran ada janji dengan Yasmin?" tanya Nadia dengan nada sedih.
" Nggak! Saya ada janji dengan teman!" jawab Zab yang membuat hati Nadia berbunga-bunga.
" Apa masih lama, Kak?" tanya Nadia.
" Kira-kira setengah jam lagi!" jawab Zab sambil melihat jam di pergelangan tangannya.
Nadia bersorak bahagia mendengar perkataan Zab.
" Gimana kalo Kakak bergabung sama Nadia dan orang tua Nadia?" tanya Nadia penuh pengharapan.
" Apa orang tua kamu ada disini juga?" tanya Zab.
" Iya, Kak! Mereka tadi pagi baru saja datang dari Dubai dan menginap di sini!" jawab Nadia jujur.
Resto yang mereka datangi adalah resto yang berada di dalam sebuah hotel berbintang lima. Orang tua Nadia tidak mau menginap di apartement putrinya karena tidak mau mengganggu privasi putrinya dan mereka memang masih berencana akan membeli rumah di Singapore.
" Gimana, Kak?" tanya Nadia lagi.
" Sebetulnya hal itu bukan..."
" Ayolah, Kak! Hanya duduk saja juga nggak apa-apa, apa kakak takut jika Yasmin marah?" tanya Nadia pura-pura kecewa.
" Baiklah!" jawab Zab akhirnya.
Dia merasa tidak enak, karena Nadia juga teman dekat Yasmin.
" Trima kasih, Kak! Ayo, meja mereka ada di ruang VIP!" kata Nadia, dia bersorak kegirangan dalam hatinya.
Zab dan Nadaia berjalan bersama menuju ke ruang VVIP restoran itu.
" Assalamu'alaikum!" sapa Zab saat pintu ruang VVIP itu terbuka.
" Wa'alaikumsalam!" sahut orang yang ada di dalam.
" Daddy! Mommy!" sapa Nadia.
" Akhirnya yang ditunggu datang juga! Masya Allah, siapa pemuda tampan ini? Apa dia yang bernama Zabran?" tebak mama Nadia.
" Iya, Ma! Ini Kak Zabran!" jawab Nadia tersipu malu mendengar pujian mamanya sehingga menghilangkan kesan bertemu secara tidak sengaja.
" Ayo, masuk! Masuk, nak Zabran! Kalo seperti ini orangnya, Mommy pasti akan langsung suruh ngelamar Nadia!" ucap mommy Nadia.
" Trima kasih, Tante!" jawab Zabran sambil menghela nafas.
Mereka kemudian duduk di dalam ruang VVIP sambil bercakap-cakap. Lima menit kemudian ada suara ketukan di pintu. Tok! Tok! Tok!
" Assalamu'alaikum!" sapa orang diluar ruangan.
" Wa'alaikumsalam!" balas Nadia dan semua yang di dalam.
Pintu terbuka dan semua mata tertuju kearah pintu ruang VVIP tersebut.
" Nadiaaaa!" teriak seorang wanita.
" Sofie? Ya Allahhhh!" balas Nadia kemudian berdiri dari kursinya dan berlari ke arah Sofie, mereka saling berpelukan sebagai sahabat.
" Gue kangen bangetttt!" kata Nadia.
" Gue juga!" sahut Sofie.
" Lu tahu darimana gue disini?" tanya Nadia.
" Lu sendiri? Mana suami lu?" tanya Nadia lagi.
" Assalamu'alaikum!" sapa seorang wanita.
" Wa'alaikumsalam! Yasmin?" ucap Nadia yang terkejut melihat Yasmin berdiri di belakang Sofie.
" Gue kesini sama Yasmin, mama lu yang undang!" ucap Sofie.
" Lu nggak mau peluk gue?" tanya Yasmin.
" Tentu saja!" jawab Nadia yang mengurai pelukannya dan mendekati Yasmin.
" Apa kabar?" tanya Yasmin.
" Fine!" jawab Nadia tersenyum.
" Ayo, masuk! Jangan di pintu begitu, tidak baik!" panggil mama Nadia.
Mereka bertiga kemudian masuk ke dalam, Zabran terkejut saat melihat Yasmin juga ada disitu.
" Selamat Siang, Om, Tante!" sapa Sofie dan Yasmin.
" Kak Zabran disini juga?" tanya Sofie.
" Kamu kenal dia, Sof? Ini pemuda yang sering di ceritakan Nadia ke Tante! Bagaimana menurut kamu? Zabran pantaskan jadi pendamping Nadia?" tanya mama Nadia langsung.
" Mama!" ucap Nadia terkejut.
Sofie menatap sahabatnya itu dengan pandangan tidak percaya, kemudian beralih ke Yasmin. Zabran yang juga terkejut hanya diam saja sambil menatap Yasmin dengan sedih. Suasana menjadi hening, mama Nadia mengerutkan keningnya menatap Nadia dan sahabat-sahabatnya.
" Kok, pada diam? Ayo kita makan! Tante sudah lapar!" kata mama Nadia memecah keheningan.
Mereka kemudian menduduki kursi yang ada di ruangan itu. Yasmin mengambil tempat di antara mama Nadia dan Sofie, sementara Nadia yang mengambil tempat paling akhir, terpaksa duduk di antara Zabran dan papanya.
" Apa kabar orang tua kalian?" tanya mama Nadia.
" Alhamdulillah baik, Tante!" jawab Sofie dan Yasmin bergantian.
" Tante baru tahu kalo Zabran ini pacara Nadia! Kalian pasti sudah lebih dulu tahu!" kata mama Nadia.
Sofie yang mendengar hal itu menatap Nadia dengan tajam. Sedangkan Yasmin hanya diam santai sambil emaminkan ponselnya. Zabran yang mendengar kembali mama Nadia mengatakan hal itu hanya diam tanpa melakukan pembelaan ataupun pembenaran.
" Kita makan saja dulu, Ma! Pasti semua pada lapar!" kata papa Nadia.
" Iya juga, Pa! Ayo kita makan! Kalo ada yang tidak sesuai selera, bisa ganti menu!" kata mama Nadia.
Selama makan, semua diam menikmati makanan masing-masing. Yasmin juga sangat menikmati makan siangnya tanpa memperlihatkan betapa sakit di dalam hatinya karena merasa dikhianati oleh sahabatnya sendiri. Yasmin tahu jika Nadia telah lama menyukai Zabran, karena gadis itu pernah mengatakannya langsung pada Sofie tanpa sepengetahuan Yasmin. Dan Yasmin tidak sengaja mendengar ungkapan hati sahabatnya itu saat itu.
" Nak Yasmin makannya kok, sedikit?" tanya mama Nadia.
" Saya memang akhir-akhir ini mengurangi makan, Tan! Karena saya akan menikah!" kata Yasmin.
" Alhamdulillah! Selamat kalo begitu! Pasti dia pengusaha dan sangat tampan!" kata mama Nadia.
" Alhamdulillah memang seperti itu, Tan!" kata Yasmin.
" Dia mau nikah dengan adik Kak Zabran, Ma!" kata Nadia.
" Benarkah? Wah! Kamu bisa jadi saudara beneran kalo gitu, sayang!" kata mama Nadia senang.
Yasmin hanya tersenyum emnatap mama Nadia.
" Saya permisi, Tan, Om! Ada teman yang sudah jemput untuk meeting!" kata Yasmin.
" Iya, sayang!" sahut mama Nadia.
" Gue cabut dulu, Sof! Nad! Ntar WA aja, Ok!" kata Yasmin pada Sofie.
" Ok!" balas Sofie.
Yasmin menyalami tangan mama Nadia dan memeluk kedua sahabatnya. Dia kemudian tersenyum pada papa Nadia dan juga Zabran.
" Duluan, Kak!" pamit Yasmin sambil menerima panggilan.
" Iya!" jawab Zabran datar.
" Assalamu'alaikum!" pamit Yasmin.
" Wa'alaikumsalam!" jawab semua.
" Gue udah selesai, lu tunggu aja disitu!...Nggak lah Ben! Gue mana berani!..."
Ben? Siapa laki-laki itu? Apa mereka hanya berdua? batin Zabran penasaran. Dia tebakar cemburu, dadanya terasa sesak mendengar Yasmin bicara dengan laki-laki yang tidak dikenalnya.
Ponsel Zabran bergetar, dia melihat sebuah notifikasi dari aplikasi hijaunya.
@ Gue sudah di resto, lu dimana?
@Gue sebentar lagi datang
balas Zabran
" Maaf, Om, Tante! Teman saya sudah datang, saya pamit dulu! Nanti saya kembali!" kata Zabran mencoba sopan.
" Oh, gitu, ya! Om masih mau ngomong-ngomong sama kamu!" kata papa Nadia.
" Nanti bisa, Om! Ini sangat penting soalnya!" kata Zabran.
" Ok! Bisnis first!" kata papa Nadia.
" Permisi Om, Tan! Semua!" kata Zabran dengan cepat.
Dia ingin menyusul Yasmin yang telah berani membuat janji temu dengan laki-laki padahal dia akan menikah. Nadia curiga dengan gelagat Zabran, tapi dia tidak enak jika harus pergi juga.
"