Pagi hari...
Du Ze saat ini berada di kedai pak tua Yun. Seperti yang di katakan Du Ze kemarin, Yun Ling sepakat bahwa dia akan ikut berpetualang dengan Du Ze. Ayahnya sebenarnya menolaknya namun Yun Ling bersikeras meminta untuk ikut dengan Du Ze. Dan pak tua Yun akhirnya menyerah dengan anaknya.
"Baiklah, untuk menjaga dirimu aku akan membiri mu ini pak tua." Du Ze kemudian memberikan pak tua Yun sebuah tehnik kultivasi kuat yang cocok dengannya serta roh iblis tingkat dewa dan beberapa pil untuk nya.
Pak tua Yun sempat menolak namun Du Ze memaksanya untuk mengambilnya. Setelah berpamitan Du Ze dan Yun Ling akhirnya pergi dari desa Tianyun.
Saat di perjalanan, Du Ze dan Yun Ling sempat bertemu sekelompok perampok. Mereka kemudian di cegat. Melihat ini Yun Ling sedikit khawatir, namun mengingat Du Ze berada di tingkat Emas Hitam Yun Ling kembali tenang.
....
"Serahkan semua barang milik mu!!, kalau tidak kau tak akan bisa keluar dari dataran tinggi ini!" Kata pemimpin perampok itu, kalu tidak salah namanya Xiao Lang.
"Mm... Minggir atau kalian akan menyesal!" Kata Du Ze yg avmcuh tak acuh
"Hah... Kau yang memaksa ku, serang dia!" Xiao Lang meminta anak buahnya untuk menyerbu Du Ze.
"Nona Yun, tunggu di sini. Aku akan mengurus mereka." Du Ze kemudian melesat dengan cepat ke depan.
"Huh... Dia sangat cepat." Xiao Lang
Tak butuh waktu lama, Du Ze memotong kaki dan tangan anak buah Xiao Lang satu per satu. Dengan kecepatan tingkat Emas Hitam itu beres dlm beberapa detik. Yang tersisa hanya Xiao Lang sendiri.
"Ah! S-sial! Dia sangat kuat." Xiao Lang sedikit gemetaran, dia hendak berbalik untuk lari namun dia tersandung batu dan terjatuh.
"Ah! T-tolong ampuni aku! A-aku minta m-maaf!" Kata Xiao Lang dengan gemetaran.
Du Ze hanya diam dan menatap Xiao Lang dengan tajam.
"Hm...beri tahu aku, kenapa kau merampok?" Tanya Du Ze dengan nada yg menekan.
"A-ah! A-aku, aku hanya ingin bertahan hidup! T-tolong, tolong ampuni aku!" Xiao Lang semakin gemetar.
"Huh...baiklah aku akan mengampuni mu, tapi dengan satu sarat." Du Ze sedikit memberi kelonggaran pada Xiao Lang.
"Ah! Terimakasih tuan. Aku akan melakukan apapun sarat yang tuan berikan asalkan aku ketap hidup.!" Xiao Lang kemudian berlutut dan berterimakasih.
"Hehe, mudah saja. Kau hanya perlu menjadi bawahanku, Bagaiman? Jika kau tak mau aku akan membiarkan mu hidup dan sebagai gantinya kedua kaki dan tanganmu harus di lepas." Du Ze
"Baik! aku akan mengikuti mu dan bersumpah setia pada tuan!. Jika aku melanggar tuan bisa menghukumku sesuka tuan" Xiao Lang
"Hehe, baiklah. Sebelum itu kita harus membuat perjanjian darah. Jika kamu melanggar aturan kamu akan mati seketika itu." Du Ze kemudian mengeluarkan sebuah kertas dan mengeluarkan beberapa darah binatang iblis.
Dia berencana membuat sebuah susunan di sebuah kertas. Ini adalah susunan sumpah pengikat jiwa antara tuan dan bawahannya, dimana itu akan mengitat jiwa seseorang dengan jiwa tuannya. Jika bawahan itu menghianati tuan nya, maka jiwanya otomatis akan di tarik keluar dan terbakar dengan sendirinya. Tapi ini memiliki kekurangan yaitu tuan dari bawahan itu tidak dapat sembarangan menarik keluar jiwa bawahannya, jika itu terjadi kedua jiwa mereka akan ditarik keluar dan terbakar. Sedangkan bawahan tidak memegang hak apa pun pada kendali susunan sumpah ini.
Du Ze mendapatkan tehnik ini dari perpustakaan keluarganya, tapi hanya dia yang tau kegunaannya karena itu terbuat dari bahasa kuno zaman kekaisaran angin salju.
"B-baik! Aku siap!" Xiao Lang
Du Ze kemudian menulis beberapa aturan di atas kertas menggunakan darah binatang iblis. Setelah itu dia membuat beberapa pola prasasti di atasnya dan dia kemudian meneteskan sedikit darahnya, lalu setelah itu dia menyuruh Xiao Lang meneteskan darahnya juga.
Setelah selesai Du Ze menyalurkan beberapa energi rohnya dan tak lama setelah itu susunan prasasti mulai aktif, lalu kertas itu mulai terbakar. Sedangkan di jidat Xiao Lang muncul titik bulat kecil secara tiba2.
"Baiklah, itu sudah selesai. Ingat, jika kamu berkhianat kamu akan merasakan jiwamu di bakar hangus." Du Ze
"Baik! Mulai sekarang aku akan mengabdikan hidupku pada tuan! Sebelumnya namaku Xiao Lang bersumpah setia pada tuan baru ku." Ucap Xiao Lang dengan semangat tinggi.
"Baiklah. Karena kamu menjadi bawahan ku, kau juga harus kuat." Du Ze kemudian mengeluarkan sebuah tehnik yang cocok dan kuat lalu dia memberikannya pada Xiao Lang serta beberapa pil.
Xiao Lang sangat terkejut, karena dia tak menyangka tuannya sangat baik. Dia kemudian menerimanya lalu berterimakasih dengan tulus.
Du Ze memerintahkan Xiao Lang untuk segera berkultivasi dan meningkat secepat mungkin sembelum mereka keluar dari dataran takdir langit. Ngomong2 saat ini Xiao Lang berada di tingkat Emas bintang tiga.
Du Ze kemudian kembali ke tempat Yun Ling, dia meninggalkan Xiao Lang yang sedah berkultivasi.
....
"Ah! Du Ze, apa yang terjadi dengan Xiao Lang. Kenapa dia tiba2 berlutut dan tiba2 gembira?" Yun Ling
"Hehe, mulai sekarang dia akan menjadi bawahan ku dan akan ikut dengan kita untuk berpetualang. Jangan khawatir aku sudah membuat sumpah dengan nya, jika dia berkhianat dia akan mati seketika." Kata Du Ze meyakinkan Yun Ling
"Ah! jadi begitu. Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" Yun Ling
"Kita akan menunggu Xiao Lang mencapai tingkat Emas Hitam dalam beberapa hari mungkin. Lalu bagaimana dengan mu, apa kamu tak tertarik utuk berkultivasi?" Tanya Du Ze
"Mm...aku juga tertarik, tapi aku tak tau bagaimana melakukannya" Yun Ling
"Hehe, jangan khawatir aku akan mengajarkan nya pada mu." Du Ze kemudian mengeluarkan kristal roh dan mulai mengukur kekuatan roh dan bentuk dunia roh milik Yun Ling.
Tak lama kemudian pengetesan selesai dan Yun Ling memiliki 77 kekuatan roh dengan atribut angin api dan dunia jiwa berbentuk tornado.
Du Ze kemudian mencari tehnik yang cocok dengan Yun Ling di dalam otaknya. Tak lama kemudian mucul sebuah buku dari tangannya, itu adalah tehnik kultivasi badai angin dan beberapa tehnik beladiri. Du Ze kemudian memberikannya pada Yun Ling.
"Hehe, mulailah berlatih aku akan tetap di sini dan menjaga mu." Du Ze
"Terimakasih Du Ze" Yun Ling yang menunduk tersipu.
Dia pun mulai berkultivasi dengan tehnik yang di berikan Du Ze.
.....
Satu minggu kemudian...
Setelah sekian lama berlalu Xiao Lang akhirnya menerobos ke tahap Emas Hitam bintang satu. Butuh banyak sumberdaya bagi nya untuk tetap menerobos. Namun karena dia bersama Du Ze dia tak perlu menghawatirkan nya.
Sedangkan Yun Ling, dia sangat berbakat dalam tiga hari yang lalu dia sudah mencapai tingkat Perunggu bintang lima dan sekarang dia berhasil menerobos ke tingkat Perak bintang tiga. Karena dia berhasil menerobos tingkat perak, Du Ze akhirnya memberinya hadiah roh iblis elang sayap api tingkat pertumbuhan dewa dan bermutasi. Begitu pula dengan Xiao Lang karena dia adalah bawahan nya maka dia harus kuat, Du Ze lalu memberinya roh iblis raja singa dengan tingkat dewa yang bermutasi.
....
Setelah persiapan selesai, mereka bertiga akhirnya bersiap untuk pergi. Namun sebelum itu Du Ze membuat beberapa surat untuk keluarganya dan teman2nya.
Dia memeberi tahu keluarganya bahwa dia tidak akan kembali dalam waktu yang cukup lama. Du Ze membuat alasan bahwa dia sedang berlatih dengan masternya dalam waktu yang cukup panjang untuk menembus tingkat Legend. Dia juga memberi tahu ayahnya jika para tetua dan anggota keluarganya sudah siap mereka bisa menunjukkan taring mereka dengan cara perlahan2. Du Ze juga memerintahkan ayahnya untuk tetap waspada dengan serikat kegelapan. Du Ze juga meminta ayahnya untuk merahasiakan kepergiannya saat ini kepada siapapun yang datang mencarinya karena dia tak ingin membuat masalah tiba2 timbul...
Sedangkan untuk teman2nya, dia memberi tahu mereka bahwa dalam waktu yang lama dia tidak akan ikut belajar di institut. Du Ze membuat alasan lain untuk ini, dia beralasan bahwa dia akan pergi ke dunia luar untuk melakukan penjelajahan dan berlatih sendirian karena beberapa hari yang lalu dia menerobos ke tahap perak dan bergabung dengan binatang iblis yang keluarganya berikan. Du Ze bilang bahwa dia sangat yakin dengan dengan cara ini dia dapat berkembang pesat dan akhirnya dapat melindungi kota kemenangan. Lalu Du Ze membuat salam untuk mengakhiri pesannya...
Setelah selesai membuat surat itu, Du Ze kemudian mengikatnya di kaki dua burung elang berbeda yang dia tangkap dan telah di manipulasi agar dia mengirim surat ini ke tujuan yang benar.
"Yosh, beres. Sekarang mari kita pergi." Du Ze
Mereka kemudian pergi dari dataran takdir langit....
....
.....
.......... : 3