Di depan gerbang raksasa...
Du Ze dan Nie Li saat ini berdiri tepat di depan gerbang besar. Itu adalah gerbang tempat pelatihan, itu di buat oleh spiritualis iblis Ye Mo dan kepala sekolah institut anggrek suci.
....
Beberapa waktu kemudian Lu Piao datang dengan satu set baju perang yg dia kenakan dan memegang dua busur dengan lima tas anak panah.
"Sudah ku bilang jangan membeli sesuatu seperti itu. Cukup busur dan anak panah saja!" Nie Li yg kesal dengan tingkah Lu Piao.
"Huh, aku kan ingin sedikit bergaya. Hehe." Lu Piao.
Mereka bertiga kemudian memasuki tempat latihan bersama. Sebelum itu mereka menuju ke tempat penjaga untuk melapor.
....
Di dalam tempat latihan...
Saat ini Lu Piao sedang berdiri tegak tak jauh dari domba bertanduk.
Dan karena dia sedikit gugup Domba itu melihatnya dan mulai mengamuk dan berlari ke arah Lu Piao. Menyadari ini Lu Piao segera berlari terbirit2.
"Sialan Nie Li. Dia menjadikan aku umpan, dia sangat kejam.!" Lu Piao
Nie Li sedikit kesal dengan Lu Piao.
'bocah ini. Di suruh diam, malah bergerak...' Nie Li
Kemudian Du Ze mengarahkan busurnya dengan sedikit gugup. Karena ini kali pertamanya memegang benda2 seperti itu.
Pest...
Suara tembakan busur. Anak panah yg di lumuri dengan racun melaju dengan kencang ke arah leher domba itu.
Jleb...
Anak panah yg melaju dengan kencang menancap tepat di lehernya. Domba itu kemudian terjatuh dan terlihat agak kejang2. Dan beberapa saat kemudian itu mati.
"Du Ze kau hebat juga. Dari mana kamu belajar menembak panah?" Nie Li
"Hehe... Maaf ini kali pertamaku melakukan ini." Du Ze
"Hah... Aku tak percaya itu. Ayo!" Nie Li
Mereka kemudian menghampiri mayat domba itu.
"Huh...huh... Sialan apa kalian ingin membunuh ku." Lu Piao
Du Ze dan Nie Li hanya mengernyitkan alisnya.
....
Waktu kemudian berlalu, mereka melanjutkan untuk melakukan perburuan. Mereka bahkan tak tidur semalaman....
....
Pagi hari....
"Huh...kita sudah membunuh 120 domba bertanduk dalam semalam, dan menghasilkan 1400 koin roh iblis. Setiap orang memperoleh sekitar 400 lebih koin roh iblis, ha ha.." Lu Piao
"Ayo, kita harus kembali ke institut. Nanti malam kita akan melanjutkan perburuan kita, itu akan kita lakukan selama satu satu minggu.
.....
.....
.....
Waktu berjalan sangat cepat dan kini sudah tujuh hari sejak mereka bertiga melakukan perburuan.
Mereka kembali ke tempat latihan bersama2 saat malam hari. Karena ini hari ketujuh dan malam ke delapan mereka memutuskan untuk berhenti berburu.
"Beberapa hari terakhir, kita sudah mengumpulkan sekitar 16,000 koin roh iblis. Ini cukup banyak untuk sekarang.
Dengan ini rencana ku akan sedikit mudah." Nie Li
"Nie Li, sudah tujuh hari tujuh malam kita sibuk bekerja, aku sangat ngantuk aku akan pergi tidur dulu." Lu Piao
"Baik, carilah tempat yg aman untuk istirahat. Besok kita tak perlu datang ke sini lagi, aku punya rencana lain." Nie Li
"Nie Li, ayo ajari aku tentang alkemis dan perasasti." Kata Du Ze.
"Huh...apa kau tak istirahat dulu?" Nie Li
"Aku tak terlalu ngantuk." Du Ze
"Haha, baiklah tunggu sebentar." Nie Li kemudian mengeluarkan beberapa buku dari saku baju nya dan menyerahkannya pada Du Ze.
"Pelajari ini dulu, jika kamu sudah menghapalnya kamu bisa meberi tahu ku." Nie Li
"Baiklah." Du Ze kemudian menerima buku itu lalu pergi ke atas pohon.
Nie Li juga pergi dia berlari menuju semak2 dan meng hilang.
Du Ze tentu sudah tahu tentang hal ini, Nie Li akan pergi berkeliling dan tak sengaja bertemu Xiao Ninger.
....
Di atas pohon Du Ze sedang membolak balik buku yng dia terima dari Nie Li. Itu ada empat buku, dua tentang aljemis dan sisanya tentang prasasti.
"Ini sungguh mudah, hanya butuh tiga menit bagi ku untuk menghafal semua nya.... Sekarang aku perlu mencari tungku dan memperaktekkan dasar2 alkemis dan juga aku membutuhkan beberapa kertas kosong untuk melatih prasasti. Sedangkan untuk darah iblis nya aku akan menggunakan darah domba bertanduk yg ku ambil diam2."
Du ze kemudian turun dari pohon dan berjalan menuju pintu masuk tempat latihan.
Dia berjalan keluar tanpa sepengetahuan siapa pun. Lalu dia pergi menuju pasar.
Beberapa saat kemudian dia sampai di depan toko peralatan. Dia kemudian masuk.
"Permisi! Apa anda menjual tungku untuk meramu dan beberapa kertas." Du Ze.
"Ah! Ya, tunggu sebentar nak." Pedagang itu kemudian beralih dari meja resepsionis dan berjalan menuju belakang.
"Ini, tungku perunggu dan beberapa kertas. Semuanya berjumlah 20,000 koin roh iblis." Kata pedagang itu.
"Apakah paman juga menjual cincin penyimpanan tingkat menengah?" Du Ze.
"Ya, tunggu!" Pedagang itu berbalik lagi.
Lalu tak lama jemudian dia membawa kotak kecil yg di dalamnya ada cincin perak berwarna hitam agak merah sedikit.
"Ini nak, itu seharga 150,000 koin roh iblis." Pedagang.
Du Ze lalu mengambil beberapa kartu keristal iblis dari dalam saku bajunya. Dia kemudian memberikannya pada pedagang. Sedangkan kertas dan tungku, dia memasukkannya ke dalam cincin penyimpanannya.
Dia berjalan keluar dan menuju ke arah tempat latihan lagi.
....
Sesampainya di sana dia kembali naik ke atas pohon, itu tak jauh dari Lu Piao berada.
"Baiklah, karena aku sudah tau dasar2 alkemis dan juga beberapa formula pil peningkat tubuh dan jiwa yg ku dapat dari perpustakaan keluarga, aku bisa mencoba untuk membuatnya."
"Keluarga ku tak tahu tentang formula ini kerena sebagian besar itu di tulis menggunakan bahasa kuno. Tapi karena aku menyalinnya ke otak ku aku jadi otomatis paham bahkan aku bisa mengartikan bahasa kuno berkat buku2 itu."
Du Ze kemudian duduk lotus dan memasuki dunia jiwanya.
"Aku akan berlatih di sini. Tapi semoga saja kekuatan ku cukup untuk mengendalikan api. Karena saat ini aku masih belum melakukan latihan apa pun pada bidang kultivasi."
"Aku berencana melakukannya saat setelah Nie Li memberi ku tehniknya."
Dia kemudian mengeluarkan tungku perunggu dari cincinnya. Lalu duduk tepat di depannya setelah mencari bahan2 yg dia butuhkan di dunia jiwanya.
Du Ze kemudian menyalakan api menggunakan energi jiwanya, karena dia memiliki atribut petir api itu adalah hal yg mudah bagi nya. Namun itu menguras tenaga jika di lakukan terlalu sering.
Api merah kemudian menyala di bawah tungku.
"Untuk mempertahankan nyala api aku perlu menambah kayu sebagai bahan bakar. Dengan ini aku tak perlu terlalu menguras tenaga." Setelah Du Ze mempersiapkan api dengan sempurna dan merasa bahwa tungku sudah cukup panas, dia kemudian mengambil bahan2 yg dia butuhkan dan menaruhnya di dalam tungku.
"Yosh, bahan bahan sudah di masukkan dengan sempurna, sekarang aku hanya perlu mengontrol api dengan sedikit energi jiwa dan kayu bakar." Du Ze melakukan itu selama satu jam penuh sampai akhirnya sudah waktunya untuk penggabungan pil.
"Bahan2 nya sepenuhnya sudah tercampur, sekarang aku perlu mengontrol pembentukan pil secara bersamaan dengan suhu api. Ini akan sulit." Du Ze kemudian menyalurkan enrgi jiwa dlm jumlah besar ke dalam tungku dan juga mengontrol api agar tetap menyala.
Keringat mengalir di dahinya, karena ini pertama kalinya dia meramu pil itu cukup sulit baginya.
....
Satu jam kemudian...
Du Ze akhirnya sudah selesai, namun dia cukup kelelahan. Banyak energi yg telah dia gunakan.
"Huh...huh... Sangat melelahkan. Seharusnya aku melakukannya nanti saja saat aku mencapai sepitualis iblis. Ini benar2 mematikan. Untung saja aku cukup baik dalam mengontrol energi jiwa, jika tidak aku mungkin sudah pingsan." Du ze kemudian berbaring di dekat pohon dan memuruskan instirahat sebentar.
....
Setelah istirahat selama satu jam Du Ze kembali dalam keadaan normal, karena jumlah energi di sini jauh lebih padat dari dunia luar dia dapat pulih dengan cepat. Dia juga tak perlu khawatir waktu di sini sepuluh kali lipat lebih cepat dengan dunia luar.
Dia kemudian beralih ke arah tungku. Disana dia melihat tiga buah pil berwarna hijau dan satu berwarna hitam.
Melihat ini dia segera mengambil pil yg berwarna hijau dan memisahkan yg berwarna hitam.
"Huh, aku tak menyangka dengan percobaan pertama aku dapat membuat pil peningkat tubuh dan satunya lagi rusak makannya berwarna hitam.... Aku akan menyimpan ini dulu."
"Untuk prasasti aku akan melatihnya nanti, sekarang aku akan keluar dulu." Dia kemudian duduk lotus dan mengosongkan pikirannya. Sosoknya tiba2 hilang dari dunia jiwa dan muncul kembali di tempat sebelumnya di dunia asli.
....
....
....