Adaline menatap tanpa jemu wajah Shem yang begitu kelelahan, ketampaban itu masih bersemayam. Pemuda yang luar biasa, di usianya yang baru mau menginjak 23 tahun sudah mengempu beban dan tugas yang begitu berat. Dengan gigih dan berani mengambil amanat dan resiko yang luar biasa hanya demi seorang putri yang telah surut masa kejayaannya menjadi manusia biasa yang juga sudah kehilangan semuanya.
"Sayangku, Shem ... kau pemuda yang luar biasa. Sungguh pengabdianku seumur hidup takkan bisa membalas semua perjuanganmu untukku, Suamiku. Aku tidak akan meninggalkanmu selama nyawaku masih bersemayan di diri." Suara hati Adaline, penuh haru dan kembali luruhnya air mata dari lubuk hati.