"Bagiku tidak ada yang lebih baik darimu, kamu perempuan yang terbaik. Dulu rakyatmu sangat mencintaimu. Kau juga sayang kepada mereka semua dan tidak pernah semena-mena, hanya saja nasib baik kurang berpihak kepadamu. Putri ... tolong menikahlah denganku. Aku ingin bahagia dan membahagiakanmu!" Abraham mengepalkan kedua tangannya.
"Aku tidak bisa meninggalkan Shem. Dia adalah jiwaku. Mengertilah, Abraham ...." Adaline meraih kedua tangan Abraham dan ia tempelkan di kedua pipinya sambil menangis lagi. Abraham mendekatkan dirinya sampai tak ada jarak lagi.
"Aku tidak tahu apa yang aku rasakan. Rasanya aku bukan lagi Abraham yang dulu, aku menjadi lelaki cengeng setiap melihatmu. Rasa ingin memilikimu yang begitu besar yang aku rasakan. Apa aku salah mencintaimu?" Abraham mengucap tanya sambil mengarahkan pandangannya ke arah Adaline yang masih menunduk dan masih menggenggam erat kedua tangan Abraham.