Kini pangeran Shem melaju dan entah berada di mana. Hanya dia yang tahu dan semua akan menunggu kembalinya Shem untuk menceritakannya nanti. Telah larut malam, sosok Adaline di istana Sadrach atau Masyayel itu tiba-tiba terbangun tengah malam merasakan kedinginan di sekujur tubuhnya.
Dia melihat tempat tidur paman Elliot yang posisinya di seberang tempat tidurnya itu. Paman Elliot tampak pulas dan tak bergerak sama sekali. Entah mengapa Adaline dilanda rasa rindu yang mendalam terhadap pangeran Shem. Dia mencoba terbangun dan ingin mengendap-endap menuju kamar kekasih tercintanya itu. Entah malam ini dia sedang merindukan belaian lelaki pujaan hatinya.
Dengan perlahan, dia mendatangi kamar Shem. Ia menyentuh gagang pintu kamar Shem yang sangat besar terbuat dari emas, dengan pintu yang tinggi besar sekali dihadapannya itu.
"Kenapa dikunci?" Batin Adaline. Biasanya dia dengan mudah membuka pintunya, tapi kali ini sulit ia lakukan.