Senyum Sheni sudah lebar dan matanya berkedip berkali-kali saat Zalina tiba di meja kerjanya. Zalina sudah hapal dengan ekspresi Sheni yang seperti itu. Itu adalah tanda dia penasaran pada suatu hal.
"Gimana kemarin?" tanya Sheni saat Zalina baru saja duduk di meja kerjanya.
"Sabar kenapa sih. Biar napas dulu kek," jawab Zalina cuek.
"Emangnya dari tadi nggak napas?" gerutu Sheni, kesal karena jawabannya di tunda. "Gimana ... gimana, Mr. Investor-nya, ok gak? Terus prospek ke kantor kita bagus gak?"
Bukannya menjawab pertanyaan Sheni, Zalina malah menyandarkan kepalanya ke punggung kursi.
"Yeee, ini anak ditanyain malah leha-leha."
Zalina membalas ucapan Sheni dengan lirikan tajam.
"Mbak Sheni sudah tahu kok bagaimana Mr. Investor kita. Dan aku gak sempat prospek tentang kantor kita ke dia."
Kening Sheni langsung berkerut. "Aku kenal sama orang itu?"
Zalina mengangguk.
"Siapa?!" tanya Sheni jadi tambah penasaran.