"Pak Bian" panggil Zalina, mencoba melepaskan tangannya yang ditarik lagi oleh Bian.
"Pak Bian!" bentak Zalina, pada akhirnya, karena Bian tidak mendengarkannya sama sekali.
"Kenapa? Mau nolak ke dokter lagi?"
"Oke, saya akan ke dokter sekarang. Tapi biar saya pergi sendiri."
"Nggak bisa. Aku akan ikut. Aku harus memastikan kondisi tangan kamu."
"Saya bisa pergi sendiri. Nanti akan saya laporkan hasil medisnya."
"Cukup!" kata Bian tegas. "Kita akan ke dokter bersama, dan jangan membantah lagi. Kalau kamu masih melawan, saya akan seret kamu seperti tadi, supaya semua orang tahu hubungan yang terjadi di antara kita."
Zalina membisu, melihat kemarahan yang ada di wajah Bian. Pria itu sungguh-sungguh terlihat khawatir padanya.
Bian masih menatap Zalina dengan ketat. Menunggu jawaban yang belum juga diucapkan.
"Bagaimana?" tanya Bian.