Steven nyaris tertawa mendengar pernyataan putrinya. "Kenapa kamu sekhawatir itu, sih? Padahal segalanya tentang kamu nggak mungkin menciderai ekspektasi mereka. Semua orang tahu kamu cantik, dan Papa yang paling tahu kalau kamu perempuan baik-baik."
Alexandra hanya menunduk, tak mungkin dia jujur tentang noda yang ada dalam dirinya pada sang Papa.
"Mungkin kekuranganmu cuma … kamu gosok bajunya lama."
"Papa," kesal Alexandra.
Dia sadar dirinya tak pandai menyetrika dan juga tugas rumah lainnya, dan dia paling tidak suka jika ada yang mengingatkannya tentang itu. Namun sang Papa malah tertawa melihatnya merajuk.
"Gini, sekarang Papa kasih kamu waktu sebulan buat ngenalin calonmu. Kalau sampai bulan depan belum ada, kamu harus coba kenalan sama laki-laki pilihan Papa. Gimana?"
"Nggak bisa gitu dong," protes Alexandra.
"Apanya yang nggak bisa? Kalau memang kamu nggak yakin bakal dapet calon dalam waktu dekat ini, mending nurut, coba kenalan sama laki-laki pilihan Papa."