Descargar la aplicación
2.57% BUKAN KUPU-KUPU MALAM / Chapter 5: HANCUR

Capítulo 5: HANCUR

Sesampai di rumah Mami Sania, Kartika di bawa ke sebuah kamar yang berada di lantai atas. Ternyata, di dalam kamar itu ada dua orang gadis lain yang sebaya dengannya. Mereka menatap Kartika penuh rasa ingin tau.

"Kau tidur bersama mereka, ingat jangan coba berbuat hal yang aneh-aneh," kata Teti sebelum meninggalkan kamar itu.

Kartika melangkah perlahan, ia melihat tas yang ia bawa ketika datang ada di sudut ruangan. Kedua gadis itu bangkit dan menghampiri Kartika. Lalu mereka mengajak Kartika untuk duduk.

"Sakit ya?" tanya salah seorang gadis itu. Kartika mengangguk, ia memang merasakan sakit. Tidak hanya karena malam pertama yang terpaksa ia lakukan. Tapi, karena sakit yang ia rasakan di hatinya juga.

"Namaku Neneng, dan ini Euis. Namamu siapa?"

"Kartika, teh."

"Jangan panggil teteh, kita seumuran kayanya. Panggil saja aku Neneng, kenapa kau bisa sampai ke sini?"

Kartika menatap Neneng dan, tanpa dapat ia tahan lagi air matanya kembali turun. Ia pun menangis tersedu-sedu. Dengan lirih di antara sedu sedannya Kartika pun menceritakan bagaimana ia bisa sampai ke rumah itu.

"Jadi, kamu masih sekolah? Ya Allah, tega sekali Ibu kamu ya. Sabar ya Tika, kita senasib. Aku dan Euis juga dijual kepada Mami Sania. Hanya bedanya kami dijual oleh ayah kami," kata Neneng lagi.

"Apa sebelum kemari kalian sudah tau kalau kalian mau dijual?" tanya Kartika.

"Tau, kami ini kakak beradik, hanya lain Ibu. Bapak punya 3 istri, aku anak dari istri bapak yang kedua , sedang teh Euis anak dari istri pertama bapak. Panen bapak gagal di kampung. Jadi, kamilah yang dikorbankan."

"Kenapa kalian mau?" tanya Kartika.

"Kami bisa apa? Ibu kami takut sama bapak. Bapak suka main pukul, apalagi kalau dibantah. Dan, bapak mengancam mau mencelakakan adik- adik kalau kami nggak mau."

Kartika menghapus air matanya perlahan. Ternyata, bukan hanya dirinya yang bernasib malang.

"Kalian sudah lama di sini?" tanya Kartika.

"3 hari, tapi katanya kita nggak akan di sini selamanya. Nanti kita akan di pindahkan ke Mess milik Mami Sania," kata Euis.

"Aku pengen pulang, teh. Aku masih mau sekolah," kata Kartika lirih.

Euis memeluk Kartika dan menepuk-nepuk punggung Kartika dengan lembut.

"Jika kita sudah masuk kemari, akan susah untuk keluar, kecuali ada yang mau menebus kita dan membebaskan kita dari Mami Sania," kata Euis

***

Saritem adalah sebuah lokalisasi yang terletak di Kota Bandung, Jawa Barat. Lokalisasi ini terletak di dekat stasiun kereta. Tepatnya di antara jalan Astana Anyar dan Gardu Jati.Saritem tak asing lagi bagi warga Bandung. Saritem secara tidak langsung sudah menjadi trademark untuk lokasi wanita penjual jasa.

Saritem lazimnya seperti kota-kota lain di Indonesia seperti Surabaya dengan Dolly, Yogyakarta dengan Sarkem, Makassar dengan Jalan Nusantara, Bogor dengan Gang Semen, dan kota-kota besar lainnya yang memiliki objek wisata kenikmatan.

Saritem dijadikan lokalisasi sejak zaman Belanda. Para wanita-wanita muda kala itu berjejer, dipajang dengan menggunakan kebaya di setiap rumah. Kebanyakan wanita- wanita tersebut didatangkan dari desa-desa dengan cara ditipu atau dipaksa, meski ada pula yang menawarkan diri secara terang-terangan.

Saritem awalnya didirikan oleh orang-orang Belanda yang tinggal di tanah Priangan ini. Saritem sudah ada sekitar tahun 1838.Saritem berasal dari nama gadis belia pedagang jamu, asal kota kembang Bandung bernama Saritem. Saritem memang berparas cantik dan berkulit putih. Pesona Saritem ternyata memikat seorang pembesar Belanda kala itu.Saritem kemudian dijadikan simpanan. Sejak saat itulah gadis Saritem menjadi 'Nyonya Belanda'. Namanya pun berganti menjadi Nyi Saritem.

Beberapa tahun kemudian, Saritem disuruh Kompeni Belanda tersebut mencari wanita untuk dijadikan teman kencan serdadu Belanda yang masih lajang.Kala itu, daerah Gardujati dijadikan sebagai markas militer serdadu Belanda. Untuk kegiatan itu Saritem difasilitasi sebuah rumah yang lumayan besar. Lambat laun wanita-wanita cantik yang dikumpulkan Saritem bertambah banyak.Saritem mengumpulkan perempuan-perempuan dari berbagai daerah dari Bandung dan sekitarnya, seperti Cianjur, Sumedang, Garut, dan Indramayu.

Sejak itu nama Saritem mulai terkenal. Yang datang ke rumah yang dikelolanya pun bertambah banyak. Tidak hanya dari kalangan serdadu yang lajang, tapi serdadu lanjut usia pun juga berdatangan ke tempat Saritem.

Beberapa warga pribumi juga ada yang datang. Hal ini membuat teman-teman Saritem yang juga menjadi simpanan tentara Belanda tertarik membuka usaha serupa. Mereka rata-rata perempuan bekas binaan Saritem.

Sejak perang kemerdekaan 1945 markas militer serdadu Belanda berhasil dikuasai pejuang Republik Indonesia. Namun, bisnis Saritem tidak tersentuh.Meski Saritem telah tiada, toh tetap saja masyarakat mengenal lokasi itu dengan sebutan Saritem. Selanjutnya rumah-rumah penduduk pun berdiri di sekitar lokasi Saritem.Lokasi Saritem berada di tengah-tengah pemukiman penduduk. Inilah yang membuat warga tidak menggubris keberadaan lokalisasi Saritem.Pasalnya, lokalisasi itu telah berdiri lebih awal dibanding pemukiman warga. Bahkan kala itu banyak warga dari berbagai daerah membuka pemukiman di sekitar lokalisasi untuk mengais rupiah dari bisnis Saritem ini.

Termasuk juga Mami Sania. Ia memiliki sebuah rumah yang cukup besar yang ia gunakan untuk bisnis kotornya. Ia mengumpulkan gadis-gadis yang berasal dari Indramayu, Kuningan dan sekitarnya. Pelanggan- pelanggan Mami Sania cukup banyak. Begitu juga dengan gadis - gadis yang 'bekerja' untuknya. Tarif masing-masing gadis berbeda-beda sesuai dengan usia dan juga wajahnya. Yang berwajah cantik dan masih belia seperti Kartika tentu saja memiliki tarif yang tinggi. Bahkan, Mami Sania memiliki langganan yang bisa dikatakan bukan orang sembarangan. PNS, pengusaha, bahkan ada beberapa yang merupakan orang-orang 'Penting' di kota Bandung. Untuk langganan esklusif, tentu tidak akan menyewa kamar di lokasi. Tapi, di hotel berbintang. Anak buah Sania yang biasa akan mengantarkan 'paket' nya ke hotel tersebut.

Melihat wajah Kartika yang cantik dan usianya yang masih muda membuat Sania memutuskan untuk menempatkan Kartika bersama Euis dan Neneng. Bagi Sania ketiga gadis itu akan menjadi tambang emas untuknya. Jika sudah tidak laku, barulah Sania akan memindahkannya ke Saritem. Sania sendiri sudah menggeluti dunia hitam ini sejak ia bercerai dari suaminya. Merasa sakit hati karena suami menikah lagi, Sania justru sengaja menceburkan diri dalam lembah hitam. Dia tidak memiliki anak. Keluarga Sania sendiri sudah lama membuangnya karena mereka merasa malu dengan kelakuan Sania.

Tapi, Sania tidak peduli semua itu. Ia tidak peduli juga dengan omongan orang yang menghina dan merendahkannya. Bagi Sania yang terpenting adalah yang dan segala kemewahan. Masa bodoh dengan omongan orang.


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C5
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión