Mia membeku di tempat. Berkat kata-kata Candra, dia pun tahu bahwa Petra sedang membicarakan perubahan pada hati Wira. Mia mengernyitkan alisnya. Jauh di dalam matanya yang hitam, tatapannya serius.
"Kau tidak mau membujuknya?" tanya Candra, kemudian menghela napas pelan. "Kalau seperti ini, dia akan melangkah semakin jauh."
Petra menyeruput kopi yang berada di depannya, namun setelah meletakkan cangkirnya kembali, dia tidak kembali mendongakkan pandangannya. Dia hanya berkata dengan suara tenang yang sama, "Kalau hatinya masih berada padaku, aku mau membujuknya…." Bibirnya tersenyum dengan masam. "Tapi sepertinya sudah tidak bisa."
Candra menghela napas dengan berat. "Dulu, dia adalah orang yang sangat tenang. Dia selalu tahu ke mana dia melangkah…. Aku hanya berharap kali ini dia tidak tersesat."
Petra tetap diam. Wajahnya yang tampan tampak tak acuh seperti biasanya, seolah, kecuali Mia, tidak ada yang bisa mengubah suasana hatinya sekarang.