Mia tidak tahu bagaimana lagi harus menunjukkan jeritan di dalam dirinya. Rasanya seperti ada ribuan kuda yang berderap dan meringkik di rerumputan di dalam dadanya… tak bisa keluar, namun tak bisa berhenti.
Semua orang menatap Mia dengan tercengang. Orang-orang dari kedua perusahaan, media, dan yang lainnya terkejut mendengar kata-kata Petra yang tanpa tedeng aling-aling.
"Mia?" Daran menelan air liur dan menatap Mia. "Istri yang dimaksud Pak Petra… itu kamu?"
Fira tiba-tiba meledak, "Astaga, Kak Mia, kau benar-benar istri Pak Petra?" Setelah menanyakannya, dia tersentak, seolah tersambar petir yang menyadarkannya. "Ah, tolong, seseorang, cubit aku! Aku tidak tahu bagaimana harus mencerna kenyataan ini."
Karena ujaran Fira, Layla dan yang lainnya langsung mulai bertanya, dan Mia rasanya bisa menangis tanpa air mata.