Malam itu, setelah hujan, udara benar-benar dingin. Suara cello yang rendah dan memikat memenuhi sekeliling mereka. Rasanya lembut, seperti tangan yang mengelus pipi, dan sentuhannya dihiasi rasa kasihan….
Mia tahu Julian bisa memainkan banyak alat musik, tapi yang paling dikuasainya adalah piano. Dia tidak menyangka bahwa Julian yang bermain cello akan tampak seindah ini.
Tubuh Julian sedikit bergoyang ketika menggesekkan busurnya, namun matanya yang menatap lembut dan dalam tidak pernah meninggalkan Mia…. Julian menatap menembus matanya, seolah ingin melihat ke dalam jiwanya.
Nada terakhir mengalun pelan, dan tangan Julian, yang memegang busur, sedikit terangkat, dan senar-senarnya berangsur berhenti bergetar.
Sebuah senyum samar muncul di bibir Mia, sebuah senyuman yang tampaknya meringankan ketegangannya.
"Bagus, tidak?" tanya Julian dengan senyum lembut.
Mia mengangguk. "Bagus sekali!"